selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Jumaat, Februari 10, 2012

Akhir Tahun di Emergency Rumah Sakit









Kamis 1 Desember 2011


03.04 terbangun, ternyata bak air kosong
03.10 narik slang air di bantu Astari
03.30 Tahajudan, istri ikut shalat, setelah shalat istri menyiapkan makan sahur dengan 4 sendok nasi
04.04 keluar menuju Musholah
04.30 memberi tausia agama dengan makmum sebagian, tidak sampai sepuluh, dibandingkan kemaren makmumnya hanya istri.
05.06 periksa kesiapan motor ternyata ban belakang kempes lagi, sudah terbayang sibuknya pagi ini.
07.00 mendorong motor ke bengkel pertama sejarak 200 m dari rumah, isi angin, kendarai motor dan sewaktu jalan terasa goyang kempes lagi langsung masuk bengkel ternyata ngak apa2, kendarai motor lagi 07.30 ban pecah angin habis masuk bengkel, ternyata alat kerja ngak punya, dorong lagi 08.18 masuk bengkel lagi ganti ban dalam, he he he sudah 4 bengkel pagi- pagi ini he he he.
Jam 08.30 ganti ban luar di bengkel ke 5 dilokasi SPBU, ada rasa khawatir dijaman kebohongan yang merajalela yaitu harga ban yang mahal tapi tidak ada kenyakinan bahwa yang di beli asli.
Memang baru kali ini setelah hampir bertahun- tahun berlangganan ban buangan pabrik yang dijual bengkel langganan sebagai ban bekas.
Jam 09.00 keluar bengkel setelah ban luar belakang dipasang.
Jam 10.00 Bank Muamalat Yayasan Sudirman Cijantung Jakarta Timur.
Parkiran motor penuh, ada apakah akhir tahun 2011?
Jam 10.08 sudah masuk antrian nasabah bank Mandiri Plaza PP Simatupang, berdiri di urutan ke 7, lumayan.
10.40 urusan bank Mandiri selesai
jam 11.00 masuk kantor
Jam 11.45 menjumpai utusan BPPT di jalan Fatmawati untuk mengklearkan rencana kunjungan ke Lapangan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Panas Bumi Geothermal 3MW KAMOJANG. Si orang utusan tidak diberi kuasa untuk bicara, sebaiknya menghubungi telepon, o ini ada yang tidak pas pikirku.
Jam 12.05 shalat Dzhuhur di masjid ujung jalan Fatmawati ruas Panglima Polim ke Fatmawati.
Setelah itu memasuki Jakarta mengikuti ekor kemacetan Panglima Polim siang hari ini
Jam 13.00 memasuki Poltekes III Hang Jebat Jakarta Selatan.
Jam 16.00 acara peninjauan lapangan untuk 3 kegiatan yang berjalan ( Pemasangan timbal ruang Thro, rehab Tem, Renovasi Asrama, hanya Rehab Direktorat yang belum jelas SMPK ).
16.02 shalat Ashar di Masjid RSP Pertamina.
17.00 di serang hujan lebat di Cibubur.
Sejak tadi bermotor dari blok M melihat langit berwarna gelap hujan akan turun, t
ernyata hujannya di Cibubur, saat mencari tempat berteduh untuk memasang plastik hujan, susah sekali.
17.50 saat shalat Maghrib tiba, sambil melepas plastik hujan dan memeras ujung celana, shalat di Cileungsi, sekitar 4 km dari rumah




Jumat 2 Desember 2011

Jam 03.30 terbangun tetapi sudah termasuk terlambat, sebab belum memasang slang air dan saya lebih berat memilih mengerjakan shalat tahajud sebab dalam hidup tenggang satu hari ini banyak peristiwa yang harus minta tolong selalu pada Allah SWT.

03.51 istri mengantar teh panas dengan kalimat kopi sanchetan habis, saat mana saya harus keluar rumah untuk memasang slang air, minum teh panas di udara luar dingin sangat enak.

04.04 pasang slang air dan berjalan menuju musholah tidak lama adzan shubuh pasti terdengar.

04.06 adzan shubuh terdengar tetapi musholah dalam keadaan terkunci

04.07 adzan shubuh diluar musholah dan tidak menggunakan mike pengeras suara

Shalat sunah di luar musholah, tidak lama pak Rudy datang, saya sedang shalat, ia terlihat kembali kerumah mengambil kunci darurat.

04.10 saat pintu musholah dibuka ternyata didalam ada kunci musholah mengeletak dilantai, ini diperkirakan yang terakhir menutup musholah energinya kelewatan, memang parkir kunci itu di ambang kayu pintu musholah, hanya kelebihan, masuk jatuh kedalam.

04.11 shalat shubuh berjamaah.
tidak ada tausia hari ini, buku yang saya jadikan pegangan sudah saya siapkan, tetapi makmumnya memilih membicarakan telah di bebaskan empat orang Puri Cileungsi yang ditahan Kepolisian sejak Demo galian pasir beberapa minggu lalu.

11.15 berjalan ke Masjid kompleks Perumahan Puri Cileungsi, setelah shalat selesai hujan deras turun, cukup deras sampai terhalang orang pulang kerumah, banyak yang duduk dan tidur tidurn.
Saat hujan agak redah tetapi kasih deras juga sekitar jam 12.30 pulang dengan basah kuyup, cukup lama berbenah sambil menanti redahnya hujan,
Jam 14.00 keluar rumah berjalan, Fifi dan ibunya naik ojek sepeda motor
saya memilih jalan kaki, lumpur sepanjang jalan yang dilewati, hanya setelah ketemu aspal saja lumpur hilang berubah menjadi mobil dan motor yang berebut dijalan aspal yang sempit, terasa jikalau jalan kaki berlumpur sudah lama ngak dilakukan, aslinya dulu ya begini, Gandoang, lumpur, lampu mati, Fifi dan ibunya sudah dipinggir jalan menunggu, naik angkot menuju perempatan Cileungsi.

14.48 tiba diperempatan Cileungsi.
Terlihat bapak2 dan ibu duduk tenang didepan rumahnya, tanpa bersusah payah keluar dari rumah, saya harus memperbesar semangat untuk meraih sesuatu yang lebih, tidak terasa sudah naik angkot 121 tujuan Kp Rambutan, jalanan cukup sepi lalu lintas lancar.
15.04 macet di Perbaikan Jembatan Cikeas
pengerjaannya termasuk mengejar waktu sebab pekerjaan kontruksi berakhir Desember.
15.08 terdengar adzan Ashar di masjid kecil di Kranggan, sementara angkot yang dinaiki masih melintas cepat di titik itu.

Jam 15.29 memasuki Kp Rambutan

jam 15.30 mengerjakan shalat Ashar di masjid Direktorat Hukum Hankam

Jam 16.00 Bus besar ber AC tujuan Garut terlihat keluar dari terminal, pintunya dibuka langsung naik, deret ke tiga belakang sopir.

jam 16.40 bus yang dinaiki tujuan Garut memasuki tol Kampung Rambutan menuju Garut.

jam 16.35 Kota Delta Mas Kerawang.

Jam 17.48 memasuki Purbalenyi ruas tol Cikampek - Bandung - Cileunyi, panorama menjelang maghrib.
17.56 memasuki pengisian bensin km 73.200, masih wilayah Cikampek. Dalam kesempatan ini Fifi dan ibunya minta ijin ke peturasan untuk buang air kecil.
19.00 bus yang keluar dari jalur tol di Padalarang, sekarang mulai bergerak meninggalkan Padalarang, dengan muatan penumpang penuh, didalam bus ikut juga seorang anak 5 tahun yang mengamen dengan nada yang monotone

19.19 bus Karunia bhakti yang dinaiki tujuan Garut, menurunkan penumpang di atas jalan tol, dalam situasi minim penerangan jalan raya di kawasan atas Kopo, terlihat sekelumit ramainya kota Bandung tanpa harus memasukinya.

19.46 memasuki Celenyi sebagai akhir jalan tol yang panjang dari Jakarta.

20.00 Menyimpang dari jalan raya utama, kalau lurus ke Tasikmalaya dan belok kanan ke Garut.

20.31 Turun dari bus di Tarogong, jalan kaki bertiga memasuki jalan kekanan, mengharap angkot sangat jarang, salah seorang di pinggir jalan mengatakan Hotel Tirtagangga itu jauh, biarlah kita berjalan bertiga, dijalan yang sempit dan gelap.
Dengan banyak berbaris hotel besar dan kecil disepanjang jalan ini.

21.00 ada angkot lewat dari berlawanan saya minta putar dia mau mengantar ke hotel Tirtagangga

21.10 turun di halaman hotel dan seluruh area parkir terlihat penuh oleh tamu hotel,

21.11 Di lobby hotel Tirtagangga
Nama tidak ada dan harga kamar naik sebab akhir minggu, saya merasa pihak BPPT yang harus meorder hotel tapi nyatanya hingga saya di depan front officer hotel Tirtagangga nama saya tidak ada, putuskan untuk mencari hotel lain.

Keluar dari hotel Tirtagangga 21.15 saat keluar masih sempat menceritrakan jikalau orang yang terlihat masih mandi berendam air panas ini menikmati fasilitas hotel yang cukup mewah.
Melewati masjid depan hotel dan saat bertiga merubah langkah, sempat ditanya oleh seorang yang berdiri dipinggir jalan itu, pertanyaan itu untuk memperkuat niat, jawaban saya, mau shalat, tempat shalat kan ini, saat pintu masjid telah terpegang, pintu dalam keadaan terkunci.
Masjid di kunci, tidak habis pikir saya masjid dikunci, tiba- tiba pintu di samping masjid terbuka dan terlihat seorang tua yang belum tua- tua amat, menyembulkan wajahnya, mau shalat, ntar saya buka in pintu, untung saja pemegang pintu masjid orang muslim yang shalat, Israel itu ribut gara- gara kepingin memegang pintu kota lama dimana masjidil Aqsho berada didalamnya, kalau pintu kota lama di kuasai Israel, saat datang waktu shalat pintu tidak dibuka, umat Islam tidak bisa shalat, memangnya perkara itu habis disitu saja, ya melakukan perlawanan orang- orang yang akan shalat dan terkunci pintunya.

Setelah mengerjakan shalat Maghrib dan Isya berjamaah bertiga dengan Fifi dan Mamanya dengan terhalang papan pemisah makmum wanita dan pria, bubur ayam didepan masjid kecil depan hotel Tirtagangga Tarogong Garut dilahap dengan Fifi.
Saya sendiri hilang keinginan laparnya untuk menyantap bubur panas itu, sebab setelah Shalat ada SMS masuk jikalau tidak ada team BPPT turun hari ini, tidak perlu berfikir nginap lagi, malahan harus pulang.

21.30 berjalan bertiga menuju pertigaan jalan raya, bersuasana gelap dengan raungan sepeda motor anak muda Cipanas yang tak berlampu, bermotor kecepatan tinggi tidak berlampu kan membahayakan orang lain dan dirinya sendiri, apalagi sekarang saya bertiga istri dan Fifi, berjalan di jalan raya gelap, untungnya motor itu dari arah berlawanan kemana arah kami bertiga berjalan.

Fifi nya mulai bersuara kecapaian, tas ranselnya diambil istri sehingga Fifi melenggang bebas tanpa beban.

Panorama romantis temeraman hotel- hotel berjajar di kiri jalan, design hotel yang berjalan bebas, ada berbentuk Toraja, ada berbentuk minimalis, ada berbentuk romawi, dan banyak berbentuk fungsional, berfungi apa ya bentuk nya menurut fungsinya.
22.00 malam betul- betul larut, kami bertiga yang hanya sekedar berbangga diri kerena berTuhankan Allah SWT, menyusuri bumi Allah dengan shalawat dan doa.
Angkot sudah tidak lagi diharap hadirnya, ada dua ojeg sepeda motor mendatangi kami satu persatu, bagaimana kami akan naik ojek, disuatu kawasan yang tidak dikenal, bersuasana gelap dan ber rangsel dan berjinjingkan tas kresek giant superstore yang didalamnya ada cadangan makanan berupa, snak dan jeruk, lagi pula berjalannya kita sudah jauh sejak hotel Tirtagangga tadi, kalau mau naik ojek ya sejak awal, akhirnya tetap berjalan.
Hamparan sawah subur terbentang luas di keremangan malam jam sepuluh itu, dikejauhan pantulan sinar lampu rumah penduduk terlihat dari bayangan air sawah, bunyi gaduh gerujukan jatuhnya air selalu di tanya oleh Fifi, ada air disana pa, ada jawabku, air di rumah kita kering disini di buang- buang.

Dijalan yang agak menikung, pohon besar dengan tajuk daunnya yang melebar, disaat mana terdengar dari kejauhan suara giring- giring di iringi dengan suara kepak plak plok plak plok dari kejauhan, istri langsung memegang pundak mas suara apa itu, istri minta mampir kewarung yang masih terbuka dengan jualan yang banyak, ada jualan makanan matang yang sudah habis, dan ada kelapa hijau yang butir- butir nya digeletakan di depan warungnya, mau kemana pikir pemilik warung yang sudah ngantuk dan hendak tidur itu, memanfaatkan sisa waktu dengan menutup warungnya, mau ke jakarta jawabku menenangkan, si pemilik warung itu melihat jam dan ia mengangguk, ya sebentar lagi ada bus Karunia Bhakti akan lewat menuju ke Jakarta, tetapi bukan dijalan ini, diujung jalan ini akan menjumpai jalan utama menghubungkan kota - kota, saya mengangguk- angguk untuk menyatakan benar.

Tiba- tiba dari arah gelap jalan raya sempit yang membentuk lorong rimbunnya pepohonan peneduh pinggir jalan di tengah malam, keluar andong dengan dua orang diatasnya yang satu kais andong dan yang satu penumpangnya, sebelumnya istri sempat terkesiap tapi diam tapi saat andong itu lewat dengan kudanya yang berlari tegap, istri saya terlihat tenang, bukan andong hantu pikirnya, bisa saja andonh hantu buktinya sekarang ngak ada lagi kataku, akh mas main- main, ngak coba lihat mana andong itu diujung jalan sana sudah tidak ada, dan diujung gelap jalan belakang juga ngak ada andong, ya udah lewat kata istri, tenang, yakin khan, takut itu dari hati.

Fifi menunjuk ke makanan kesukaannya yaitu permen karet, saat akan meninggalkan warung itu untuk melanjutkan jalan kaki lagi, istri mengeluarkan uang selembar dua ribuan, ngak ada kembalian kata bapak itu seraya mengambil joly stik juga sejenis makanan anak2, sambil mengulum permen itu, Fifi masih bersemangat berjalan lagi menuntaskan jarak yang tak jauh lagi, tikungan terakhir yang berpenerangan cukup berlimpah hanya terjaga beberapa tukang ojeg yang bergurau sesamanya, berjalan terus memasuki ruas jalan terakhir sebelum berakhir di pertigaan jalan utama Garut dan kota- kota lainnya.

Pertigaan itu sangat sepi 22.30 hujan yang tadi sore turun sekarang membasahi emperan toko yang telah tutup, saya mencari tempat untuk duduk, tapi basah dimana- mana.
Menyebrang jalan sebab disitu saya melihat ada tiga anak mudah berdiri dan duduk di kounter Hp yang masih buka, setelah dekat anak2 muda tengah malam Garut itu mempersilahkan istri untuk duduk, dia cepat berfikir mau ke jakarta pak, katanya, sebentar busnya datang, perkiraan bapak tepat, sebab umumnya orang sini kalau hendak ke Jakarta pasti sejak satu jam yang lalu sudah berdiri di sini, bapak hanya beberapa menit saja.

Betul, jam 22.33 bus yang mematikan lampu itu datang dengan wajah gelapnya, hanya tahu jikalau ada benda besar datang mendekat perlahan- lahan, saat itu bus memberi tanda dengan tembakan sekejap sorot lampunya, mungkin untuk bertanya apakah betul mu naik bus ini, saya mengayunkan tangan agar bus itu mau berhenti, Kp Rambutan2 disebutnya berulang kali sehingga saya mulai naik, bus yang menyenangkan tetapi semua tempat duduk bertiga telah diisi orang baring merebahkan diri, akhirnya saya memilih duduk dibelakang sopir mengambil tempat duduk bertiga dan Fifi duduk di tengah, bus langsung berangkat, Garut di tinggalkan, udah shalat Maghrib dan Isya di Tarogong Garut, dan Fifinya udah makan bubur depan masjid tadi.
22.46 Kecamatan Leles
23.00 Kecamatan Kadungora
23.25 Pertigaan Bandung Tasikmalaya Garut





Sabtu 3 Desember 2011

Jam 00.01 bus Karunia Bakti masih nongkrong di ujung jalan tol Cileunyi sisi kota Bandung sebelah Timur, si sopir bus menerima susu panas di udara malam dingin Bandung dari anakbuah bus yang membelinya dipedagang malam, saya sih kepingin juga hanya saja kok tidak yakin jikalau itu susu murni.

Dari balik jendela kaca bus terlihat hamparan tempat bus berhenti sementara itu ditengah malam datar dan sepi, diujung- ujungnya ada deretan warung yang tutup malam ini. Sudah bisa dipastikan jikalau siang tempat ini tidak mempunyai tempat peneduh seperti pepohonan yang memproduk oxigen, sehingga penampilan nya akan gersang, dingin kerena mendapat tiupan angin lembah, tapi kering kerena tidak adanya pepohonan yang menaunginya, kasihan, suatu wilayah yang di sia- siakan oleh suatu sistim pemerintahan desa yang asal bapak senang, bisa membayangkan seorang kepala desa atau kepala wilayah yang mati langkah untuk berbuat amal buat wilayahnya, padahal potensi alamnya sanggup menyegarkan mata dengan aneka ragam tanaman hias dan bunga- bungaan seperti kota Kunming Chinna Selatan.

Masyarakat Bandung bangkitlah, anda mempunyai potensi untuk maju, jangan mau dirimu dijajah oleh kebodohan pimpinanmu, jadikan Cileunyi sebagai pusat pasar bunga seluruh negeri, Kementerian Pekerjaan Umum telah menyediakan tol yang panjang hingga Cengkareng untuk mengirimkan secepatnya bunga- bunga beraneka warna hingga memenuhi pasar Eropa, Turki, Arab dan Asia Timur.

Jam 00.30 perlahan- lahan bus keluar dari parkiran ngetemnya dan memasuki pintu tol Cileunyi, langsung saya bilang dengan istri siap memasuki tidur panjang, sebab ujung jalan tol ini sampai ke Kampung Rambutan Terminal.
Saya meraba didalam gelap sebab penerangan bus dimatiin, tas pakaian untuk mencari sarung, untuk diselimutkan ke leher agar leher tidak terangsang dingin dan membangkitkan batuk.
Tanpa melihat jam, dan antara sadar dan tidak, bus berkecepatan tinggi itu mengerem mengurangi lajunya sebab terhalang dengan kendaraan pribadi yang berjalan berlahan akibat macet.
Tapi hal itu tidak berlangsung lama.
Bus berjalan lagi.
Jam 02.51 tersadar saat lampu penerangan bus dinyalakan dan awak bus berteriak Kampung Rambutan, Kampung Rambutan
Istri terbangun dari tidur duduknya, Fifi antara malas dan semangatnya, mulai duduk, awak bus menurunkan barang barang penumpang antara lain sayuran hasil produksi dataran tinggi Garut.
Cukup lama bus menurunkan barang, bus bergerak lagi dan turun di jalan baru ( 03.01)
Menunggu angkot 121 jurusan Cileungsi - Kp Rambutan.
Jam 03.15 Angkot lanjutan dari Cileungsi ke Gandoang ngetem cukup lama
Jam 03.30 masuk rumah, Langsung narik slang untuk nyambung air tanpa sempat ganti baju dulu, memerangi ngantuk shalat tahajud.
04.06 jalan ke Musholah, adzan dari masjid lain sudah berkumandang.
04.50 sarapan sekedarnya dan masuk tidur.
06.15 terbangun sebab sakit perut
06.20 Dlhuhaan
07.00 masuk tidur lagi.



Minggu 4 Desember 2011

Jam 03.10 terbangun sebab perut melilit dengan suara bergemuruh, bahaya pikirku habis makan apa aku ini kok perut melilit sepagi ini.
Saat mengerjakan Tahajudan belum tuntas sudah kebelakang lagi, sepagi ini sudah dua kali kebelakang, untungnya masih tersimpan norit, 9 butir norit diminum untuk mencegah buang air terlalu banyak.
04.03 berjalan ke Musholah
04.20 Shalat berjamaah dengan makmum pak Rudy dan pak Parman
04.30 memberi tausia perihal Marifat pada Allah SWT.
05.00 sakit perut lagi istirahat baring
jam 07.06 setelah Dlhuhaan diberi bubur oleh istri untuk mendapatkan energi di badan.
Jam 10.00 saat badan sudah terasa enak, memenuhi keinginan Fifi untuk makan ayam goreng di Giant Spermarket Meetland Cileungsi, bermotor bertiga dengan ibunya, sebelumnya motor diarahkan ke pasar untuk membeli yang berkaitan dengan jus sayur.
Yang terbeli, ada leunca, ada timun, ada tomat, ada terong ungu, ada nenas, ada bumbu pecel.
Setelah itu bermotor lagi menuju ke giant sebab Fifi kepingin ayam goreng tepungnya yang harganya termasuk termurah duibandingkan kentuky, saat masuk giant, tempat makan itu penuh, tetapi menunggu sebentar dan bisa makan bertiga, setelah itu mencari ayam buat kebutuhan menghadapi hari rayanya yatim piatu tanggal 6 Desember 2011 besok.
Jam 17.45 Hujan dan macet sepanjang ruas Cileungsi - Gandoang, banyak sekali kendaraan di jalan raya, sementara gerimis hujan semakin lebat sehingga berteduh di PLN Cileungsi.
Tiba2 aja hujan mereda kesempatan ini digunakan untuk meloncat lagi dengan motor dan setibanya di Cileungsi, kering, tidak ada setetes air pun mengalir.
Parkir motor di bawah flyover Cileungsi
Jam 17.50 naik angkot 56 tujuan UKI
Adzan maghrib 18.00 terdengar, saat itu angkot 56 melintas di daerah Kranggan.
Situasi jalan lancar ( ruas Cibubur - Cileungsi ), sore semakin berubah gelap, kaki langit tertutup awan abu gelap, mendung menghampiri Jakarta, hujan yang sudah lama dinantikan dan banjir yang dikhawatirkan.
18.06 di Cibubur Junction, macet kerena pertemuan arus kendaraan dan antrian pintu tol.
18.09 memasuki pintu tol Cibubur
Suasana diujung malam, kering, tidak ada hujan yang turun, kendaraan melaju cepat, jalan tol di Indonesia, mirip area balap mobil, tanpa bendera pengaman, entahlah, apakah melintas seperti ini yang seharusnya di jalan tol, ada kecendrungan kejiwaan, suka membanggakan milik, mobilku yang ber CC besar dan mobi ber cc kecil. Panorama sore yang semakin tua, dan saya merasa belum menjalankan shalat maghrib.
Tiba di UKI, menuju tempat hajatan lumayan jauhnya, istri yang mengenakan sepatu hak tinggi sepanjang jalan pidato melulu, hujan rintik datang ikut meramaikan suasana galau, yang diributnya kok ngak punya mobil, jalan terus, saya bernyanyi dengan lagu sumbang, berceritra tentang maghrib yang belum aku kerjakan, akhirnya tempat hajatan itu tercapai sudah, masuk dan mulai mencari musholah, tempat hajatan ini adalah Markas Kodam Jaya, layaknya bangunan militer, jauh dari enak.
Musholah itu berdampingan dengan catering mempersiapkan makanan yang akan dihidangkan, shalat maghrib berjamaah dengan istri, ganti baju dan mulai memasuki tempat pernikahan.
19.00 saat tangan ini menuliskan nama di buku tamu, saat mana rombongan nikah akan memasuki pelaminan, iringan tari- tarian laki laki bersapu tangan putih, merupakan tarian adat P Haruku, kebetulan yang punya kerja ini adalah orang Maluku dari Pulau Haruku Fam Umarela.


Hantaman telapak tangan ke kulit rebana sangat memekakan telinga, kebetulan saya berada sangat dekat, saya sampai membuka mulut untuk mengatur keseimbangan tekanan suara di gendang telinga.
Acara berikutnya adalah salam- salaman.
Dan dilanjutkan makan hidangan yang disediakan.
Saat pulang hujan turun, tetapi kaki tetap melangka, berjalan berdua dengan istri di depan Makodam Jaya Celilitan, berpakaian lengkap batik dan kopiah dan berjalan per-lahan2 sebab istri mengenakan sepatu hak tinggi dan hujan tetap mengguyur, hujan tak dirasakan, padahal dari angkot dan bus kota yang berdesakan di jalan yang lebar itu, terlihat dari jendela bus, banyak orang yang menghindar terkena percikan air hujan, sepertinya air hujan layaknya api yang harus di hindari.
Pergerakan tertahan saat istri melihat tangga penyeberangan di UKI yang tingginya sangat di males in istri, saya memberi saran naik satu tangga berhenti istirahat dua nafas, akhirnya tangga penyebrangan itu terlewati sudah, kemudian berjalan lagi mencari angkot 56 Cileungsi, tiba di Cileungsi jam 21.30
Bermotor lagi dan masuk rumah jam 21.56


Senen 5 Desember 2011

Jam 03.09 terbangun sebab perut sakit lagi, jam 03.20 sudah dua kali
buang air besar.
Secepatnya bersihkan badan, dan shalat tahajud, 04.06 keluar rumah ke Musholah dan dilanjutkan memberi tausia perihal sifat-sifat roh yang cenderung akan menolak semua kepercayaan yang di lakukan menurut nenek moyangnya, dan memerlukan bimbingan Allah SWT yang memiliki Fitrah ajaran ketauhidan.

Ada sedikit tersirat dari wajah yang hadir adalah wajah yang kurang bersahabat, yang cenderung munafik, hampir tiap hari saya di bebani pemandangan yang sangat tidak enak, ada tarikan garis ke congkaan, tapi kerena saya berfungsi sebagai pengemban kebaikan, saya berusaha untuk tidak memperhatikan hal ini, tapi dengan adanya pagi ini dimana mereka mulai memperlihatkan taringnya, dengan sikap santun saya harus mulai mengatur langka baru, sebab kehidupan tidak hanya hari ini saja, dan ayat Allah SWT tidak akan pernah di hapus, yang saya inginkan peristiwa pagi ini tidak menimbulkan gelombang, seperti batu yang nyemplung halus ke air yang tenang, masuknya batu saat bersentuhan dengan air ada riak sebagai reaksi, setelah itu air akan menutupnya dengan ketenangannya dan kehalusannya.
Begitu paniknya saat kapal Tampomas itu akan tenggelam 27-01-1981, tetapi setelah sosok raksasa kokoh kuat dan bertenaga itu masuk kedalam laut dengan menyisahkan riak halus saat ujung buritan yang terangkat tinggi untuk akhirnya turun perlahan memasuki air laut yang tenang, yang ada adalah debur air laut halus penanda ada tiupan angin membentuk gelombang.
Mahasuci Allah SWT yang tidak terserang kantuk sedikitpun.
Dan besok sudah tidak ber dai lagi, tapi semangat mensiarkan agama Allah SWT yang suci ini semakin kuat, saya harus mencari jalan keluar.

Jam 07.00 saat badan sudah siap untuk bekerja, saat memperhatikan air akki motor, airnya di garis minimal, tambah air akki, jam 07.30 baru bisa meninggalkan rumah.
Jam 09.00 bank Muamalat
Jam 10.20 di kantor Pasar Jumat.
Shalat Dzhuhur di masjid kompleks PU
12.18 saat pulang dari Masjid, utusan BPPT sudah menunggu di depan Satpam.
Menandatangani dokumen penagihan BPPT.
12.30 berangkat ke Kementerian Perdagangan di jalan Jambu, lewat Simatupang, Buncit Raya, Mampang Prapatan, Rasuna Sahid, Jalan Jambu.
13.30 tiba di Kementerian Perdagangan jalan Jalan Jambu.
Pekerjaan bongkaran plafond masih berlangsung, pekerjaan tangga baru dimulai, sudah dibongkar, dan untuk kontrol kerjaan di lantai dua dan tiga menggunakan anak tangga darurat bambu, saya tidak mau naik, melihat resikonya.
18.00 masuk rumah, jalanan lancar, shalat Ashar tadi di masjid Al- Wustho pertigaan Pasarminggu dengan Buncit, di masjid ini beberapa bulan lalu sempat bersilaturahmi dengan penjaga sandal makmum shalat masjid, kehidupannya cukup ulet dan shabar, dan pernah berkata, saya disini ngak bergajih pak, saya mengharap rezki dari uang yang disisipkan jemaah shalat sewaktu mengambil sandalnya, dan saat sekarang saya ada sedikit rezki, saya sisipkan ditangannya sewaktu saya salaman biar dia menikmati sedikit rezki Allah SWT, walau saya tidak menitipkan sepatu jelek yang saya pakai sehari-hari itu kepadanya.


Selasa 6 Desember 2011

11.00 Al Azhar peduli umat untuk sodaqoh.
11.09 di Tata Bangunan Gedung Negara
ternyata tagihan untuk Poltekes belum dibuat.
13.20 ruang tunggu menpan, pak Supriyanto sedang ke Bank BNI disudut belakang kantor.
15.34 kesimpulan rapat Menpan, batas akhir disetujui tanggal 10 Desember 2011, selewat itu akan dikenai denda.
16.00 Shalat Ashar di masjid Menpan
16.05 kembali lagi ke Al Azhar peduli umat untuk sodaqoh lagi.
16.56 masih di Tata Bangunan



Rabu 7 Desember 2011
Jam 07.10 keluar dari rumah
Jam 08.30 baru tiba di bank Muamalat Yayasan PB Sudirman Cijantung, setelah berputar melewati jalan Penganten Ali, jalan H Baping dan tembus di belakang bengkel langsung masuk sedikit dan tembus ke Cijantung.
Jam 09.08 kantor Pasar Jumat
Jam 09.40 POLTEKES III Hang Jebat Jakarta selatan.
Ruang luas yang digunakan untuk berkantor sementara itu, banyak orang berkerudung sehingga sedikit kesulitan untuk mencari bu Atik sebagai Pimpro kegiatan di Poltekes, ada tetangga meja duduknya yang berkata belum melihat sejak pagi, berarti belum datang, dan saat mulai menekan angka di Hp untuk komikasi ke ibu Atik ternyata orangnya udah muncul, langsung saya serahkan tagihan Tata Bangunan yang dilembur dengan rekan sejawat Tata Bangunan semalam.
Jam 10.33 di BPPT.
Jam 11.00 di Perdagangan.
Jam 11.32 pembahasan kemajuan fisik pekerjaan di Kementerian Perdagangan Jalan Jambu dengan membawa permasalahan menggeser beban lift dan tangga.
Jam 13.00 pemborong perdagangan yang di Ciracas masuk dengan membawa masalah koordinasi yang sulit.
Jam 14.00 acara di Tutup dan langsung meninjau ke lantai 6 perkuatan struktur, baja lagi di letakan di lantai, tinggal pengangkatan untuk di pasang di bawah dack lantai.

Jam 14.25 acara di Kementerian Perdagangan di anggap selesai.



Jam 14.32 di Masjid Mutia persiapan shalat Ashar, Ashar hari ini jatuh pada pukul 15.06, berwudlhu dahulu, masuk masjid dan menunggu sambil menyerahkan diri pada ALLAH SWT.

Hembusan wewangian berat, wewangian masjid di ruang dalam masjid Mutia, terasa mengaktifkan syaraf.
Apapun masalahnya kalau di bawa ke masjid Mutia akan selalu tuntas jalan keluarnya.
Saat pulang terkena hujan di Taman Mini Indonesia, deras sekali, untungnya ada mantel hujan yang udah di beli dua hari yang lalu, sekarang waktunya untuk di kenakan.
Hujan deras ini hingga di Giant Matland Cileungsi masih juga hujan, setelah beli ayam juga masih hujan. Dan setibanya di rumah saat adzan Maghrib berkumandang hujan pun reda, Fifi sudah berdiri dipintu untuk menerima oleh2 berhujan -hujanan, setelah shalat maghrib membaca SMS ternyata pak Suyanto BPPT dan pak Agusadi BPPT sudah menunggu di Garut di hotel Tirtagangga.
Saya putuskan untuk berangkat malam ini juga ke Garut setelah shalat Isya, untuk gabung dengan mereka memonitor pembangunan Geothermal Kamojang.
Saat terbangun dari angkot kerena ngantuknya, ternyata sudah di Kampung Rambutan ( 21.30 ) dan bus Karunia Bakti tujuan Garut sudah didepan pintu terminal untuk bersiap-siap masuk jalan tol.
21.40 Bus berangkat dengan penumpang 36 orang, merangkak perlahan- lahan menyapa calon penumpang barangkali aja ada yang ikutan ke Garut.
Beberapa penumpang naik terus dan bus semakin penuh, mungkin ini bus terakhir yang berangkat dari Kp Rambutan tujuan Garut.
22.30 memasuki tol Kp Rambutan
22.58 Bekasi barat.



Kamis 8 Desember 2011

00.54 bus Karunia Bakti yang dinaiki tiba di Cileunyi Bandung.
00.56 saat dilakukan penghitungan penumpang, kesempatan baik untuk kencing, berbekal aqua minum untuk bilas.
02.00 terminal Garut, naik ojeg ke Tirtagangga Hotel, lima belas ribu.
02.30 cheek in dapat kamar 309
02.45 buang air besar, mandi dan shalat tahajud.
04.02 Shalat shubuh di masjid depan hotel tirtagangga, ngantuknya luar biasa, tetapi setiap selesai menyelesaikan ibadah terasa enak, dan gangguan syaiton memang ada di dalam hati, hati yang terganggu godaan, cara memerangi ya shalat dan dzikir.
06.02 sarapan di lantai dua, buah yang dimakan dahulu sebab perut masih mulas, setelah itu bubur setengah mangkok dan sedikit agak banyak potongan saledrinya sehingga seperti bubur hijau.
06.53 kembali ke kamar 309 untuk shalat tahajud
07.30 berangkat dari Hotel Tirtagangga ke Kamojang, dengan team BPPT

08.27 Tiba PGE Kamojang, prosedure laporan.

08.56 Di lokasi Panas Bumi.

Lokasi sudah di gali untuk pekerjaan pit Mesin Perubah Panas Bumi ke TENAGA listrik.

Lokasi proyek keseluruhan di geser 10 m menjauhi tebing




10.26 Rapat Lapangan
Pihak PT Yin minta pihak BPPT menemani saat menerima barang- barang canggih seperti pipa dan kabel dan mesin2.
Saran : pekekerjaan di pararelkan.
Masalah pengawasan ganda
uraian methode pengerjaan pondasi bor pile cooling tower dan boiler generator
Administrasi penagihan.
Rapat cukup panas, saya sampai mengangkat tangan bersyukur kepada ALLAH SWT bisa memberi masukan positip pada pembangunan negara.
Jam 12.00 acara di tutup
Jam 12.08 mengambil kartu nama di penjagaan
Jam 12.10 menuju arah Garut melewati hutan yang tersisa semaknya saja, kayunya hilang ntah kemana.
Saat itu saya melempar pertanyaan bagaimana hasil penelitian generator Listrik tenaga Panas Bumi 3MW yang diwujudkan 10 tahun mendatang.
Pak Suyanto yang bertanggung jawab kegiatan ini bilang hampir secara prediksi tidak ada masalah.
Lha kalau 15 tahun mendatang, sudah break even point pak jawabnya.
Jam 16.25 memasuki tol Cileunyi. Sore di Bandung, dataran sawah subur yang berubah menjadi rumah-rumah penduduk, kokoh bujuran pegunungan selatan Bandung, kesantunan dan kehalusan bahasa bertutur kata kota Bandung tak bisa mencegah perubahan perlahan, Bandung menjadi kota kumuh.
Bus berjalan meluncur menuruni jalanan yang merendah, dan tiba diujung kemacetan 18.49 diwilayah Cikarang, macet yang cukup mengganggu, tapi dengan keahliannya bus Primajasa yang dinaiki sejak garut itu bisa menembus kemacetan.
19.30 tiba di Pasar Rebo sehingga harus berjalan 1 200 m lagi untuk mendapatkan angkot 121 Kp Rambutan - Cileungsi.
20.08 tiba di Cileungsi
20.30 tiba di Gandoang, dilanjutkan dengan naik ojek menuju rumah
20.40 masuk rumah.




Jumat 9 Desember 2011

Jam 11.01 tiba di Farmasi jalan Percetakan Negara setelah menembus kemacetan dan jalan rusak, di ruas Pondok Gde - Jatiasih, terpengaruh omongan orang Far
masi dia sering lewat Jatiasih kalau ke Cileungsi, ditambah lagi di saat berangkat jam 08.00 dari rumah tadi menghadapi ekor kemacetan akibat pembongkaran jembatan Cikeas, sehingga putuskan belok kanan menuju Pondok Gde, ngak tahunya diujung sananya jalannya rusak.
Di Farmasi hanya sempat menjumpai pimpinan Ibu Farmasi, dimana ia sangat kecewa dengan pelaksanaan pekerjaan di farmasi, walau dia tahu kelemahannya ada di design nya, yang lain tidak ada di tempat.
Jam 11.16 meninggalkan Farmasi Percetakan Negara dengan pertimbangan nanti ditengah jalan akan shalat Jumat.

Saat melintas di Tendean ( 11.30 ), melihat banyak orang menyebrang jalan mencari masjid untuk Jumatan, parkir motor, kunci, dan ikut rombongan untuk menyebrang jalan Tendean menuju masjid yang diletakan di Basement gedung kantor BPH MIGAS, letak masjid yang tersembunyi dari pandangan luar, tetapi khotba Jumatnya santun, dengan memberikan pertanyaan, bagaimana jadinya Agama Islam jikalau Rosululloh Nabi Muhammad SAW tidak melakukan hijrah di tahun 622 ke Madina, hal ini harus bisa diputuskan dikalangan kita kalau perjuangan hidup itu mentok di jalan macet, untuk berani berhijrah, untuk melanjutkan kehidupan yang beriman pada Allah dan Rosulnya.

Jam 12.30 tiba di Poltekes Hang Jebat III untuk memeriksa gambar rehab direktorat.
Jam 14.45 ke Masjid Rumah Sakit Pertamina.
Jam 15.30 kembali ke Poltekes untuk pamitan akan pulang, tetapi tenggelam dalam diskusi panjang lebar perihal segala macam yang pelik dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah ( Keppres 54/2010 ), saya pikir ini perlu untuk revisi Keppres tersebut.
Jam 16.15 baru bisa meninggalkan Poltekes.

Jam 16.50 hujan lebat di jalan Simatupang dan hujan hingga shalat maghrib di masjid kecil di Lapangan Tembak Cibubur ( 18.02 ), hujan pun masih turun saat meninggalkan masjid, dan masuk rumah jam 19.06 saat adzan Isya berkumandang sehingga memilih shalat dahulu baru makan malam.




Sabtu 10 Desember 2011

Jam 02.40 terbangun kerena sakit perut untuk kebelakangan, beberapa hari ini masih sakit perut terus, sekarang sepagi ini secepatnya minum norit untuk mencegah buang air berlebihan.
Jam 03.10 masak air panas
Jam 03.20 minum teh hangat dengan roti isi kacang ijo tengahnya.
Jam 03.40 masuk Shalat Tahajud.
Jam 04.30 setelah shalat Shubuh masuk tidur lagi.




Minggu 11 Desember 2011

Terbangun jam 03.20, tetapi belum sempat menghidupkan air, tiba- tiba gelap, lampu PLN mati semua tanpa pemberitahuan. Shalat tahajud gelap- gelapan hingga shubuh menjelang.
05.15 kepasar dengan istri.
07.20 Listrik hidup.
14.00 hujan deras



Senen 12 Desember 2011

Bank Muamalat Cijantung 09.50
Bank Mandiri 10.10
Kantor pasar jumat 11.00
Ada tilang di Simatupang, tunggu sampai selesai
Nyebrang jembatan, shalat Dzuhur di msjid PU.
Kembali lagi ke tempat motor di titip
Jam 13.00 polisi selesai
Jam 14.00 Anafarma Pasarminggu
Aqiqah anaknya Dodi.
Jam 14.30 Pasar Pasarminggu mencari Lumpang besi untuk menumbuk kayu manis, dapat bubuk kayu manis
Jadi imam shalat, shalat Ashar 15.12 di CPM KODAM JAYA II Cijantung.
Masuk rumah jam 17.00



Selasa 13 Desember 2011

Listrik mati di Bank Muamalat ( 09.30 )
Di kantor pasar Jumat ( 10.06 )
Di Poltekes ( 11.00 )
Di MenPan ( 13.40 )
Saat sedang me evaluasi pekerjaan di Kemnegpan tiba- tiba datang awan hitam bergulung-gulung, saat itu berada di lantai lima yang sedang dikerjakan bersama Kepala Biro MenPan, Bag rumah tangga MenPan, dan tiba tiba saja hujan deras turun 15.00
15.30 rapat di ruang Kepala Biro Umum Menpan untuk memutuskan posisi Pelaksana dikenakan denda pekerjaan atau tidak, saya memberikan pandangan yang luas situasi pelaksanaan APBN tahun 2011 ini, sebab dengan dimulai sistim lelang elektronik sejak bulan Maret 2011 ini terlihat terlambatnya pekerjaan disebabkan lamanya proses di sistim lelang elektronik untuk menentukan pemenang. Sampai hari ini ada di suatu kementerian yang kegiatannya baru berjalan 20%, keputusan yang saya ambil, dan memang tujuan dari penyelengaraan negara dengan anggarannya bukan untuk menang- menangan maka saya berpendapat pekerjaan sudah bisa diterima 100% dengan disusul pengerjaan yang kecil- kecil dalam judul pekerjaan pemeliharaan selama seratus hari.
Pendapat ini banyak yang menyetujui kecuali Kabag Rumah tangga MenPan yang tetap ingin melaksanakan denda, dan sayapun menyangga, siapa yang diuntungkan dengan aspek pelaksanaan denda pengerjaan konstruksi bangunan, dan apa efeknya dari memelihara semangat orang untuk mengerjakan pekerjaan sebaik- baiknya, sebab management kontrol pengelolaan teknis Kementerian Pekerjaan Umum terhadap si pemegang Mata Anggaran yang saya wakili toh setiap minggu di lakukan, dengan menghasilkan serangkaian saran tindak kepada pelaksana pekerjaan, dan hasilnya se optimalnya ya sekarang ini.
Akhirnya rapat ditutup dengan kesimpulan Kepala Biro Umum KemMenPan akan membuat rapat interanal untuk mempertimbangkan segala pendapat yang masuk siang ini, dimana diluar hujan turun dengan derasnya.
16.00 Shalat Ashar di KemMenPan.
16.20 Saat berlari dibawa rintikan hujan yang agak mereda dari derasnya air hujan yang turun, sampai di gardu pos penjagaan pintu gerbang KemMenPan, bergabung dengan dua orang penjaga di tempat yang sempit terbuka dan beratap seng, bisa dibayangkan panasnya kalau siang hari apabila hari tidak hujan, cukup lama berteduh sambil memandang ke jalan raya yang penuh dengan mobil- mobil bagus dan berhenti menunggu lampu hijau menyala.
16.35 Hujan meredah, berlari lagi dibawah rintikan hujan yang mulai mereda menyebrang jalan yang lebar- lebar, dibawah pengamatan oleh beratus pasang mata dari kotak mobil pribadi dan bus umum yang berhenti menanti lampu hijau menyala, dan menghampiri pos polisi yang terletak diujung jalan Sisingamaharaja, masuk ke pos bergabung dengan polisi muda dengan baju seragamnya, menanti redahnya hujan yang kembali menderas, saat bergabung dan berbaur dengan para polisi yang berkumpul didalam pos yang terasa sempit dimana diluar hujan masih turun dengan derasnya, terbayang dalam benak suatu kerajaan- kerajaan di kepolisian, dimana polisi didepan saya yang duduk berjajar bersepuluh orang menanti redahnya hujan turun, adalah sebagai pasukan terdepan yang berhubungan langsung dengan masyarakat.
16.45 berlari lagi menyebrang jalan raya untuk mencapai motor yang basah kuyup kehujanan yang diparkir di trotoar di dekat patung Api nan tak Kunjung Padam Kebayoran Baru.
Di Poltekes 17.00
Maghrib shalat di musholah kecil berjamaah dengan mahasiswa TemTro Poltekes Hang Jebat Kebayoran Baru Jakarta, tidak adanya pembatas area pendidikan dan perumahan mengakibatkan keluar masuknya pihak luar sangat terbuka, sehingga malam ini ada kasus salah satu sudut dapur yang akan di rehab ternyata ada yang huni dan di usir ngak mau, saat di rapatkan siapa yang ngusir, mulai saling bertanya, kalau yang ngusir petugas kepolisian, kita membayar, uang mana dipakai, demikian pula hal yang sama jikalau yang di minta mengusir penghuni liar itu orang Ketertiban, kitapun harus menyediakan sejumlah uang.
18.30 mencari sate didepan RSPertamina Pusat, yang siang dan malam serta pagi dan petang asapnya mengepul bagaikan gunung api yang tak pernah padam, langganannya sangat banyak, satenya cukup besarnya, dibilang kecil ngak juga dan bumbunya asli tanpa campuran, pesan juga 20 tusuk untuk oleh2 dirumah kalau pulang nantinya.
20.00 rapat berikutnya di Poltekes membahas kemajuan hingga pukul 21.15
21.30 motor kempes ban depannya.
Dorong motor, seusai rapat malam hari, kejadian ini tidak sekali, sehingga sewaktu mendorong motor dengan nafas terburu-buru terasa gembira juga, habis makan sepuluh tusuk sate kambing dan dua lontong, bersama teman tiga orang ( pak Boy, pak Arulen, pak Aep ) sekarang menghabiskan tenaga dengan mendorong motor, mendorong hingga jauh, dan motornya berat, sudah lewat RSPertamina Pusat, lampu merah, deretan kios penjual bunga, lampu merah belok kanan, sampai disana tukang tambal ban nya tutup.
Setelah menenangkan nafas dan membasuh keringat di ingatkan untuk balik arah 10 m dan ambil kanan menurun, setelah jalan itu saya masukin dengan mendorong motor betul juga jalan itu menurun dan gelap tanpa penerangan, dan suasananya rawan kriminal, yang paling sedih di ujung jalan, dalam gelap-gelap jalan diputus, ada jalan sedikit, disitu lewat, setelah itu dipalang besi, besi di kunci, kerja cukup keras di gelap- gelap mengangkat motor sendiri melewati palang besi.
Payah luar biasa, dorong motor lagi dan tiba di tukang ban, ban di buka, kebocoran tidak diketemukan, bukan berarti Allah SWT tidak tahu, saya hanya berdoa, ban dipompa kembali, bayar lima ribu dan pulang, shalat isya di masjid Pajak jalan Simatupang, masuk rumah jam 23.30



Rabu 14 Desember 2011

Badan ada batasnya, sebelum sakit di istirahat kan, setelah bangun jam 03.20 tahajudan dan mengaji Al-Quran dan lanjut Shubuh setelah itu istirahat panjang
hingga Adzan Dzhuhur terdengar.





Kamis 15 Desember 2011

Istirahat dilanjutkan sebab motivasi sangat rendah, terbakar semangat jikalau badan ini sudah terkoneksi dengan pihak luar negeri terutama alumni Belanda, maka mulai meraih notebook ( 08.00 ) ternyata koneksi internet sudah habis masa langganannya, iseng- iseng membuka cadangan sebab merasa masih punya pulsa Rp 50 000,- ternyata pulsa nya habis, artinya masa pemakaian internetan sudah ngak terasa sudah habis, sebab ngak ada pemberitaannya, dan internetannya di jalankan terus, internet jalan sebab memakan uang pulsa yang di cadangkan sebanyak Rp 50 000,- itu, dan waktuya singkat hanya beberapa jam saja, kesimpulannya jangan sekali- sekali nyimpan cadangan uang pulsa di modem smartphone connex yang dipromosikan seharga Rp 199 000.
Sekarang di akalin, harga langganan sebulan yang standard tanpa batas satu bulan kena Rp 45 000,- langkah pertama isi pulsa smart Rp 20 000,- seharga Rp 20 100,- dan langkah ke dua
isi pulsa smart Rp 25 000,- seharga Rp 25 100,- dan langkah ke tiga cek berapa terkumpul pulsa, ternyata sejumlah Rp 45 000,- dan secepatnya minta di langgan kan internetan standard tanpa batas seharga Rp 45 000,- jadilah bisa terhubungkan dengan pihak IHS Rotterdam Belanda.
Langsung menulis kritik terhadap bisa gagalnya suatu program, IHS Rotterdam yang sekarang masih exist dan sangat rajin mengajak diskusi alumninya, bisa saja terjadi ke gagalan, apabila program pendidikannya tidak bisa menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat kota sekarang.
Sesuatu yang nampak adalah dimana- mana kota mengejar image slogan kota itu di ibaratkan, untuk mengejar itu terkadang pihak kota berani melakukan tindakan yang sangat luar biasa kepada warganya yang ngak nurut aturan, perlawanan warga itu mencerminkan adanya program kota yang tidak pas dengan aspirasi warganya.
Siang hari sekitar jam 14.00 hujan deras sampai rumah bocor dimana- mana.






Jumat 16 Desember 2011

Motivasi pagi ini sangat rendah, saya berupaya dengan sangat, dengan membuat jus sayur: mengkudu, buncis, ketimun, wortel, leunca, nenas, blender dan langsung di minum juga belum bisa membangkitkan motivasi.
Shalat Jumat di Masjid Kompleks perumahan, mencari terobosan motivasi belum ketemu.
Sore hari setelah Ashar Fifi menghampiri mengingatkan tidak ada lauk untuk makan malam sebentar, saya bertanya " sudah siap pergi ke Giant Meetland Fi ? ", " sudah " jawabnya singkat, "okeylah kalau begitu" tak lama kemudian bermotor berdua dengan Fifi, saat persiapan motor ini tidak dijalankan sejak Rabu dan Kamis kemaren, tapi sore ini saat dihidupkan lancar saja.
Sore hari melintas di Cileungsi menuju ke Meetland Giant, setibanya disana roti korting 50% kalau sore hari masih ada, pelanggan di depan saya sudah memegang roti itu, tapi tiba- tiba roti dikembalikan ke rak nya mungkin tidak selera sebab roti tawar itu berwarna kotor, sebab roti tawar mocca, dan wheat.
Berjalan maju hingga ke dekat rak roti, langsung memindahkan roti itu ke keranjang belanjaan, beli ayam dua ekor, daging 2 ons, minyak kelapa, pasta gigi, habis sudah uang seratus itu untuk belanja.
Malam harinya makan nya Yasin dan Fifi bersemangat, sebab ibunya membuat daging itu menjadi semur kecap tanpa pala.



Sabtu 17 Desember 2011

Hari masih gelap, pagi masih jauh, tak terdengar kokok ayam dan kicau burung, dengkur anak2 yang tidur nyenyak saja terdengar, Hp itu sudah membangunkan ( 03.10 ) tapi terasa ingin memperpanjang tidur, 03.15 saat alrm Hp itu berbunyi kedua kalinya langsung bangun, isi air dan shalat tahajud setelah itu lihat jam sudah menunjukan 03.59, wahai waktu yang berjalan cepat dan
kemudian disambung minum teh dengan campuran kayu manis dan temannya roti tawar mocca yang dibeli semalam, setelah shalat shubuh, keluar rumah dengan istri untuk menikmati pagi dengan berlari dan berjalan kaki.



Lorong jalan Desa Mampir yang sunyi di pagi itu, jalan berlubang dan digenangi air hujan semalam, jalan rusak sebab dilewati angkutan berat truk tanah dan pasir, bekerja tak mengenal waktu merusak alam siang dan malam, akhirnya jalan pun rusak.

Kematian 9 orang terpenggal di Desa Masuji Lampung Selatan yang beberapa hari lalu naik dalam pemberitaan Televisi Nasional juga disebabkan masalah lahan, lahan rakyat dikuasai pengusaha, dengan alasan tidak syah, ribut lah, hilang arti sosial sebidang lahan itu.


Demikian pula jalan kampung yang berlubang dan tergenangi lumpur air hujan, penduduk tidak ada yang tergerak untuk menutup atau menghalangi melintasnya angkutan tanah yang merusak jalan desa itu, yang melintas juga tidak merasa jikalau akibat muatan berat yang diangkutnya menyebabkan kerusakan jalan.


Berlari dan berjalan terus dan akhirnya sudah merasa keringat cukup mengalir, langsung pulang, sambil membeli air accu, untuk isi accu motor dirumah.
Habis berlari isi air accu motor
Fifinya baru bangun, "Shubuhnya udah hilang Fi, kok baru bangun"
"Bapak mau kemana?" tanyanya
" Kekantor Perdagangan Jalan Jambu"
" ngak Libur"
" kan ada yang minta bapak ke kantor"
Jam 09.30 berangkat setelah Fifi dan Yasin berangkat sekolah, bermotor berdua dengan ibunya anak- anak, jalan yang ditempuh adalah Batargebang, setelah pertigaan Giant Metland belok kanan tembus jalan ke arah Bekasi lewat Batargebang.
Barisan truk besar sepanjang jalan, daerah ini memang daerah industri, sehingga kendaraan yang mengirimkan bahan baku, kendaraan umum angkutan personal yang sering di sebut angkot, angkutan peti kemas yang memuat produk import.
Lama tidak melintas disini sekarang akan memasuki kota Bekasi dari arah Batargebang, ada pasar Segar, dan keberadaan pasar sangat sederhana, hanya diletakan memanjang mengikuti arus kendaraan yang lewat di depannya, akibatnya menimbulkan kemacetan baru, kemacetan yang ditimbulkan keluar masuknya mabil ke pasar Segar tersebut.
Setelah itu lalu lintas memadat lagi menjelang memasuki kota Bekasi dari arah pintu Rawa Panjang akibat lampu lalu lintas, macet parah tak terbayangkan, maju perlahan- lahan, jam 10.15 sudah di ujung Kalimalang.
Barisan motor berkecepatan tinggi melintas di jalan Kalimalang, berdampingan dengan terusan yang terisi penuh air berwarna kecoklatan.
Sepanjang sungai buatan terusan Kalimalang itu tak ber pagar sehingga bahaya bagi pemotor yang jatuh kedalamnya.
Dan itupun pernah terjadi, dan sekarang saya melintas di sampingnya, rasanya aneh tidak ada tembok pemisah antara badan sungai atau kanal Kalimalang dengan jalan raya disampingnya, rasanya sih, kalau ini berada di ibukota Malaysia, pemerintahan disana tidak akan membiarkan sedemikian alam/naif, ini jalur air, ini jalur lintasan kendaraan darat, singgungan antar keduanya pasti dibuatkan konstruksi, lha pemerintahan kita orientasinya apa sih, baik tingkat kecil nya sampai tingkat besarnya, rakyat tidak merasa terwakili keberadaan anda disini, benar- benar ngak tahu malu.
Melintas di Cawang aman, tetapi saat melintas di Kampung Melayu, jauh sebelumnya, sejak perguruan Kristen dan rumah Sakit Ibu Anak Hermina, macetnya luar biasa, lumrahnya orang kalau terkena macet, akan berfikir apa sih penyebab macet ini, maju selangkah demi selangkah, luar biasa macet ini, kendaraan berhenti total, setelah maju perlahan- lahan macet itu disebabkan menyebrangnya penduduk atau pelayat pasar Jatinegara yang menyebrang jalan dan ditambah manuver kendaraan yang akan parkir dan keluar dari parkir, melihat keadaan macet sedemikian parahnya yang di bangkitkan banyaknya kendaraan di ruas jalan ini, seharusnya diberlakukan peraturan pemerintah yang melarang semua jenis kendaraan pribadi di larang lewat kecuali kendaraan umum, peraturan pemerintahnya belum ada, tapi kemacetan masa' sih ngak ada solusinya, lakukanlah, walau pahit, kalau ada larangan dari jam segini sampai segitu, semua kendaraan pribadi dilarang lewat, pasti tidak ada yang lewat, azas taat peraturan pasti dijalankan oleh warga, sebenarnya warga itu sudah baik, hanya saja segelintir orang dibiarkan membuat terobosan penyebrangan akhirnya banyak orang menerobos pagar pemisah jalur di Jatinegara itu, yang tadinya sempit sekarang dilebarkan, dan hari ini saya lihat ada sebagian penggalan pagar pemisah yang di tumbangkan, akhirnya seperti Jakarta tahun 1999 lagi saat pagar itu belum diputuskan oleh pemerintah DKI untuk dibangun dengan anggaran APBD nya.
Begitulah pembangunan di Indonesia, nasibnya sama dengan hilangnya penggalan pagar besi yang mencuat tinggi memisahkan jalur lintasan untuk mencegah orang menyebrang agar kendaraan tidak macet.
Kemacetan terjadi dan pagar hilang itu adalah cerminan pembangunan yang tidak aspiratoris dengan semangat majemuk kemasyarakatan.
Jam 11.45 posisi masih di Cikini Station, terdengar adzan Dzuhur, kerena ibu nya ikut maka motor di arahkan ke masjid Mutia.
Alhamdulillah bisa membawa ibunya anak-anak ke Masjid Cut Mutia, sebab shalat dzuhurnya sedang berlangsung maka secepatnya mengambil air wudhlu dan shalat.
Saat memperhatikan lingkungan masjid dari arah bunderan jalan ujung Teuku Umar, terlihat kekumuhan di bawah jalan Kereta Api, ini lagi heran benar, dipusat kota, di Jakarta Pusat, disepanjang bawah jalan kereta tidak di tata yang cantik, apa tidak ada selera yang humanistis dikalangan penduduk wilayah ini, kalau tidak mampu, buka sayembara, biar masyarakat luas yang mendesignkan untuk negaranya sesuatu yang indah
12.30 cuaca mendung, meluncur ke jalan Jambu
12.40 tiba di Jalan Jambu
13.00 rapat lapangan dimulai cukup tegang sebab hujan dan pemborong terlambat 4% dari target.
Laporan pemborong trhd minus 3.771% dari target 84.025%,
1. Kondisi Tangga, jikalau tdk di fabrikasi besi baru dibuat begel untuk pondasi
2. Pada konst kantilever depan terdapat kekurangan 4 baut, di gamvbar ada 8 baut dan di pasang 4 baut, kekurangan ini saya minta dijadikan pekerjaan tambah kurang.
3. Aspal akan masuk nanti sore orang surveynya
4. Masih banyak item pekerjaan yang dikejar tapi perkiraan kasar dari pengawas Februari 2012 baru selesai.
14.30 di jalan Dewi Sartika terkena macet luar biasa.
15.16 Shalat ashar di Masjid Jin Kelapa Dua wetan. melihat kecelakaan lalu lintas di pertigaan dekat masjid, sipenderita seorang wanita muda dengan darah mengucur di telapak kakinya.
Masuk rumah jam 16.30
Terkena kelelahan latent yang significant, gawat, sudah di minumkan air panas, juga ngak hilang, makan roti gandum dua keping juga ngak membantu, kelelahan yang membahayakan, hal ini kalau di ikuti akan menyebabkan sakit liver, jus sayur sebagai upaya terakhir, terdiri dari campuran : Buah mengkudu matang, buncis agak banyak, terong ungu agak banyak, nenas separuh, leunca satu genggam, ketimun, blender dan peras, minum sampai tiga gelas, ajaib, sepuluh menit sesudah itu badan terasa fit lagi.
Jam 20.00 setelah Isya langsung tidur, tidur yang di idam- idamkan, tidur kelelahan, wusssssss




Minggu 18 Desember 2011

Malam ini tidur sering terbangun sebab Fifinya sejak jam sebelas semalam suka menangis dalam tidurnya, ini harus di sadarkan, digosok punggungnya, dibetulkan selimutnya, agak tertidur, tinggalkan, dan terbangun lagi saat dia berteriak lagi, hingga jam 03.00 dini hari pagi ini Fifinya bersuara lagi, kerena sudah dini hari ya sekalian menghidupi air dan masak air untuk nantinya ibunya bangun air sudah mendidih dan teh panas tertuangkan, dan jam 03.30 minum teh panas dengan keping roti gandum.
Jam 07.00 setelah shalat dlhuha berangkat ke pasar: jeruk, telur, roti, tomat, nenas, tempe, bawang merah bawang putih, garam, buncis, tepung terigu, wortel, pare, cabe, kacang panjang, terong ungu, satu karung penuh bermotor berdua dengan istri, belanjaan di depan.



Senen 19 Desember 2011

Istri sakit gigi, berarti semua perhatian ditujukan untuk sakit giginya istri, tidak ada pilihan, Fifi ditinggal sendiri, untuk nanti berangkat sekolah jam sembilan, kebutuhan lainnya sudah di siapkan oleh ibunya, hari ini puasa hari Senen, jam 07.00 keluar rumah istri ikut bermotor menuju poliklinik gigi PU, di Jalan Raden Patah Blok M, Jakarta Selatan.
Sedang berkendara tiba2 tali kopling putus, motor diusahakan tetap hidup memindahkan persneling tanpa bantuan tali kopling, setibany di Cikeas langsung ke bengkel langganan yang buka praktek depan toko onderdil, setelah itu bermotor lagi, 09.00 memasuki bank Muamalat Soedirman Cijantung, jam 09.30 absen di kantor Pasar Jumat.
09.49 PU Kebayoran Baru, istri langsung ke poliklinik dan saya ke Masjid Al-Azhar untuk mesodaqoin Masyarakat miskin yang terhimpun di bendera Al-Azhar Masjid.
10.00 saat duduk menunggu keluar dari ruang perawatan gigi sempat ketemu teman yang telah pensiun terlebih dahulu dan sekarang lagi sakit livernya.
11.50 Shalat Dzhuhur di masjid di dalam kompleks perumahan Kodam Jaya Cibubur.
13.00 masuk rumah, Fifinya sudah di rumah, pulang sekolahnya tadi jam 12.00
Luar biasa lelahnya.



Selasa 20 Desember 2011

Saya merasa tidak enak saja, berkali melintas bayangan Al- Quran dan dos buku di kantor yang pecah
Setelah selesai urusan bank muamalat langsung urus komputer untuk minta programm coreldraw majid sila pangkep 10 x 14m eko, btul dikantor ada geser dan dos pecah,
Betulin ikt dekat meja, jam 1200 tinggalkan kantor
1330 di menpan
1430 Menunggu orang jln jambu di caefure tendean.
masuk kedalam Carefure Tendean, tempat yang sempit untuk sebuah Carefure, Hall yang sempit tanpa sempat seseorang untuk berorientasi, Hoka-hoka Bento yang ada disudut lantai dasar itu, dengan banyak bangku pelanggan yang kosong.
1500 bermotor mampang
1511 shiolat masjid depan maharni rehab





Rabu 21 Desember 2011

Di pasar Gandoang, mengantar istri untuk belanja keperluan pengajian sebentar sore,
Pedagang buah yang sekarang berdagang petai, membeli barang dagangan sesuai modal, harga buah mahal dan daya beli masyarakat menurun, uang di masyarakat hanya untuk membeli keperluan pangan, itupun terkadang kurang.
Sehingga keperluan lain tidak menjadi tujuan belanja.
Pasar Gandoang yang kecil dan pembelinya banyak, pasar yang dikelolah tanpa ikut sertanya pemerintah, pasar yang sejak pemerintahan Jepang hanya sebuah rumah sundah dengan halaman agak swedikit luas dan pedagang berdatangan untuk menyambut pembeli yang datang, sudah berapa kali pasar ini mengalami perombakan, dan sudah banyak para pedagang nya yang tua sakit dan meninggal.
Pasar Gandoang pasar yang tidak pernah terbakar, sebab tidak ada campur tangannya pemerintah disitu.
15.00 hujan turun saat pengajian rabu sore hendak diawali, hanya 5 ibu- ibu yang datang.





Kamis 22 Desember 2011

Pagi sejak shubuhan sudah masuk ke design masjid desa Sile' Pangkep Sulewesi Selatan, saat di tampilkan gambar draft masjid, di mata istri yang terbayang adalah masjid - masjid di Jawa umumnya, kalau dilihat dari designnya


Jumat 23 Desember 2011
Pagi masih gelap tetapi semangat kehidupan sudah pulih kembali, tahajud sudah dilaksanakan, saat shalat Shubuh Yasin ngak ikut berjamaah, dibangunkan tapi ia memilih tidur, sehingga sedikit percikan air setelah shalat bisa membangunkan, jus sayur disusun menunya dengan istri, saat jus sayur diblender terlihat ada unsur : wortel, tomat, leunca, nenas, buah mengkudu, ketimun.
Saat minum dua gelas untuk membangkitkan semangat, jam 06.20 shalat Dlhuha, 07.00 berangkat, 08.20 di bank muamalat Cijantung, 09.12 absen jempol di kantor, 09.40 Direktorat Politeknik Kesehatan Hang Jebat III Kebayoran Baru. 10.14 menyelesaikan masalah galian pondasi salah satu kolom bangunan direktorat yang ketemu septictank, 11.00 kantor PPEI Grogol, makan siang di kantin PPEI, 11.30 memasuki ruang besar untuk shalat Jumat siang ini, sajadah udah di atur rapi.
13.00 rapat progress, 15.00 Politeknik Kesehatan Hang Jebat untuk memimpin rapat progress, jam 15.12 tinggalkan ruang rapat untuk mengerjakan shalat Ashar di masjid RSPertamina, hingga jam 16.00 peserta rapat tidak hadir sehingga putuskan untuk pulang.
Jam 17.15 di Plaza PP Simatupang mampir ke bank Mandiri untuk kirim uang ke Tyas untuk pulang ke Jakarta sebab Hb nya sudah menurun.
Jam 18.09 Shalat Maghrib di masjid depan Kantorpos kecil Lapangan Tembak.
Masuk rumah jam 19.05




Sabtu 24 Desember 2011

Hari yang cukup menyanyat, secepatnya sujud dilantai untuk mohon kepada Allah SWT untuk kesehatan buat Yasin, sebab sejak tadi malam ia terlihat lemas, dan pagi ini sudah buang air tiga kali, kaki lemas rasanya, semua daya hilang, yang di ingat cuma minta pertolongan pada Allah SWT, agar Yasin di hindarkan dari sakitnya.
Sebelum shalat Isya setelah wudlhu secepat sujud pada Allah SWT, untuk kesehatan Yasin, sebab yang namanya malam sangat mengecilkan hati, tak sanggup rasanya untuk melintasi malam.



Minggu 25 Desember 2011
Jam 04.00 Tyas sudah masuk stasiun Gubeng Surabaya setelah kemaren sore berangkat dari Denpasar.
Tyas mengabarkan jikalau semua tiket ekonomi habis baik jurusan jakarta, bandung dan yogjakarta, akhirnya dengan segala pertimbangan Tyas memilih kelas executive KA Bima, harga tiket Surabaya Jakarta Rp 345 000,- jam 08.00 tiket itu terbeli oleh Tyas setelah dibantu dengan pak Jajak Bintaro sebagian dan saya juga membantunya sambil mencari ATM saat berangkat ke pasar pagi ini.
Ibunya terlihat senang sewaktu di pasar, mendengar Tyas sudah ada tiket di tangan.
Jam lima sore kereta api Bima berangkat, entah bagaimana Tyasnya lupa jikalau hidangan yang disajikan adalah berbayar, minuman hangat dan enak seharga Rp 15 000,- semenjak itu ia tidak mau menerima langsung, selalu ditanya bayar atau gratis.
Jam 20.53 kereta memasuki wilayah Solo.




Senen 26 Desember 2011
00.23 ngak bisa tidur, setelah mencoba menghubungi Tyas, Tyasnya tidak menjawab, Hp itu hanya seperti batu yang teronggok disudut meja, hilang maknanya.
00.25 tadi Tyas sempat membeli minuman hangat, itu pun kerena salah duga, tumben- tumbennya naik kereta eksecutive Bima, sebab kereta ekonomi sudah habis tiketnya, maka ia beranggapan, ini dia minuman selamat datang naik kereta mahal, ngak tahunya dikenai bayaran Rp 15 000,- cukup mahal bagi orang yang belum punya penghasilan, lha malam ini Hp nya tidak bereaksi, takut kalau ada terjadi apa- apa dengan Tyas setelah minum minuman membeli di kereta itu, cepat- cepat membaca doa agar selamat.
02.00 tidur lagi.
04.00 bangun tergesa-gesa sebab shubuh sudah di depan pintu.
05.00 ada SMS Tyas masuk jikalau ia udah di Cikampek.





Selasa 27 Desember 2011

Siang itu setelah mengerjakan shalat Dzuhur, bermotor dengan istri dan Fifi untuk mengikui pembahasan serta evaluasi pekerjaan di Politeknik Kesehatan II Jakarta Selatan, acara hingga malam hari sehingga dipersiapkan tempat menginap.

Tiba di Jakarta Selatan langsung mencari alamat penginapan yang menampung penyelenggaraan kegiatan evaluasi di Litbang Kesehatan Hang Jebat

Setelah mendapat kamar di ujung gang nomer 2F, istri dan Fifi saya tinggalkan untukmengikuti acara pembahasan

Maghrib, datang Tyas, Astari dan Yasin menyusul ke Hang Jebat, dan masih sempat mendapat makan malam.

Acara hari ini berakhir jam 22.30





Rabu 28 Desember 2011

Jam 03.59 terbangun sebab istri menyalakan lampu besar, dua tempat tidur itu yang satu dipisahkan, sehingga menjadi tiga tempat tidur yang mana masing- masing di tiduri, Tyas dengan Yasin, Astari dengan Fifi, tempat tidur lagi satu saya dengan istri.
Diluar hujan masih turun, sehingga saat akan berjalan kemasjid Al-Azhar pagi itu dari penginapan Pusdiklat Kesehatan, istri mencoba melangkah akhirnya batal, hujan masih turun.

Jam 07.30 setelah mengantar sarapan pagi dan sedikit berbicara dengan para pimpinan Politeknik Kesehatan Jakarta II
kemudian berpisah arah dengan anak- anak dan ibunya, Yasin, Astari, Tyas dan ibunya akan pulang ke Gandoang Cileungsi.

Dan saya dengan Fifi berangkat menuju kantor Pasar Jumat.
jam 08.10 saat absen kantor menandai jempol, kantor dalam keadaan sepi sekali, Fifi yang ikut terus mengikuti kemana bapaknya bergerak, jam 08.20 saat melintas didepan stasiun Kebayoran Lama berhenti sebentar, diseberang jalanan yang sudah ditutup oleh palang pintu kereta api sehingga sepi dari semua lalu lintas, saya menghibur Fifi sambil memperlihatkan kepala rangkaian kereta yang baru muncul dengan sinar lampunya yang kuat menarik 5 gerbong kereta tujuan Rangkasbitung.

jam 09.00 sudah di Pusdiklat Kementerian Kesehatan untuk mengikuti rangkaian pembahasan pembangunan fisik RAPBN di lingkungan Politeknik Kesehatan.
Jam 09.10 pak Pujianto dan pak Dodi orang Politeknik Kesehatan mendatangi sambil memberikan selembar kertas berisi daftar nama orang kementerian Pekerjaan Umum yang ditugaskan di Poltekes tetapi ngak pernah datang.
Rapat masih menunggu dimulai, kerena menunggu itu, ambil keputusan cepat untuk tinggalkan ruang rapat, berjalan cepat menuju ke kampus Al-Azhar
untuk memasuki bank Muamalat, sesampainya di kampus UIA itu bank Muamalat mati koneksi komputernya sehingga uang sodaqoh itu di titipkan dulu
Berjalan lagi ke Al- Azhar peduli umat, setelah itu ke Bank Mandiri, antrian panjang, halaman kantor Kementerian PU sudah di belah, sehingga untuk ke bangunan Menteri harus keliling keluar halaman kementerian, tiba di lantai 5 di Ciptakarya Tata Bangunan, sebagai pusat pengaturan aparat PU yang diperbantukan ke kementerian kementerian pemegang mata anggaran APBN yang membangun fisik struktur.
Jam 10.06 berjalan cepat sampai mengeluarkan keringat menyebrang masjid Al Azhar, jalan Sisingamaharaja, menyusuri jalan Hang Tua, masuk ke Pusdiklat Hang Jebat, saat pembahasan Anafarma saya disudutkan dengan pandangan mengirit malahan menjadi jelek, saya perlu konfirmasi dengan pihak konsultan hingga rapat terakhir jam 21.15 konsultan yang dimaksud tidak datang.
Jam segitu Fifi udah tidur.

Nginap lagi semalam di HangJebat.


Kamis 29 Desember 2011

Jam 03.30 terbangun

Jam 03.40 tahajudan
Shubuh sejak dua hari ini agak lambat, pagi itu sekitar jam 04.09 membuka pintu teras penginapan Pusdiklat Kesehatan Hang Jebat, teras itu menghadap ke jalan raya yang menghubungkan Pasar Mayestik dengan Jalan Pattimura.

Fifi masih tidur nyenyak di tempat tidur tersendiri tanpa di ganggu kakak2nya.
Panorama pagi itu masih gelap, sepeda motor lewat perlahan, bangunan- bangunan tinggi kota jakarta nampak dengan sinarnya tersusun rapi, dilangit nampak segaris kilatan membelah gelap sekejap.
Acara sarapan jam 07.00 pagi ini di lantai bawah, makan berasama Fifi, peserta lainnya masih
tertidur



Fifi menikmati sarapannya tanpa ada yang mengganggunya.



Jumat 30 Desember 2011


Sabtu 31 Desember 2011

Hari yang sangat mencekam, saya harus kuat, saya punya Allah Tuhanku yang akan selalu menolong.
jam 03.30 terbangun
Menyiapkan air panas untuk menghangatkan badan,
Ternyata suratnya Yasin untuk masuk emergency Rumah sakit Daerah Cikaret-Cibinong kurang yaitu tanda tangannya dokter.
Jam 09.00 sudah tiba di Rumah Sakit Daerah Cikaret Cibinong Bogor.
Saat proses verifikasi ternyata listrik padam, semua diusahakan untuk tidak berhenti proses malahan sangat lama sekali masuknya.
Jam 12.00 siang hidup PLN nya dan proses sudah di dokter penyakit dalam, Yasin yang terinfeksi di beri obat antibiotik.
Pulang sempat membeli jagung untuk makanan nanti malam menjelang tahun baru
dan tiba di rumah jam 17.00
luar biasa lelahnya.
Perubahan tahun tidak terasa, biarkan yang berlalu tetap berlalu, hari esok perlu di songsong dengan sehatnya badan.

Tiada ulasan: