Selasa, September 14, 2004
Bom meledak
Saat itu kamis 9 September 2004, jam 10.20, telivisi diatas bed RSCM dimana dua anakku lagi ditransfusi, menyiarkan terjadinya ledakan hebat di depan kedutaan Australia, saya tidak terlalu menanggapi berita itu, sebab mataku tertuju kuat pada saluran darah yang menghubungkan dua tangan anaku ke labu darah, aku takut terjadi emboli/masuknya udara dalam darah yang mengakibatkan fatalnya kehidupan pasien. Tetapi tidak lama kemudian banyak pasien yang berdiri untuk melihat telivisi diatas anaku berbaring, ada ledakan dahsyat, ada ledakan di kuningan, akhirnya salah seorang orang tua pasien bnerdiri diatas bed meraih televisi mencari siaran yang lebih jelas perihal ledakan di depan kedutaan australia, akhirnya antv yang didapat menyiarkan puing kehancuran akibat ledakan, masih adakah ledakan yang menghancurkan manusia-manusia tidak berdosa, pikirku,
Isnin, September 06, 2004
Walimah Perkawinan Keluarga yang terkenan Thalasemia
Walimah itu sangat penting bagiku, bagaimana ia bisa menghantarkan anaknya hingga ke jenjang perkawinan, sambil membesarkan anaknya yang lain yang terkenan thalasemia, Undangan ini datang dari Janda Almarhum Pak Haris, sesama anggota POPTI, ia mempunyai dua anak laki, yangh besar ini yang lagi menikah namanya kunce sedangka adiknya dida yang sedang menderita thalasemia dan sekarang kuliah di Universitas Pancasila, Hebat bagiku, belum tentu aku bisa begitu, atau siapa tahu,
Didalam walimah perkawinan itu, Yasin kubawa serta bersama ibunya, sambil menghibur dirinya untuk jalan-jalan dihari minggu melihat kesibukan Jakarta, betapa rewelnya yasin terhadap segala makanan, ditolaknya semua, nafsu makannya berkurang dan wajahnya memucat.
Didalam Walimah perkawinan itu saya bertemu dengan sekretaris Popti Pak Andri Hasan, ia telah kehilangan istri tercintanya dan seorang anak ( penderita Thalasemia ) si Dessy, pembicaraan terasa hangat sebab lama tidak ketemu, dan sama2 tergenang dalam duka nan tak padam
Didalam walimah perkawinan itu, Yasin kubawa serta bersama ibunya, sambil menghibur dirinya untuk jalan-jalan dihari minggu melihat kesibukan Jakarta, betapa rewelnya yasin terhadap segala makanan, ditolaknya semua, nafsu makannya berkurang dan wajahnya memucat.
Didalam Walimah perkawinan itu saya bertemu dengan sekretaris Popti Pak Andri Hasan, ia telah kehilangan istri tercintanya dan seorang anak ( penderita Thalasemia ) si Dessy, pembicaraan terasa hangat sebab lama tidak ketemu, dan sama2 tergenang dalam duka nan tak padam
Langgan:
Catatan (Atom)