selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Jumaat, Mei 10, 2013

Jendela kaca pecah



Jumat, 1 Februri 2013

07.00 mengerjakan shalat Dluha, selesai shalat Fifi sudah tak terlihat, tadi awalnya secepatnya mengerjakan shalat agar bisa keluar bersama Fifi, ternyata Fifi sudah naik ojek dahuluan.

07.30 berangkat dari rumah untuk mencari ikan di lottemart Ciputat, istri tidak ikut sebab kecapaian, semalam pulang dari Mangga Dua lelahnya belum hilang.

08.45 di Bank Muamalat Cijantung untuk santunan yatim piatu NTT-TTS

09.30 lottemart Ciputat, ikan yang dibeli, ikan bandeng, ikan ayam-ayam, ikan kecil ikan selar, ikan gabus untuk Tyas semoga suka sebab mengandung Albumin, kerena mahalnya membeli tigaratus gram saja, ikan kerapu kesukaan Fifi, ikan ale-ale
Semua barang yang dibeli dikemas dalam karton
10.15 keluar dari Lottemart, saat mata menengada ke langit, mendung sudah menutup langit, hari akan hujan pikirku.
11.40 masjid Pemuda Cibubur untuk shalat Jumat.
12.20 shalat usai dan mulai melangkah keluar masjid.Jalan raya yang masih sepi sebab ada sebagian masjid yang masih mengerjakan shalat
13.00 masuk rumah.

 
Sabtu, 2 Februari 2013

07.00 mencoba menghubungi layanan kepolisian 110 dan bisa dilayani walau hp tidak ada pulsa nya
Sebagian besar mengucapkan atas dimunculkannya layanan 110, semoga sukses.
10.00 hujan cukup deras mengguyur

Minggu, 3 Februari 2013
03.30 agak kesiangan bangunnya, untungnya istri ikut terbangun dan langsung masuk dapur, dan saya bisa persiapan shalat tahajud
03.40 Shalat Tahajud
04.00 kue ekspres super cepat sederhana dan tidak ada zat tambahan sudah datang dengan kopi panas.
05.00 bermotor bersama istri menuju pasar Cileungsi.
Harga- harga masih mahal terutama yang menyolok mahalnya adalah bawang putih dan daging ayam, kerena untuk gizi anak- anak yang menderita Thalasemia, ya harus di beli juga.
06.40 sudah dirumah
07.00 shalat Dlhuha
07.30 sarapan bubur manado dengan ayam panggang.
09.00 mengunjungi warga RT yang masih sakit pinggang nya dan belum bisa jalan,
yaitu pak Budi.
Terlihat pak Rudy datang menyongsong, mau kemana pak Haji, nengok in pak Budi.
Pak Budi nya sendiri sedang duduk didepan pintu rumahnya, sementara matahari bersinar cukup terik.
09.30 bersenda gurau dijalanan menemani pak Budi yang berjemur.

18.05 suara pengajian sayup- sayup terdengar menyadarkan jikalau maghrib akan tiba.
Ada waktu baik untuk mengasah ingatan dengan membaca hafalan beberapa ayat Al-Quran surah Al-Imran.


Senen, 4 Februari 2013
03.15 Alhamdulillahirobilalamin, segar badan untuk mengawali hari puasa sunah hari Senen, hidup memang susah, biarlah kesusahan itu dihanyutkan dengan Tartila bacaan Al-Quran.

04.10 setelah Tahajudan dan membaca Al-Quran mulai makan sahur, tumis sayuran terdiri dari jagung kecil, wortel, sawi bakcoy,  irisan tempe, irisan kentang, dan lauknya ikan selar di goreng kering.
Saat menumis jangan terlalu matang
Kucing nya pun ikut terbangun mencium bau ikan di goreng
 
14.00 saat persiapan untuk mencetak foto, mencari arsip foto lama di komputer.
Tidak lama kemudian bermotor bersama istri menuju ke tempat cetak foto, dijalan ke Gandoang dari puri, hanya saja menyempatkan untuk melewati jalan kampung yang tembus ke jalan raya yang rusak.

14.30 bermotor kembali kerumah setelah mencetak foto empat kali enam sebanyak tiga lembar milik saya dan istri.

16.00 mendung menutup cakrawala.
17.50 langit semakin gelap, maghrib belum juga tiba, rintikan hujan sudah turun, terdengar shalawat rasululloh dikejauhan ditimpa gemuruh air hujan.

  

Selasa, 5 Februari 2013
03.10 sadar dari tidur setelah Hp berbunyi, ini adalah hari untuk saya dan istri pendaftaran Caleg Partai Gerindra untuk DPR-RI.

04.00 menikmati kue ekspres
05.30 memandi in motor yang akan digunakan untuk berangkat mendaftar
06.00 sarapan vegetarian
07.00 Shalat Dlhuha
08.00 Berangkat berdua bersama istri menuju tempat pendaftaran Caleg dari partay Gerindra.
08.15 diujung jalan mampir sebentar untuk foto copy kekurangan yaitu ijazah luar negeri 1987 Rotterdam Belanda.
08.20 dihadang kemacetan panjang di ruas jalan Gandoang - Cileungsi, kemacetan tergolong parah, penyebab kemacetan adalah penyempitan jalan di Giant Metland

Rabu, 6 Februari 2013
06.00 ke Bogor urus pensiunan, sebab kemaren siang sewaktu ke Bank TPN kan-cab pembantu Culeungsi di ingatkan untuk segera mengurus E- KARIP di BTPN Bogor.
Kalau itu tidak diurus maka uang pensiun akan tidak dibayarkan, dianggab meninggal.
06.10 berangkat dengan istri, diatas motor menyusuri jalan Samic yang menghubungkan kompleks tinggal Puri Cileungsi dengan jalan raya Cilungsi - Bogor.
07.05 shalat Dlhuha di musholah Kecamatan  Klapa Nunggal
07.10 silaturahmi dengan Camat Klapa Nunggal.
07.20 menyusuri jalan pabrik semen Holcim Cibinong.
07.42 jembatan sungai Cileungsi.
07.50 jalan rusak di Gunung Putri Cibinong
berlubang dan macet kendaraan.
07.55 dibawah jalan tol Jakarta Bogor dikawasan Gunung Putri.
08.00 Cibinong
08.29 menyusuri jalan Cibinong - Bogor.
Motor tetap berjalan dengan kalemnya.
08.43 Gedung BTPN Bogor, terlihat ramai sekali
11.05 Markas Gerindra di Pasarminggu, Acara ulang tahun Gerindra ke 5.



Kamis, 7 Februari 2013
03.30 bangun untuk sahur
04.00 sahur, ikan sayur
05.00 di depan komputer untuk mencoba layout laporan
09.20 rumah keluarga alm Geboy, perkenalan pencalegan

Jumat, 8 Februari 2013
11.45 mengambil air wudlhu, bersuci dari hadast untuk mengerjakan shalat Jumat di Masjid depan pasar Gandoang.

Sabtu, 9 Februari 2013
03.20 terbangun untuk segerah tahajudan
04.05 makan kue ekspres buatan istri dan kopi top.
05.30 setelah membaca Al-Quran langung masuk dapur membuat nasi goreng daging gunting, untuk mengangkat gizi anak- anak.
lembaran daging di panggang dahulu setelah itu masukan ulegkan kasar bawang merah dan bawang putih, ditumis, masukan telor di aduk, dan masukan irisan wortel, setelah itu nasi nya.
07.00 membuat jus mengkudu dan kentang
08.00 Shalat Dlhuha
09.00 Berangkat survey pengamatan peta politik dan strategi pemenangan partai Gerindra, melewati jalan SAMIC, kecamatan Kelapa Nunggal, Cibinong.

09.55 Saat memasuki rumah adiknya tetangga pak Suparman, dikompleks Zeni Cibinong diantar dengan adik iparnya ibu Suparman.
Pernah kesini empat tahun yang lalu, saat ibu dari tetangga pak Suparman masih ada, yang didatangi adalah adik dari tetangga, yang terkecil yang memiliki informasi peta sosial politik Kecamatan Cibinong.
10.20 bermotor lagi menyusuri jalan Cibinong - Bogor.
10.45 salah jalan di tikungan Yasmin, saya tidak belok kiri, tapi lurus dan  curiga timbul kok ngak ada lewat angkutan umum yang menuju Terminal Bubulak, akhirnya kembali lagi setelah bermotor sejauh 2 km.
11.00 Kemacetan di ujung ruas jalan Bubulak Darmaga kampus IPB Bogor. 
11.56 Terdengar adzan shalat Dzuhur dari  Masjid Al- Ariyah, ujung mau masuk Leuwiliang, tepat didepan PLN Leuwiliang, disana motor di istirahatkan setelah menempuh 80 kilometer dari rumah.
Memasuki ruang dalam masjid yang sangat lebar dan mencari tempat berwudlhu, saat duduk setelah shalat sunnah, terasa seperti berada diujung barat Jawa.
Design masjid yang langsung masuk satu ruang besar tanpa ada teras atau beranda dari pintu masuk terasa seperti di barat pulau Jawa, pengaruh dari  perjalan budaya.
12.20 setelah shalat dzuhur istri menawarkan untuk makan siang, dengan lauknya membeli gado- gado yang dijual disamping tempat berwudlhu wanita.
Gado- gado lima ribuan tanpa nasi dua piring, demikian pesan saya, didengar juga oleh para bapak yang habis shalat dan makan di tempat itu.
Dua piring pesan gado-gado memangnya dimakan dengan siapa, mungkin itu yang ada di benak pikiran ibu gemuk penjual gado- gado itu, terlihat dari pandang matanya, sebab dilihatnya saya berada sendirian.
Saya dan istri duduk dipintu masjid, masih terlihat didalam masjid beberapa rombongan orang berdatangan untuk shalat dzuhur berjamaah, sambil menunggu  agak lama sedikit ibu gemuk penjual gado- gado itu mempersiapkan pesanan.  
Ibu gemuk penjual gado- gada itu melambaikan tangannya memberitahukan jikalau gado- gado pesanan saya dua piring sudah selesai, saya datang melangkah tanpa alas kaki dan masih tetdengar ditelinga saya, ngak suka pedas kan, saya tidak memperhatikan.
Mulai makan gado-gado yang tergolong enak, nasi yang dibawa dari rumah mulai di tuangkan dari bungkus plastiknya, dan istri tidak lupa membawa sambal goreng hati, sedap jadinya.
Dari suapan pertama hingga namba nasi, nasi satu plastik ukuran sekilo itu dimakan di tambah sedikit- dikit hingga habis.
Mau minum, air masih di gantung di motor, saat keluar masjid, jalanan didepan masjid yang tadinya ramai sekarang sepi.    
13.00 bermotor kembali berdua dengan istri menuju kota Kecamatan Leuwiliang.
Keterbukaan dan keuletan masyarakat Leuwiliang sudah mulai nampak, masyarakat yang pragmatis.
Dinamis masyarakatnya yang haus akan perubahan
13.20 Cibanteng
13.30 Leuwiliang.
Memasuki kota setelah melewati jembatan sungai yang memotong wilayah kota, kotanya ramai tumpah dijalan poros Bogor- Jasinga.
Para pedagang berbaris dikiri kanan jalan, sangat ironi jikalau nantinya kota Leuwiliang tumbuh mengikuti kontour jalan poros, seperti Leuwliang tidak punya visi.
Kota Leuwiliang bisa berwujud kota taman memanjang ditengah kota, jalan poros dipecah menjadi tiga lines dengan line tengah, asli jalan poros yang dikanan kirinya sejauh 500 m diliputi taman kota, dengan berhamburannya pusat pendidikan yang ada di kota Leuwiliang membuat kota penuh dengan generasi usia 6 thn - 20 thn
Sangat terasa jikalau Leuwiliang belum tersentuh perencanaan kota kecamatannya.
Mengingat pula kota Leuwiliang memiliki RSU Daerah, dengan udara panas kering sejuk dan angin lembah, perlu ditempatkan Pusat Perawatan Penyakit Pernafasan dan Hemathologi.
Motor sudah melewati kota Leuwiliang, dan sekarang menuju desa Cibeber, sekedar nostalgia peristiwa 1997 dimana rumah yang dikridit dari BTN Bogor, lenyap dijarah penduduk.
Saat memasuki jalan desa yang menyimpang dari jalan poros Bogor - Jasinga, jalanan itu kecil saja.
Berderet bangunan pendidikan agama pesantren sudah ada sejak dahulu.
Masjid baru ada di bangun dan sudah berdiri kokoh dekat jembatan.
Jembatan dahulu kecil saja sekarang besar.
Masjid yang dahulu pernah sholat disana juga masih ada.
14.00 memasuki desa Cibeber Tiga, dan motor berhenti di depan rumah Pak Tatang.
Terlihat lelaki itu berperawakan pendek sedang tidak enak badan, dengan keluhan panas dingin berhari- hari.
Saya berusaha untuk membantunya, saya yakin ada dedaunan yang ada dihalaman rumahnya bisa mengobati sakitnya, akhirnya daun tapak liman itu saya petik dari rerumputan yang tumbuh di samping rumah pak Tatang.
" pak, bapak cari yang banyak daun seperti ini kemudian di lalap dan dimakan "
Tiba- tiba hujan turun
Mengapa tadi tidak membawa plastik hujan,
plastik hujan itu ada disamping motor saat motor belum diturunkan.
Hujan tetap turun dan saya dan istri tetap bertahan di teras rumah pak Tatang sembari menunggu redahnya hujan. Sehingga banyak yang dibicarakan dari kehilangan rumah tahun 1997, pertumbuhan ekonomi Leuwiliang, Jalur pulang ke Cileungsi, untuk jalur pulang ini disarankan untuk lewat Rumpin saja.
14.50 Saat hujan mulai mereda, istri minta secepatnya meninggalkan desa Cibeber tiga.
14.55 Melintas kota Leuwiliang yang basah kehujanan langsung masuk ke terminal Leuwiliang dan tembus dipertigaan belakang terminal, milih ke kiri menuju arah Rumpin, suatu wilayah baru yang mana belum pernah di lewati sebelumnya, untuk mengetahui tingkat dukungan partisipan partai Gerindra.
Hujan yang baru saja mengguyur melahirkan banyak genangan air, genangan yang cukup dalam saat  5 km keluar Leuwiliang melewati jembatan yang akibat turunan maka terjadi genangan, untungnya motor tidak bermasalah
15.26 saat adzan Ashar terdengar tiba di Masjid Jamie Darussalam desa Kerekel Kecamatan Leuwiliang.
Masjid perdesaan sangat sederhana, cukup besar dan air berlimpah.
Setelah itu bermotor lagi bersama istri, hujan terkadang datang dan pergi, jalanan lurus dan di sayat- sayat dengan polisi tidur yang cukup tinggi.
Tiba- tiba jalanan menurun dan menikung, kemudian melewati jembatan setelah itu mendaki lagi.
Situasi ini sangat mencekam, perumahan sedikit di kiri kanan jalan, kemudian menurun lagi cukup dalam setelah itu mendaki sehingga motor sangat perlahan dan datar sedikit agak cepat lajunya, akhirnya harus berhenti untuk bertanya sebab didepan jalanan tercabang kiri dan kanan, menunggu cukup lama untuk menjumpai manusia buat di tanya, setelah bertanya tetap niat menuju Rumpin, dianjurkan ikut jalan kekiri.
Memasuki kawasan hutan karet jalanan lurus panjang setelah itu masuk ke pendakian dan saat turunan ternyata diujung turunan ada lobang jalan dalam motor tidak berani di rem takut terbalik, sehingga motor agak kencang dikit masuk ke lobang bruk untungnya lagi ngak jatuh, istri sudah teriak dan cemas takut tersungkur di jalan, dan saat berbelok terlihat ada bengkel motor dan mobil di kiri kanan jalanan, berarti lobang tadi sudah sering mencelakakan, sampai- sampai ada dua bengkel yang nungguin di tempat sepi itu.
16.12 masuk kecamatan Rumpin, suatu bayangan kemiskinan sudah terhampar sejak jauh jauh sebelum masuk Rumpin.
16.20 ditempat berpangkanya angkutan umum untuk ruas Rumpin - Leuwiliang, dan Rumpin - Depok banyak para sopir mobil dengan kernetnya sehingga bisa diminta tolong untuk bertanya arah mau ke Cibubur,
Kemudian mengambil jalur menuju Ciseeng,  jalur ini sangat parah kerusakan jalannya, jalan berlobang dan kok banyak sekali dijumpai truk- truk besar bermuatan batu kali.
Jalanan menurun tajam dan macet sebab ada truk mogok bermuatan batu, kemudian setelah tikungan dihadapkan pada jalan mendaki tajam dan berlobang, luar biasa miskinnya daerah ini.
Dipertigaan menuju Depok ada pemeriksaan Polisi, syukurnya lolos.
Jalan terus dan setelah lama baru masuk Ciseeng ( 17.00 ).
Bermotor terus hingga mendekati pasar Ciseeng yang macet- cet.
17.25 Parung, suatu kota mungil yang macet, ketemu pertigaan belok kanan ke Depok, jalan turunan dan mendaki dan macet.
17.45 Depok pasar Kenari, sepanjang jalan dari Parung ke Depok macet nya luar biasa, hujan turun, tidak bawa mantel hujan.
17.50 Margonda Raya, lancar, belok kanan menuju arah Cimanggis.
17.59 Macet luar biasa di jalan dua arah itu, sewaktu analisa peta sayembara kemaren sempat terkejut melihat pertumbuhan permukiman Depok Timur, dan sekarang kemacetan ini disebabkan kendaraan berhenti sepanjang 3 km untuk belok kanan menuju Depok Timur.
Saya sekarang mengalami kenyataan dari suatu teori perkembangan wilayah yang timpang, yaitu macet.       
18.30 Masjid Hidayatul Arifin Kompleks Perumahan Kementerian Koperasi  dijalan lintas Bogor Jakarta - Cimanggis -  Cibubur.
Dengan kelelahan turun dari motor setelah menempuh ruas Leuwiliang -Depok- Cimanggis sejauh 60 km dengan kemacetan panjang dan jalanan rusak.
Dibawa rintikan hujan dan sore sudah meremang mata mencari  masjid ini yang tidak sempat di tampakan kekosongan, setelah memutar di putaran Giant di jalan Jakarta Bogor Cimanggis, belok kiri dalam susana meremang kerena maghrib sudah turun, masih mengendarai motor berdua dengan istri, saya bilang " ma mana masjid sebelah kiri jalan yang bisa di singgahi untuk sholat lima tahun yang lalu, kok masjid itu tidak ada sekarang" dahulu kalau mau Giant Cimanggis selalu shalatnya disitu, tapi keremangan malam dan lembutnya cahaya lampu menyiratkan tidak ada bangunan masjid di halaman luas berpagar tinggi itu, lho kok bisa masjid hilang, ngak mungkin.
" mungkin belum sampai mas ini barangkalai memang tanah kosong" kata istri, akhirnya motor yang tadi dikemudikan perlahan sekarang di gas lagi menyisiri ujung malam.
Bermotor di ujung malam dengan hujan rintik lupa membawa jas hujan atau plastik hujan, suasana gelap, Ya Allah, mana masjid itu, Ya Allah mana masjid itu, masjid yang biasa dan sudah sering dahulu  didatangi untuk shalat.
Lewat sudah pertigaan Trubus masih maju lagi, dan setelah jalanan agak landai mendaki, dibalik pagar terlihat masjid, oh ini masjid yang dicari tadi.
     
Saat masuk terasa ayunan kaki beberapa tahun yang lalu saat anak2 masih kecil, saat mana masjid sedang di konstruksi dengan dos semen di sana sini, anak2 jikalau mendengar adzan shalat Dzhuhur langsung minta motor dipinggirkan untuk masuk masjid.
Cuaca gelap, redupnya penerangan teras masjid yang sekarang sudah dianggap selesai proses membangunnya, terlihat didalam masjid sedang shalat berjamaah, langsung berjalan menuju tempat wudlhu, tempat wudlhu yang cukup mewah untuk seukuran public service, seperti di hotel saja layaknya.

18.40 Memasuki masjid, pikiran saya ini shalat Isya, tapi kerena gelap sore mendung dan shalat yang baru dilakukan adalah shalat Maghrib.
18.50 setelah shalat di sisi kanan masjid terlihat dua bapak usia diatas enampuluh tahunan sedang menghamparkan alas karpet panjang, ada pengajian pak tanyaku, tidak pak, sambil bapak itu menyodorkan tangannya untuk salaman.

 Tiba- tiba saja di beranda samping kanan masjid itu didatangi jemaah shalat Maghrib yang usai membaca dzikirnya, sekitar 13 orang duduk dengan usia diatas 60 tahun, dan ada diantara mereka baru satu minggu memasuki usia pensiun, dengan cangkir plastik yang di edarkan, disajikan teh atau kopi sanchset an dan saya memilih air panas biasa tanpa apa- apa saja.

Mereka semua pensiunan PNS Kementerian Koperasi dan usaha kecil, yang dibuatkan kompleks tempat tinggalnya dan dibuatkan pula masjidnya.

Saya sangat senang dengan berkumpulnya tiga belasan pensiunan pegawai negeri dan ikut bergabung bersamanya,  tidak terhindarkan juga pertanyaan sejak kapan pensiunnya, saya jawab sudah hampir setahun.

19.26 salah seorang dari mereka berdiri  yaitu seseorang yang mengaku dirinya memasuki  usia pensiun baru satu minggu,
untuk melaksanakan adzan shalat Isya.
19.30 Shalat Isya
19.40 bermotor lagi berdua dengan istri mengarungi gelap malam menuju rumah, hujan sudah tidak turun.
19.50 Cibubur Juction dilalui
20.10 Cikeas
20.40 masuk rumah.
20.45 istri langsung berbaring melepas lelahnya dan saya mempersiapkan makan malam yang berkualitas agar lelah sejarian bermotor tadi pagi bisa hilang.
sepotong ayam bakar dan seekor ikan kerapu dengan sayuran ditumis padat irisan jahe setengah ons dan bawang putih tomat, buncis, jagung kecil
21.00 menyadarkan istri untuk makan biar sehat dan asyik juga kelelahan itu.
21.10 seperti datangnya perubahan siang dan malam, ngantuk itu datang, secepatnya sikat gigi dan mulai berbaring belum satu halaman harian kompas dibaca, mata udah tertidur, luar biasa ngantuknya.
      
Minggu, 10 Februari 2013
03.30 terbangun.
Kopi panas dulu akh
04.00 tahajudan dan dilanjutkan membaca Al-Quran
05.00 ngantuk datang
07.00 Dlhuha an
08.00 mulai menjemur diterik mentari pagi.
09.00 berangkat ke pasar mengambil waktu agak siang sebab kelelahan masih melingkup sejak kepulangan semalam dari Leuwiliang Kabupaten Bogor.

Dipasar sudah sepi, harga bawang putih semakin gila, kerena tidak logis harganya, putuskan untuk tidak beli.
Agak mengambil waktu lama saat mencari penjual jahe,
dan barang-barang yang dibutuhkan akhirnya didapat kecuali tomat yang harganya tinggi.
ada buncis, kol, wortel, kacang panjang, lombok rawit, bawang merah kualitas tiga, ikan asin, jagung kecil, jahe, bayam agak banyak tapi agak layu cuma layak konsumsi dan pedagangnya ingin pulang, kecap, kacang tanah, dan tepung terigu     
11.45 siang yang panas, baru pulang dari pasar

14.00 tiba- tiba saja cuaca yang panas terik itu berubah dengan mendung tebal, terdengar tetesan awal hujan turun, bertiga berlarian mengambil jemuran yang banyak, jemuran yang mayoritas berwarna putih

14.10 hujan sangat deras turun dan dari balik jendela kaca terlihat goyangan pepohonan ditiup angin cukup mencekam, semua kekuasaan Allah SWT.
Hujan sedemikian ini memastikan jikalau Jakarta akan digenangi banjir.
15.20 saat adzan Ashar terdengar hujan masih turun.

Senen, 11 Februari 2013

04.15 sahur pagi ini dengan ikan tongkol di bakar dan sayurannya tumisan jagung muda, wortel, buncis dan sawi.

05.00 betul juga, sebagian wilayah Jakarta kedapatan digenangi banjir, sebab wilayah Bogor kemaren sore hujan sangat derasnya.
Banjir di Cipulir, manaiknya permukaan sungai Pesanggrahan.

09.00 menyusun peta politik partai Gerindra Dapil Jabar V Kabupaten Bogor yang meliputi peta dasar, peta potensi partisipan, peta Gender, peta potensi konflik sosial, masalah agraria, masalah agama, masalah wanita, masalah perkelahian pelajar, dan peta tingkat kesejahteraan dan pendapatan

16.00 hujan deras turun lagi.

Selasa, 12 Februari 2013

02.00 sudah ngak enak tidur, buka komputer  mulai melihat file laporan, laporan pengamatan  politik di Daerah Pilihan V kab Bogor harus segerah di susun.
03.00 shalat tahajud.
05.00 masuk ke halaman sampul, sekarang halaman sampul ke tiga yang pernah dibuat, kalau sampul nya tidak baik, enggan orang membacanya.
09.00 ngantuk datang.
13.00 dirumah seperti indekosan mahasiswa, tiga komputer dipakai semua, ibunya harus melepas pekerjaan didapur dan mulai membaca arsip analisa politik di laptop, untuk menghadapi tes wawancara pen caleg an Partai Gerindra dua minggu lagi 

Rabu, 13 Februari 2013

03.02 bangun saat kebutuhan untuk menghadap kepada Allah SWT sangat tinggi.
03.30 setelah shalat tahajudan dan mulai membaca Al-Quran seakan berada seperti dalam mimpi hanyut dalam tikungan saat menjumpai bacaan yang harus di matiin dan setelah itu berbelok dan lancar lagi, dan ingin mengulang kembali, sama seperti pengalaman bermotor berdua dengan istri hari Sabtu beberapa hari yang lalu, berdua belum pernah ke Rumpin dan sekarang sudah bermotor di kawasan Bogor Barat Rumpin.
Al-Quran yang merindukan.

Kamis, 14 Februari 2013
09.00 Bank Muamalat Kranggan Cikeas
10.56 Halte Busway Kampung Melayu.
11.45 Halte Busway Pademangan, turun dari busway, disambut hujan merintik.
20.50 Busway memasuki Terminal Kampung Rambutan.
Malam yang sudah gelap, terlihat para tunawisma mulai menyusun kertas koran bekas untuk alas tidurnya, kertas koran yang tipis, hanya untuk alas tidur dan mengurangi sedikit rambatan dingin nya lantai terminal Kampung Rambutan.
Saya tidak bisa berfikir panjang sebab saya lihat istri juga sudah lelah, seharian di Mangga Dua nungguin dua komputer di install ulang.
Berjalan menuju masjid disisi timur pagar terminal.
21.00 shalat Isya di emperan Masjid Terminal Kampung Rambutan, masjid sudah di tutup.
21.15 diatas motor untuk berangkat pulang
Bermotor dengan istri diwaktu malam, akhirnya tiba di Kelapaduawetan untuk mampir ke langganan penjual tongseng, perut yang berpuasa ini harus makan sempurna, pilihannya ya tongseng, satu mangkok tongseng panas dan dua piring nasi.
Itupun tidak bisa menghabisi tongseng pedas dan panas itu.
 
23.01 Masuk rumah, lelahnya bukan main.
Yasin belum tidur benar sehingga diketahuinya jikalau ayahnya membawa tongseng ia bangun dan makan lagi.

23.50 belum bisa tidur, kucing yang diluar minta dibukakan pintu, buka pintunya sedikit, kucingnya berlari masuk.


Jumat, 15 Februari 2013

09.40 di  BTPN bank tabungan pensiunan pegawai negeri kantor cabang Cileungsi, ramai, dapat urut no 9.
09.55 Bank Muamalat kantor cabang Cileungsi untuk yatim piatu NTT - TTS
10.10 pasar Cileungsi untuk membeli sekilo kacang tanah.
10.20 Giant Metland Cileungsi, beli ayam untuk lauknya anak- anak.
11.00 masuk rumah persiapan shalat Jumat.
13.00 terjadi kantuk yang bersangatan setelah 30 menit di depan komputer untuk menulis laporan pen Caleg an Partai Gerindra, lelah berfikir sehingga kantuk yang datang, padahal penulisannya memasuki permasalah kekurangan partai politik di Indonesia.
Dan partai yang hanya dijadikan kendaraan untuk mencari kekuasaan.
Dan Partai Politik menyenangi mengambil kader yang sudah mateng dari pada menciptakan perkaderan sendiri.  
16.50 hujan turun, ujung rintikannya halus, hembusan angin yang mengiringi, terasa benar dinginnya.


Sabtu, 16 Februari 2013

03.30 shalat tahajud untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Pencipta.
04.20 kue ekspres buatan istri, tapi minumnya bukan kopi Top lagi, sebab kemaren pagi sempat ke Giant kopi itu tidak dijual lagi, sudah habis masa promosinya.
Minumnya teh merah rosella.
04.28 adzan Shubuh terdengar
05.10 didepan komputer untuk memasuki sub bab tiga penulisan laporan untuk kelengkapan persyaratan pencalonan DPR-RI dari Partai Gerindra.

10.00 kelelahan menyelimuti dan kantuk pun datang, sementara penulisan laporan untuk di kirim ke Gerindra, sudah di bab pengungkapan fakta partisipan Gerindra di Kabupaten Bogor.
Pengiriman ditargetkan tanggal 20 Februari besok, sebagai syarat kelengkapan pendaftaran Caleg DPR RI Partai Gerindra

Minggu, 17 Februari 2013

09.10 mengantar Tyas ke terminal bus Cileungsi, berangkat ke Denpasar, tiket KA sudah di dapat untuk dua kereta Insya Allah hari Senen jam 21.00 tiba di Denpasar.
09.45 Terminal Cileungsi, bus yang akan berangkat ke Senen sudah menunggu tinggal berangkat.
10.00 Giant supermart untuk membeli ayam untuk lauk anak2 dirumah.  
10.25 Memenuhi undangan Maulid Nabi Muhammad SAW di sekolahan Islam Terpadu di belakang rumah.
12.00 memenuhi undangan perkawinannya anak tukang sayur, saat makan dipesta sederhana itu ada makanan yang saya senangi yaitu karedoknya.


Senen, 18 Februari 2013

02.40 Tyas tiba di stasiun Kereta Api Gubeng Surabaya, ada seorang ibu yang memiliki putra menderita Thalasemia juga, menemani Tyas menunggu hingga  jam 09.00 saat kereta Mutiara Timur Surabaya Denpasar berangkat.
Seorang ibu itu adalah bentuk partisipasi POPTI cabang Surabaya yang mau peduli terhadap Tyas yang pagi- pagi sekali harus di stasiun KA Gubeng Surabaya, kerena KA Gaya Baru Malam Selatan tiba di Surabaya pagi- pagi sekali.
Saat itu Hb darahnya Tyas 8 sebab gagal transfusi lanjutan gara- gara test comb yang diberlakukan dan harus membayar sejumlah uang, uang mana telah dibelikan tiket KA Jakarta - Denpasar.
Dan berada di Stasiun Gubeng pagi- pagi sekali, seorang gadis, ber Hb darah 8, teoritis sangat lemah jikalau ada pencoleng Surabaya yang mengganggunya, sehingga hadirnya ibu itu sangat besar sekali jasanya, seorang ibu yang punya putra sakit thalasemia sama seperti Tyas.   

04.00 makan sahur  dengan sayuran dan gorengan tempe tahu.

05.00 mulai didepan komputer untuk menyusun laporan pen Caleg an di Partai Gerindra 

08.00 saat menghubungi Tyas melalui SMS Hp untuk menanyakan KA Mutiara Timur sudah datang belum, berita pengiriman SMS terbaca GAGAL.
Saya berfikir Tyas mematikan Hp nya.

12.00 sebelum Shalat Dzuhur berjamaah dengan Fifi, mencoba mengirim SMS ke Tyas juga pengiriman gagal.

18.20 saat berbuka puasa saat terbaik untuk berdoa, berdoa pada Allah SWT untuk keselamatan anak- anak.

19.00 makan malam dengan plecing kangkung dan kacang tanah di goreng 

20.00 Saat tetangga mulai mengetahui jikalau saya dan istri mencalonkan diri pada penyeleksian bakal Caleg Partai Gerindra, ada tetangga yang sengaja menunggu saya keluar dari rumah dan menanyakan desas desus tersebut, saya bilang memang betul, itu pun baru pendaftaran dan sekarang tahap penyusunan laporan InsyaAllah beberapa hari lagi dikirim.

21.00 saat memasuki tidur, sempat meraih Hp untuk melihat SMS dari Tyas, perkiraannya sih sudah waktunya memasuki kota Denpasar, tapi kok ngak ada SMS nya.
  
Selasa, 19 Februari 2013

03.00 terbangun dan SMS yang diharapkan datang dari Tyas kok ngak datang- datang juga, sebagaimana diketahui, Tyas mematikan Hp nya sejak kemaren pagi jam 08.00 saat Tyas menunggu KA Mutiara Timur yang akan mengantarkan Tyas dari Surabaya ke Denpasar.

05.00 Alhamdulillah ada SMS dari Tyas jikalau jam 23.00 tadi malam ia telah tiba di indekosannya di bilangan Panjer Sanglah Denpasar, naik taksi dari terminal dikenai biaya Rp 25 000,- sehingga saya harus menggantinya, kerena gembira Tyas sudah tiba di Denpasar langsung membalas SMS dan menyanggupi untuk mengganti uang yang dikeluarkan untuk naik taksi tadi malam,  dengan uang seratus ribu tetapi lihat cuaca untuk pergi ke Bank Mandiri.

05.10 menghidupkan komputer untuk melihat kembali, memperbaiki dan menyusun ulang laporan pencalegan di Partai Gerindra.

11.55 Sesaat sebelum dzuhur mematikan komputer yang menyala sejak pagi untuk me nyusun laporan pencalegan di partai Gerindra.
14.10 hujan deras mendadak turun dari langit, anginnya menderu- deru.


Rabu, 20 Februari 2013
03.03 terbangun saat Hp menyanyikan nada- nada membangkitkan semangat, malam masih berkabut gelap.
03.30 Shalat Tahajud.
03.58 kopi dan kue ekspres yang hanya terigu dan irisan jahe dituangi air minum biasa diaduk dimasukan dalam open dan ditunggu hingga matang, biarkan bekerja sendiri, saat itulah kerjakan shalat.
04.10 ngaji Al-Quran
06.15 saat akan mengirim hasil penyusunan laporan pen calegan Gerindra, dari fasilitas Hp internet, tiba2 sinyal provider axis hilang.
Gagal kirim laporan.
06.30 membuat jus sayur dari daun pepaya agak banyak dan buah mengkudu tiga buah
Pahitnya luar biasa saat diminum, tapi mengingat badan harus sehat untuk menghadapi prosedure panjang pen Caleg an ini, harus diminum, ikut minum Istri, Fifi, dan Yasin. 
09.00 keluar bersama istri menuju warung internet untuk mengirimkan laporan sosialisasi pencalegan DPR-RI Partai Gerindra.
09.12 warung internet diluar komplek puri, dan setelah lama berulang-ulang pengiriman gagal sebab yang diminta bisa dikirim melalui email sebesar 25 M, sedang data mama untuk pencalegan 186 M dan laporan saya sendiri 255 M.
09.40 kembali pulang.
10.00 Dirumah dipikirkan untuk memotong file laporan setiap 25M, tiba- tiba terbersit dipikiran bahwa situasi pewawancara Pencalegan dengan sebegitu banyaknya peserta yang harus di wawancarai, maka kalau di tambahi pekerjaan menyambung kiriman file yang diputus- putus itu, ia akan bertambah stress.
11.00 Akhirnya putuskan untuk disampaikan utuh tanpa dipotong- potong,  berangkat bermotor bersama istri ke Sekretariat Badan Seleksi Caleg Partai Gerindra di Pasar Minggu.
12.00 tiba di BTPN Cileungsi, tepat saat istirahatnya pegawai bank, secepatnya keluar.
12.05 Bank Muamalat Cileungsi untuk Yatim Piatu NTT-TTS.
12.15  Shalat Dzuhur di Masjid jalan Pasar.
12.56 Kehujanan di Ciracas depan Kementerian Perdagangan, secepatnya pasang plastik hujan.
13.20 Hujan deras di jalan Simatupang.
13.40 Halaman parkir Gerindra Pasar Minggu, hujan lebat masih menderas, mata satpam yang berteduh dibangunan kecil itu hanya melihat saja, saya ingatkan istri untuk bersifat militant dalam perkaderan ini, plastik mantel hujan jangan dilepas, hujan masih turun, setelah memarkir motor mulai berjalan dibawah derasnya hujan  memasuki lobi Sekretariat Badan Seleksi Caleg Partai Gerindra di Pasar Minggu dengan plastik hujan belum dilepas, di loby banyak warga Gerindra yang berbaju bersih dan berdasi menanti jadwal pendaftaran Caleg DPR-RI Partai Gerindra.
Masuk loby mencari sudut untuk melepas plastik hujan dan mulai melepas satu persatu hingga baju putih bersih berlengan pendek, baju nya almarhum mas Ajar Sanjoyo.
Mengisi buku tamu, kacamata basah oleh air hujan.
Didalam ruangan sudah banyak orang duduk menunggu pendaftaran Caleg, menanti panggilan untuk masuk.
" Mbak saya mau menyerahkan laporan sosialisasi Pencalegan dari Dapil Jawa Barat V Kabupaten Bogor" telihat mbak penerima itu gembira menerimanya, akhirnya saya menunggu di luar untuk menanti proses peng copy an laporan dalam bentuk USB itu kedalam disc.
Sementara hujan masih turun, dan banyak para tamu yang datang untuk mendaftar menjadi Caleg, dimeja bundar, disudut ruang, dibawah tangga diloby dalam Bangunan Gerindra Pasar Minggu sudah duduk dua orang Papua yang mudah di kenal dari typologi fisik badannya, dan ternyata mereka datang dari Sorong, saya ceritra pengalaman membangun Ayamaru, Aitinyo dan Teminabuan 1990.
Dan dia tercengang saja.
Pembicaraan sangat akrab.
Sempat juga saya tanyakan lho kok baru sekarang mendaftar, kapan sosialisasi dengan Dapil nya dan kapan membuat laporan, dia menjawab sosialisasi bisa satu hari dan membuat laporan satu hari, tanggal dua puluh lima saya kumpul, beres sudah.
Saya hanya termanggu mendengar jawabannya, sebab saya melihat saya dan istri sebegitu sibuknya keliling Dapil V Jawa Barat Kabupaten Bogor, serta menyusun laporannya, dan baru bisa diserahkan sekarang.
 Sebab bagi saya laporan tidak hanya sebatas makalah dengan maksud dan tujuan, uraian, isi laporan, kesimpulan, tetapi bagaimana tujuan utama me sejahterahkan rakyat itu tercapai.

14.00 Istri keluar dan ikut gabung duduk di loby, lama menunggu proses di copy ke disk, katanya.

14.25 Keluar seorang nona panitia seleksi caleg,  mencari istri saya sambil gembira ia menceritrakan telah berhasil mengcopy laporan sosialisasi Pencalegan DPR-RI kok banyak dan detil sekali laporannya, beda dengan pendaftar Caleg yang lain, saya menjawab, Garindra kan harus mendapatkan Caleg yang bermutu dong mbak.

14.30 Akhirnya ruangan itu saya tinggalkan setelah mengenakan kembali plastik hujan.
Hujan masih turun, bermotor terus menyusuri jalan Simatupang, rasa gembira setelah menyerahkan laporan sosialisasi pen caleg an ini menimbulkan rasa lapar.

15.00 Saat melintas di kawasan Ke ong, Ciracas, ada tertulis nasi padang delapan ribu rupiah, langsung motor diparkir dan pesan makan dua piring.
Nasi padang delapan ribu rupiah itu ternyata sangat minim sekali, hanya saja rendang dan sayuran dan sambal hijaunya cukup banyak, kebetulan juga sebelum berangkat tadi sempat- sempatnya istri memasukan nasi dalam plastik, dan sekarang nasi itu di buka untuk tambahan makan siang yang enaknya luar biasa.            
Saat membayar si penerima uang bilang kalau lauknya rendang dan membawa nasi dari luar dikenakan tambahan seribu rupiah, istri saya dengan gembira dan mengatakan tidak ada masalah dengan tambahan dua ribu rupiah untuk dua orang.

15.30 Shalat Ashar di musholah kecil setelah pasar Ciracas.
16.25 masuk rumah dengan kelelahan luar biasa, sambil rebahan memikirkan perjalanan yang panjang tadi dengan iringan lebatnya hujan angin, badan enak saja, oh ya tadi sebelum berangkat kan minum jus sayur daun pepaya dan mengkudu.


Kamis, 21 Februari 2013


06.15 Saat memasuki rumah dengan agak sedikit kecewa, tidak ada pantulan sinar lampu motor dari motor yang dikendarai kepasar tadi pagi.

 Pagi setelah shalat shubuh sekitar jam 05.00 berangkat kepasar kali ini sendirian sebab ibunya masih kecapean setelah kemaren kehujanan, pagi ini agak gembira, sebab lampu motor hidup semua, sehingga sewaktu berangkat di gelap pagi itu bisa menerangi jalan desa yang berlumpur. kerena kemaren siang,  dibawah siraman hujan lebat, sepulang dari menyerahkan laporan ke GERINDRA Pasar Minggu, sempat mampir ke bengkel,   masuk bengkel di jalan kesehatan  untuk memperbaiki lampu padam sejak kepasar hari Sabtu. 

Tapi lampu motor depan padam lagi saat mendekati pasar Cileungsi, anehnya lampu
lampu belakang hidup.

09.00 Tyas kirim SMS bahwa harus membayar uang Indekosannya.

10.00 di Bank Tabungan Pensiunan Negara kantor cabang Cileungsi.
10.30 Bank Muamalat Cileungsi untuk yatim piatu NTT-TTS
11.00 Bank Mandiri untuk kirim uang ke Tyas.
11.30 saat masuk rumah Fifi nya belum datang.

Jumat, 22 Februari 2013

08.00 bermotor dengan istri menuju kantor Pasar Jumat.

09.07 Bank Muamalat Perguruan Sudirman, Cijantung, untuk anak yatim piatu NTT-TTS
10.30 Kantor Pasar Jumat, ternyata ibu Holilah belum datang.

11.08 Tiba di Lottemart Ciputat, tanya pada Satpam apakah disini diselenggarakan shalat Jumat, diselenggarakan pak.

11.12 sudah mulai memasuki gerai penjualan, Tomat masih mahal, dan langsung ke ikan, ikan tenggiri harga mahal dibeli seberat 2300 gram, bawal 350 gr, ikan sebelah 980 gr dan telor 16 butir.

11.35 Saat di lobby Lottemart, saya ingatkan istri untuk masuk lagi keruangan sebab panas cukup ngak enak, dan saya menuju masjid untuk shalat Jumat.
12.30 udara siang yang mendung meredupkan paparan matahari siang, lagi pula sunahnya sehabis shalat Jumat kan makan siang, tadi dengan istri sewaktu mampir ke kantor Pasar Jumat untuk silaturahmi sempat membeli rempeyek udang satu biji besar dan urapan daun kenikir dan daun kacang panjang.
Akhirnya berjalan menuju kios kios penjual makan siang, dari makanan yang ada yang saya minati gudeg, akhirnya pesan gudeg campur krecek rambak diwarnai sambal, dan tidak lupa pinjam dua sendok, langsung dibawa ke meja dimana istri sudah menanti, diatas meja itu dibuka juga nasi yang dibawa dari rumah dan urapan serta rempeyek yang dibeli di kantor Pasar Jumat dan ada sepiring gudeg campur krecek rambak, siapa bilang tidak enak, enak tenan.

13.00 saat bersiap siap mau berangkat dengan mengemas belanjaan ikan dan telor tadi, tiba- tiba hujan turun sangat deras.

13.15 Hujan sudah redah, dengan berplastik hujan dan jas hujan buat istri, bermotor diiringi gerimis menyiram dibilangan Ciputat.       
13.35 Carefure Lebak Bulus Pasar Jumat hujan udah berhenti, parkir motor, dan titipkan dos ikan di penjaga parkir dan berjalan di emperan Carefure yang semakin tertata baik, tangga darurat sudah terlihat terpasang untuk escape visitor saat emergency.
Aspal yang basah menyisahkan hujan yang baru turun, berjalan diantara perumahan warga PU di Pasar Jumat.
13.50 memasuki kantor Pasar Jumat, ibu Holilah sipemegang uang makan dan uang TKK yang selama dua bulan di tahun lalu yang belum sempat diambil keburu pensiun, tidak ada di tempat, sedang makan katanya. 
13.55 duduk di loby kantor bersama istri.
14.12 Terlihat ibu Halilah datang.
langsung urusan tanda tangan dan berjalan lagi meninggalkan kantor.
14.30 memasuki Carefure Lebak Bulus, sasaran pertama adalah coklat yang di kepingini anak- anak.
Akhirnya membeli juga, minyak kelapa dua literan, ikan kaca piring, udang, buah manggis, roti tawar besar, selai strobery, kopi top satu bungkus besar isi tiga puluh sanscet, teh cap goci dan teh golpara, kecap pedis lombok.

16.00 Masjid Al- Mujahid KPN Simatupang untuk shalat Ashar, hujan turun, pasang plastik hujan, dan bermotor lagi.    
18.16 Masuk rumah saat adzan Maghrib berkumandang dari masjid yang satu ke masjid yang lain.
Anak-anak langsung meberitahukan jikalau jendela kaca diatas jatuh tertiup angin, Fifi ceritra, mendengar ada benda pecah berkeping- keping langsung keluar rumah minta tolong pak Yapis.
Setelah minum air hangat pikiran ini masih mikirkan sudah waktunya Maghrib, kerjakan shalat.
Lapar sudah pasti, tadi membeli ikan bawal hitam laut, satu ekor seberat 350 gr, cepat dicuci dan diletakan dipanci dengan api kecil.

18.40 shalat maghrib.
Belum naik ke atas, kalau sudah lihat masalah, larut dengan masalah, lupa makan.
Setelah shalat langsung makan dengan bawal bakar, sambalnya tadi ibunya di carefure sempat membeli kecap yang dicampur cabe pedas, botol kecil saja seharga empat ribu enam ratus rupiah, itu saja yang dijadikan pelengkap ikan bakarnya,Yasin saja yang susah disuruh makan ikan, ia memilih telor.
20.00 Setelah shalat Isya baru naik keatas dan betul juga, dinding kaca itu udah lapuk kayunya dan runtuh dan pecah kacanya.
21.30 Tidur malam dengan jicket, sebab udara luar leluasa masuk sehingga dinginnya terasa.

Sabtu, 23 Februari 2013

03.30 Terbangun sebab sejak lama Hp berdering tetapi dibiarkan saja, angin dingin memasuki ruangan sebab jendela yang rontok sewaktu siang tadi belum sempat diperbaiki.
Tidur semalaman dengan jicket untuk menahan dingin.
04.10 Mengerjakan tahajudan dan membaca Al-Quran.
04.28 Shubuh datang.

07.00 Secepatnya shalat dluha untuk mengharap idea bagaimana memperbaiki jendela yang rontok kerena pelapukan kayunya.

08.00 Aduh ngak berkutik, hujan masih turun, air membasahi lantai atas dan pecahan kaca masih berhamburan.
Hanya bisa membersihkan sepantasnya.
12.30 menghubungi Erik arsitek muda yang sedang berada di Bangka Belitung.
Lama berbicara sampai menghabiskan pulsa dua ribu lima ratus rupiah.
12.40 Bangkit semangat untuk mulai mengerjakan jendela yang rontok, setelah dibersihkan alas bawahnya dari percikan kaca peca, dan yakin bersih. Ambil palu pemukul untuk mulai memisahkan kayu- kayu yang masih terhubungkan, sambil mencabut paku- paku yang menyeruak sebab takut kena kaki.
16.27 akhirnya teranggap selesai menutup lobang jendela yang roboh diterjang angin kemaren siang.

Minggu, 24 Februari 2013

Hari pemilihan Kepala Daerah Propinsi Jawa Barat.

04.10 terbangun, hujan masih turun,  dinginnya udara membuat tidur terlalu nyenyak.
04.15 Shalat Tahajud.
04.26 Adzan Shubuh pun terdengar, shalat berjamaah dengan anak - anak.
Hujan masih turun.
05.40 Saat hujan berhenti, berangkat ke pasar bersama istri, bermotor, cuaca sudah terang.
Desa terdekat dari rumah sudah bergiat memasang kursi dan meja di dalam tenda yang telah didirikan sebelumnya, untuk kegiatan pemilihan pagi ini.
Jalan raya Cileungsi - Gandoang sangat sepi, semua penduduk membatasi aktifitasnya sebab pagi hari ini semua akan memilih kepala daerah propinsi jawa barat.
06.20 Pasar Cileungsi, yang jualan juga sedikit, tapi kebutuhan yang dicari, semua didapat, wortel, buncis, tahu, hanya tempe tidak didapat sebab pedagang langganan tidak jualan, kecamba baru keluar, gula, kecap, kacang tanah, jahe muda, daging sapi yang paling mahal setengah kilo empat
puluh lima ribu rupiah.
07.00 Masuk rumah, yang dikerjakan adalah membakar sepotong daging dan di gunting dan di siapkan kecamba yang baru tumbuh dengan irisan wortel dan guntingan daging bakar, menu ini kesukaan Fifi.
09.00 berjalan berempat menuju tempat pemilihan kepala daerah.
09.30 bersilaturahmi kerumah pak haji Rouidin 45 tahun,  yang baru meninggal ibu kandungnya.
Haji Rouidin ini terkena gula, sehingga badannya kurus, ada baik ia mengikuti semua saran saya untuk survival dengan jus sayur, kemaren  haji Rouidin membeli blender.
10.00 mendung tebal menggantung, tepat masuk rumah, tetesan hujan turun, dan berlarian untuk menyelamatkan jemuran yang mulai kering.

Senen, 25 Februari 2013
05.10 Sehabis membaca Al-Quran saya bilang dengan istri semoga hari ini bisa membeli Laptop yang di kepinginkan nya, istri terlihat gembira
10.55 berada di Bank Tabungan Pensiun Negara, satpam yang orang Ambon itu menyerahkan nomer giliran di nomer lima.

11.05 Saat nomer giliran saya dipanggil, untuk mengambil uang pensiunan guna membelikan Laptop buat istri, untuk persiapan seleksi Caleg.


11.10 di Bank Muamalat  Cileungsi untuk anak yatim NTT-TTS.
11.15 naik angkot 121 menuju terminal Kampung Rambutan.
12.05 Masjid terminal Kampung Rambutan.
Shalat Dzuhur, makmum cukup banyak.

12.30 Halte Busway Kampung Rambutan Menanti kadatangan busway yang akan mengantarkan ke Mangga Dua.

12.40 bus datang.
Akibatnya terlambatnya kedatangan bus, penumpang sudah banyak menunggu, sehingga bus langsung penuh saat bus berangkat.

13.00 Cawang
13.10 Halte Kampung Melayu.
13.25 Ganti bus sebab bus pertama mogok 
14.15 Halte bus Pademangan Mangga Dua.

14.16 Berjalan menyusuri udara panas terik kawasan Mangga Dua.
Udara yang panas ini bisa saja mendadak mendung dan hujan turun.

14.25 Harco Mangga Dua, siang itu cukup panas udara.
Naik lift dan tiba dilantai tiga
Tiba dikiosnya komputer Andi, terlihat Iwan teknisi komputer yang sedang bekerja mencoba perangkat hardisk, beberapa dos hardisk yang akan di uji berada dihadapannya. 
Ke kios reperasi printer ternyata susah mencari kabel printer BJC 210 SP
memindahkan service dari service Dadang ke Service printer Unggul dilantai satu sebab disini biayanya cukup diterima kerena murahnya.


15.00 kembali ke kios nya Andi untuk mengambil laptop putih yang dihargai satu juta empat ratus ribu rupiah, setelah itu lap top terlihat di instal, terutama program- program standard.
Komputer jinjing ini akan menjadi standard kerjanya istri sejak masa pencalegan di Gerindra.

15.20 Shalat Ashar dan menjadi imam shalat di Basement Harco Mangga Dua.
15.30 kembali ke kiosnya Andi untuk melihat sampai dimana peng instalan komputer.

16.00 instal standard komputer program  kerja telah selesai, sekarang menunggu instal drive printer.
16.30 gagal mendapatkan drive printer sehingga putuskan printer akan diambil setelah drivenya ada.    
16.35 Meninggalkan kios komputernya Andi dengan tidak jadi membawa serta printer yang ditawarkan sebab drive nya tidak ada.

16.42 Berjalan dilorong tengah Harco di lantai tiga untuk mencari kabel power printer BJC 210 SP yang dibawa dari rumah, ternyata sesampainya diujung blok bangunan tempat service itu mengatakan jikalau head dari printer yang saya bawa ini rusak sehingga walau kabel power terhubungkan tetapi percuma saja headnya rusak, headnya tidak dijual lagi.
Kesimpulannya printer ini wafat.
Diujung pintu keluar tercium aroma penjual makanan siomay yang mangkal di teras tangga Harco sebelah kanan, aromanya menyegarkan dan untungnya sedang berpuasa sehingga tidak lama - lama berada di sana.
Hari semakin sore saja, saat sudah di lantai bawah diluar bangunan saat melihat langit. 

17.05 Tiba di parkiran bus keliling Harco yang parkir di tengah blok Harco, didalam bus hanya ada empat penumpang, tetapi setelah saya dengan istri naik bus, penumpang berikutnya banyak naik.
Tidak lama, sopir bus itu  memasuki bus dan terdengar suara pintu ditutup dengan keras dan setelah itu mesin dihidupkan.
17.07 Bus keliling Harco Mangga Dua baru berangkat, dan terlihat empat wanita berlarian memberi tanda kepada bus bahwa jangan dahulu berangkat, bus itu hanya mengantarkan hingga halte depan kompleks Harco yang berdampingan dengan jalan raya Mangga Dua.
Matahari sore masih bersinar redup, beberapa kali bel tanda kereta api sore  lewat berbunyi dilintasan kereta di ujung jalan Mangga Dua, langit cerah dan tidak hujan, aroma bau air sungai di sisi Mangga Dua ke Ancol menyebarkan bau yang tidak sedap, dengan air yang kehitaman.

17.15 Halte bus Pademangan Mangga Dua.
Tidak lagi ada orang gila perempuan tua  menari bertelanjang diseberang jalan seperti beberapa minggu lalu sewaktu kesini urusan komputer juga.

17.25 Bus datang, langsung penuh.
18.15 Turun di halte Uki Cawang. Menyusuri jembatan lintasan busway yang cukup panjang, pedagang yang menggelar barang jualannya di sepanjang jembatan penyebrangan.

18.16 Tiba- tiba terdengar adzan maghrib menggelegar langit dari setiap masjid kecil yang berada di Cawang.
Buka puasa dengan meminum air yang dibawa dari rumah, dan sepotong roti keras yang tadi di beli ibunya saat mampir di Bank BTPN Cileungsi.

18.30 Angkot 56 Cawang-Cileungsi, setelah berjalan cukup jauh mendekati halte angkot 56 di ujung utara Cawang.

18.50 Saat angkot 56 melintas jalan tol Jagorawi  disekitar Taman Mini Indonesia hujan tiba2 turun deras.

19.30 Memasuki Musholah Al-Hambali di perempatan Cileungsi, musholah terlihat baru di perbaiki dan bergeser kedalam dari musholah lama sejauh 15 m.
Air wudlhu mengucur deras, tangan yang telah memegangi angkot sekarang dibasuh dengan cucuran air wudlhu, bersih, masuk musholah yang terang lampunya itu dan 
mengerjakan Shalat Maghrib dan Shalat Isya, setelah mendekati motor yang diparkir sejak siang tadi.
Motor masih mati lampunya sehingga saat pulang melewati jalan Samic.

20.00 saat melintasi Samic, jalan desa yang tak berpenerangan jalan raya.
20.15 Saat memasuki rumah, Fifinya yang menyongsong kedatangan

Selasa, 26 Februari 2013

03.05 terbangun dengan kesegaran badan untuk itu teringat jikalau sudah beberapa hari ini tidak membuat kue jahe lagi, sekarang kue ekspres nya dibuat cepat dan sederhana, yaitu bahannya tepung terigu yang diberi irisan tipis jahe sebanyak 50 gram, ditambah air minum satu gelas dan di open.

05.30 berlari pagi bersama istri, cuaca yang masih gelap tersamar dengan sinar terang langit mengiringi kemunculan sinar matahari.
Istri yang berjalan cepat dan saya tinggalkan untuk berlari hingga kelelahan menghadang, kemudian putar arah berjalan istirahat menyongsong istri yang tertinggal di belakang.
Kendaraan pegawai - pegawai yang berkantor Jakarta, jam saat ini lah berangkat kerja, motor yang berada hingga jauh kepelosok desa Gandoang dan desa Mampir menghidupkan pagi ini dengan gemuruh suara mesinnya.
Melewati kandang sapi sebanyak 400 ekor milik salah seorang jajaran orang PP,  menyebarkan bau tidak sedap menelusup hingga jauh ke pemukiman.
07.00 saat memasuki rumah ternyata Fifinya belum berangkat, dan terlihat ia dijemput teman sebaya nya di kelas empat SD.
07.15 meramu bahan untuk jus sayur pagi ini sebab lelahnya istri bersangatan, mengkudu, tomat, buncis, terong, wortel agak banyak.
08.10 shalat Dlhuha dan dilanjutkan mengkaji Al-Quran surah Al-Imran.

09.00 membuka fail laporan Sosialisasi Pencalegan di Partai Gerindra, beratnya laporan itu sampai 256 231 kb, padahal setiap pengiriman lewat internet disyaratkan hanya 25 000 maksimalnya.
Akhirnya pemotongan fail dilakukan, satu fail tertinggi bernilai 24560 kb dan terendah 15443 kb sebanyak 16 potong, laporan yang sudah dipotong itu dikirim lewat e-mail ke Badan Seleksi Caleg DPR-RI Partai Gerindra.  

Rabu, 27 Februari 2013
05.00 setelah shubuhan kok ada pemikiran akan mencoba mengirim format pdf supaya laporan yang kemaren dikirim dalam keadaan terpotong bisa utuh, pemotongan kemaren sampai 16 potong, dan setelah di format PDF, laporan sebanyak 256 231 kb itu menjadi 2096 kb. kirim lagi ke Badan Seleksi Caleg DPR-RI Partai Gerindra.
10.00 pengiriman selesai dilakukan.

Kamis, 28 Februari 2013

08.00 berangkat menuju Mangga Dua untuk mengambil printer yang di service kan, bermotor berdua bersama istri, motor sering mati lagi, mati lagi.
08.30 tiba di Bank Tabungan Pensiunan Negara Cileungsi.
09.00 Bank Muamalat Cileungsi untuk anak- anak yatim di NTT-TTS
09.30 Bank Mandiri Kranggan untuk kirim bekal hidup anak di Makassar dan Bali.
10.00 menyusuri jalan raya Bogor lama menuju bengkel motor di jalan Kesehatan Cijantung.
10.10 Di bengkel sepeda motor jalan Kesehatan, yang diperbaiki hanya lampunya saja sedangkan mesinnya kerena tidak menunjukan sesuatu yang patut dijadikan alasan untuk di bongkar  ya tidak di apa- apa kan, tetapi setelah bermotor keluar bengkel saat berada, memutar monumen di depan mall Cijantung, mesin motor mulai batuk dan gas di kendalikan, motor belum mati, betul mati saat di lampu merah Pasar Rebo di bawah jalan layang.
Diamnya motor sempat memacetkan kendaraan saat lampu lalu lintas menjadi hijau, untungnya motor hidup lagi dan meluncur menyusuri jalan Kampung Rambutan dari Pasar Rebo.
Tiba di jalan baru mati lagi, dorong sedikit memotong arus lalu lintas dan masuk ujung jalan raya Merdeka.
Hidup sebentar dan di tikungan jalan Merdeka ke jalan potong menuju terminal Kampung Rambutan, terlihat dari kejauhan banyaknya angkot merah berhenti, saat gas dikecilkan untuk mengendalikan kecepatan, motor mati lagi.
Dorong sampai menjumpai bengkel.

11.00 Bengkel di jalan Merdeka menuju Ciracas    
Motor dilihat kabel- kabelnya, dan di angkat tangki bensinnya untuk melihat sambungan di Qprox, dua kali gagal tes baru motor bisa hidup.
11.30 Bermotor menuju belakang terminal Kampung Rambutan.
11.40 Terminal Kampung Rambutan.
Siang itu terminal tidak terlalu ramai, parkir motor dan dilanjutkan berjalan menuju masjid Kampung Rambutan.
12.07 Shalat Dhuhur
12.27 Halte busway di terminal Kampung Rambutan menunggu kedatangan bus.
Agaknya telah terjadi jedah kedatangan bus terlihat dari banyaknya penumpang yang menunggu.
12.30 Saat busway datang, masuk dan berebut tempat duduk, dapat tempat saya dengan istri.
Tetapi di halte berikutnya penumpang banyak yang naik sehingga kepadatan sangatlah padat.
13.50 Saat di halte BKN turun, sebab melihat dibelakang ada bus jalur Ancol kosong.
13.51 Naik busway jalur Ancol.
14.20 tiba di halte Pademangan dan turun untuk berjalan menuju ke Harco Mangga Dua, panas cukup terik, terlihat sepintas wajah beringas yang tidak bereaksi, menunggu momentum untuk bereaksi, suatu situasi yang cukup menjadi perhatian di saat Indonesia memasuki masa pematangan politik pemilihan Presiden di tahun mendatang.
Istri berharap bus keliling Harco Mangga dua lewat, ternyata bus itu tidak lewat juga.
14.25 di Depan loby Harco Mangga Dua, terlihat bus keliling itu menunggu penumpang, istri tersenyum saja, pantes an aja ngak jalan- jalan bus nya nongkrong disitu.
14.30 Reperasi Printer sudah selesai sejak hari Senen kemaren.
14.35 Ke gerai penjualan printer yang ada tinta infusannya.
15.20 menuju basement untuk shalat ashar.
15.30 Berjalan keluar Harco sambil membawa dua printer, yang satu printer reperasi dan yang satu printer baru tinta infusan.
15.40 Memasuki Alfamart Harco Mangga Dua untuk mencari air minum saat buka puasa nantinya diatas bus.
15.43 Halte Pademangan.
15.45 Busway datang dan naik menuju Kampung Melayu, penumpang tidak terlalu ramai sehingga dapat tempat duduk.
Dari balik jendela terlihat Matahari itu masih tinggi dan memancarkan panasnya, saya bilang dari jendela ini saya akan melihat matahari perlahan turun hingga jatuh maghrib saat tiba buka puasa nantinya.
16.00 kemacetan di lampu merah Budi
Utomo Pasar Baru.
16.25 kemacetan PMI Kramat Pela hingga Matraman.
17.00 Jatinegara
17.20 Halte busway Kampung Melayu, ternyata bus tidak berhenti sehingga turun satu halte sesudah Kampung Melayu yaitu halte Bidara Cina.
17.25 Bidara Cina, dan naik busway yang menuju Kampung Melayu.
17.27 Bus memasuki halte Kampung Melayu, saya dan istri tidak turun, tetapi penumpang lain yang akan melanjutkan perjalanannya turun di halte ini.
Dapat tempat duduk kosong, ambil posisi paling belakang sebab akan meletakan barang bawaan dua printer di tempat barang.
17.30 Penumpang penuh sesak memasuki bus dan sesaat kemudian bus berjalan.
17.32 tiba lagi di halte Bidara Cina, melihat anak- anak siswa SMK yang tadi antri bersamaan berdiri menanti busway datang, hanya saja mereka tidak memilih untuk mencari posisi bus di kampung Melayu sehingga sekarang memasuki bus dengan kondisi padat, bus tetap berjalan dan perlahan matahari sudah beringsut.
17.50 Halte PG Celilitan, terlihat dari balik jendela matahari tinggal sejengkal lagi akan memasuki peraduannya.
17.59 Pasar induk Kramat Jati, matahari sudah hilang sekarang menampakan terang sore.
18.20 Radio busway yang dari tadi bernyanyi dan bersenda gurau sekarang mengumandangkan adzhan Maghrib, suatu saat yang di tunggu untuk berbuka puasa, Mohon doa pada Allah SWT sebab salah satu doa yang terkabulkan adalah doa orang berbuka puasa, doa untuk anak- anak kesehatannya dan biaya hidupnya, doa untuk istri, doa untuk ibu kandung, doa untuk ibu mertua, setelah istri dahulu dipersilahkan untuk minum dari botol air aqua 1500 cc itu dengan sedotan kecil ( hanya itu sedotan yang diberikan toko ), proses buka puasa di pojok belakang busway itu diantara padatnya penumpang sempat di perhatikan mata- mata dari penumpang lain, mata yang redup dan gembira turut menikmati suasana Maghrib yang tiba, walau ia tidak berpuasa.
18.25 Halte fly over Pasar Rebo.
18.30 turun di Halte Kampung Rambutan.
Malam sudah memperlihatkan wajahnya, tetapi ada sesuatu yang aneh, wajah seorang ibu duduk berambut putih dipotong pendek, seingat saya tadi siang dzuhur ibu itu duduk di bangku itu, dan malam ini juga duduk disitu, dengan kopernya disisi duduknya, kerena itu saya bertanya dan dijawab oleh ibu itu, mau ke Cirebon sebentar lagi, ya sudahlah.
Tiba di masjid Kampung Rambutan jam 18.35 melaksanakan shalat Maghrib.
18.41 Mendekati motor yang diparkir dan mulai mengemasi  bawaan yang cukup banyak, dua printer, dan saat bermotor terlihat lampu yang diganti tadi pagi sekarang menyala terang.
Gembira sih ada dibandingkan Senen kemaren pulang dari Mangga Dua bermotor tapi lampunya padam, untungnya bermotor Cileungsi ke rumah lewat jalan belakang, desa Mampir.
19.12 Dijalan Penganten Ali ada rumah makan Padang, mau menyempurnakan ibadah buka puasa dengan nasi padang, motor diparkir dan masuk kedai makan dan meletakan printer bawaan, dan memesan dua piring nasi padang dengan rendang.
Lezat nian dan saya tidak sampai hati makan rendang sebab teringat anak- anak di rumah, cukup kuahnya itupun nasih sudah termkan habis dan lauknya berupa rendang itu minta dibungkus dengan di tambahi kuah dan sambal.
19.20 Shalat Isya di masjid gang Penganten Ali.
20.00 Bermotor bersama istri melintas di kepadatan lalulintas Cibubur - Kranggan.
20.20 Terasa kempes ban belakang, lokasi sekitar 1000 m sebelum Cikeas
motor di dorong, saat mendorong motor itu di arah depan terjadi kemacetan.
Saat motor yang didorong itu tiba di titik macet terlihat dua pesepeda motor saling membersihkan badannya rupanya dua sepeda motor itu baru beberapa saat lalu tobrokan dengan menobrok belakang sepeda motor lainnya.
Akhirnya saya teringat peristiwa sedikit saat dua menit sebelum motor kempes, masih di kawasan Kranggan, macet di awal malam itu sedang terjadi, di sisi kiri jalan, saya bermotor perlahan, sebab khawatir di daerah ini ada penyebrang jalan yang muncul tiba- tiba dari barisan mobil yang macet, walau malam ini tidak terjadi.
Tetapi pemotor dibelakang, membunyikan berkali-kali bel motornya utuk lewat, ya silahkan lewat saja kalau ada jalan, macet itu sangat parah.
Ada renggang sedikit motor dibelakang menyalip dengan gesit dan melaju dengan cepat di pinggiran jalan yang sempit, sisi tersisa dari kemacetan.
Dan ngak taunya motor itu terkapar sekarang, tobrokan sedangkan saya mendorong motor sebab kempes ban belakang.
20.40 Sedang ban belakang di bongkar, di ganti ban nya terlihat seorang anak muda mendorong motornya dengan beberapa bagian celana nya robek, berarti korban tobrokan tadi.
Saya bantu membetulkan dudukan parkir motor di bengkel itu dan sambil terduduk anak muda itu meringis kesakitan, luka- luka di bagian kakinya, ia lari pak, katanya menjelaskan.
Maksudnya yang menobrok dirinya lari meninggalkan dirinya dengan kerusakan motornya dan badannya yang luka.
Saya menenangkan dan berfikir akan mengobati luka anak muda ini, setelah membaca doa, ter ide kan untuk menyembuhkan luka- luka di badan ini dengan olie mesin, sebab saat itu tidak ada obat- obatan.
Motor si korban tabrak lari itu olinya ngak ada, dan saya membuka olie mesin motor saya, dan mengoleskan di sekujur luka- lukanya, ia menjerit menahan sakit, dan saya suruh bertahan dan sabar, oles lagi dengan olie mesin luka yang lain dan menjerit dan tidak berapa lama kemudian anak muda itu berdiri dan menghampiri motornya, sudah lupa ia akan sakitnya.
21.00 bermotor lagi dan masuk rumah.
Fifi terlihat mau menangis melihat ibunya datang, saya dengan cepat membuka tas dan memberikan rendang yang tadi dibungkus, dan tak lama kemudian rendang itu dimakan nya dengan tambahan nasi bersama kakaknya.      
22.57 ngantuknya luar bisa.

Tiada ulasan: