selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Jumaat, Februari 12, 2010

selasa 25 agustus 2009 - rabu 30 september 2009


Selasa, 25 Agustus 2009.

Dalam Suasana awal bulan Ramadhan

Jam 03.00 saat akan sahur, keluar rumah di ke gelapan malam, ternyata PLN masih padam, minta air dengan pak Putut yang sedang berdiri di kejauah keremangan malam, sebab malam itu hanya rumahnya saja yang diterangi dengan lampu gen set.

Makan sahur sangat menghemat air, sedemikian juga shalat shubuh, akhirnya setelah shalat shubuh mengangkat air dua ember dari rumahnya pak Putut, sebagai cadangan dirumah untuk yang akan buang air.

Acara ke kantor di batalkan sebab ngak mandi, sebab lagi kasihan meninggalkan rumah kalau air ngak menjamin keberadaannya.

PLN mulai hidup lagi jam 13.30 siang. Terlihat istri semangat untuk mencuci pakaian, dan saya membersihkan ruangan.


Dan kelelahan timbul.




Rabu, 26 Agustus 2009.


Setibanya di rumah sore ini di beritahukan jikalau Tyas sudah berangkat ke Denpasar, dengan kereta api ekonomi tujuan Surabaya dan nanti di lanjutkan lagi ke Denpasar dengan Mutiara Timur.

Ibunya sangat tertekan dengan sikapnya Tyas yang berangkat dengan sedikit rasa dongkol, ibunya merasa sedikit sunyi.

Ia berangkat di saat ibu- ibu pengajian pagi itu akan melakukan pertemuan di bulan puasa dan saat ibu- ibu mulai membanyak ia keluar dengan bersungut- sungut, langsung naik ojeg.

Jam 23.55 keluar rumah untuk mulai jaga malam di lingkungan RT. Udara dingin menerpa dan terlihat rekan se RT yang sudah terlebih dahulu jaga malam sedang duduk di gardu.





Kamis, 27 Agustus 2009


Jam 02.00 masuk lagi kerumah setelah berjalan mengelilingi RT 5 RW 8 Desa Gandoang.


Rasa kantuk yang sedemikian kuatnya, padahal tadi sebelum keluar sempat membuat jus sayur biar badan segar dan sekarang pulangnya juga tetap minum teh rosela.

Makan sahur terlebih dahulu kemudian shalat malam, dan setelah itu melihat jam dinding masih jam 03.00, membangunkan Yasin agar segera sahur sebab jikalau bapaknya sudah tertidur kerena kantuknya pagi ini tak akan bangun sampai adzan shubuh terdengar.

Adzan shubuh terdengar dan shalat shubuh setelah itu tertidur lagi.

Berangkat kekantor tanpa halangan, sempat shalat dlhuha di masjid kuning cibubur, dan dengan rasa kantuk sampai juga kekantor.

Saat pulang sore hari di langit terlihat mendung dan saat akan keluar dari kantor sekitar jam 16.00 sudah hujan, pakai mantel hujan dan melintasi Jakarta dibawah rintikan hujan yang cukup sejuk deras kecil.

Sampai di rumah masih terasa ada hujan sedikit.



Jumat, 28 Agustus 2009.



Hari macet di mana- mana, entah dari mana semua kendaraan keluar dan membanjiri jalan raya. Sejak dari rumah, kemacetan di sebabkan jalanan licin sebab serpihan truk tanah yang memuat tanah ber cecerana di jalan.

Kemudian memasuki Jakarta kemacetan di sebabkan jumlah kendaraan yang melintas, hingga ke kantor.





Minggu, 30 Agustus 2009.

Perjalanan Donor Darah bulan Ramadhan

Fifi saya perlihatkan bagaimana pengaturan jalan saat RI 1 Yaitu bapak Presiden Republik Indonesia lewat, sore itu bertiga dengan Fifi dan Yasin dalam perjalanan menuju PMI Kramat Senen akan melakukan donor darah, jadwal donor darah saya berlaku mulai tanggal 28 Agustus.

Perjalanan donor darah bulan puasa ini sudah lama di rencanakan, sekarang baru terlaksana, dan saat melintas di Cikeas dekat rumah kediaman bapak Presiden, saat itu pula semua kendaraan di stop, dan kebetulan Fifi melihat sendiri bagaimana kesibukan di jalan raya sebelum bapak Presiden lewat.

Terjadi kekosongan kendaraan setelah iringan Presiden lewat, Yasin bilang jalan yang kecang pak, ah jangan nanti motornya rusak.

Matahari sore sudah menampakan warna kemerahannya, dan setelah tiba di PMI Kramat, langsung mengikuti proses pendaftaran dan dua menit sebelum adzan maghrib di kumandangkan jarum suntik masuk kelengan saya.

Adzan mahgrib berdentum dan Fifi memberikan saya yang masih terbaring di tempat tidur, sesuap teh hangat.

Setelah makan mie dua mangkok, si pembuat mie merasa jiaklau saya ada membawa Yasin dan Fifi, maka di beri dua mangkok mie.

Mie hanya dimakan dua suap dan dilanjutkan oleh Fifi hingga habis.

Shalat maghrib di Kantor PMI Kramat.



Ibunya dan Astari datang

Astari saya antar untuk mengambil teh panas membatalkan puasanya dan shalat maghrib.

Berjalan berlima mencari makanan, ternyata sepi dan berjalan hingga ke belakang dan di jumpai warteg, berempat dengan makan standard bergedel kentang dengan variasi berbeda- beda total habis Rp 22 000.-

Perjalanan pulang di robah posisi, yang ikut ibunya naik busway adalah Yasin dengan Fifi, mereka pasti ngantuk setelah makan, dan Astari ikut saya naik motor.

Dibawah Jembatan Fly over Cileungsi, saya menunggu mobil 121 dari Kampung Rambutan, hingga di hitung sampai 10 kali kedatangan angkot 121 belum juga nampak, tempat itu saya tinggalkan dan berlanjut ke rumah.

Rumah terlihat gelap, berarti belum ada orang datang, dan setelah di buka rumah sunyi, setelah shalat Isya dengan Astari, saya berjalan keluar rumah menunggu kedatangan Fifi, Yasin dan Ibunya dengan perasaan gelisah.

Dikejauhan pak Setu tetangga jauh menghampiri dan menanyakan mengapa di luar rumah di tengah malam begini, saat ini jam menunjukan 22.00 saya jelaskan jikalau menunggu ibunya dan anak- anak datang dari PMI Kramat.

Akhirnya mereka datang dengan ojeg berempat, kegembiraan terasa, dan hilang rasa penat.

Masuk tidur jam 23.00



Senen, 31 Agustus 2009.

Jumpa dengan pak Mansyur, ia adalah pengembang kepribadian, usianya termasuk muda, sekitar 30 tahunan. Ia sedang menjalin kerja sama dengan pak Rudy Parasdio, dan saya hadir ke ruang kerjanya pagi ini sebelum meluncur sepenggal kekantor adalah sebagai sohibnya pak Rudy Parasdio.

Kantornya biasa saja, dan kepribadian si orangnya juga biasa saja, saya hanya menjaga hubungan baik dengan pak Rudy yang telah 30 tahunan untuk selalu membantu orang yang membantu pak Rudy.

Setelah mengerti permasalahannya dan saya di berikan emailnya saya langsung melanjutkan perjalanan pagi ini ke kekantor.

Sebetulnya saya merasa tidak berkeyakinan dengan usaha menyakinkan orang lantas orang mau memberikan uangnya. Saya pikir hal ini seperti hipnotis.


Selasa, 01 September 2009.

Saat akan mengisi olie tambahan terlihat ada warna hitam endapan, baru terfikirkan jikalau ini olie palsu, dan memperhatikan lebih teliti ternyata nomernya di tempelkan dengan pemanas, sehingga dinding plastik olie terlihat mencuat saat huruf panas itu menghujam.

Entah bagaimana saat Fifi akan minta diantar langsung mendekati motor saya lupa menutup lobang olie, sehingga sewaktu mator di hidupkan olienya muncrat, yang terkena ya celana panjang kaki kanan, dan bajunya istri yang sedang lewat di belakang, istri yang bilang kok ada yang tertumpah, baru saya ingat saya belum menunutp lobang olie.

Sambil menunggu istri membelikan olie baru saya membersihkan badan yang tersiram olie, setleh menunggu kemudian istri datang sambil memperlihatkan olie yang baru, di sini saya bisa membandingkan dua botol olie yang asli dengan yang tidak, botol lama olie adalah palsu dan yang baru tidak palsu, yang baru di beli istri nomernya menempel halus, sedangkan yang lama kasar.

Memasuki ruang kepolisian Polsek Cileungsi, melaporkan segala yang diketahui soal pemalsuan olie, dan di tanggapi positip dengan polisi.

Perjalanan ke kantor siang ini Jam 09.30 sangat panas dan tidak di badan.





Rabu, 02 September 2009.

Tidak tahu jikalau ada Gempa


Saat berkendaraan di ujung jalan Simatupang, sekitar jam 14.00 siang, terlihat banyak karyawan yang berdiri di halaman masing- masing kantornya, saya pikir ini masalah demo THR, ternyata ada gempa, saya sendiri tidak merasakan, sebab diatas motor.




Kamis, 03 September 2009

Keadaan umat islam di china


Today China has ten Muslim nationalities, numbering more than 30 million Muslims. They are the Hui, Uighur, Kazakh, Dongxiang, Khalkhas, Salar, Tajik, Uzbek, Baoan and Tartar. These nationalities have their own written and spoken languages and cultures and their unique ethnic traditions.

When the Republic of China was formed in 1911 the Muslims were recognised as a Race in China. Now the Communist Government calls all Muslims as the HUI race. The national constitution testified to the freedom of faith.

Beijing has about 200,000 Muslims, Xian -- 60,000, Shanghai – 100,000 and Hohhot, the capital of Inner Mongolia, a modest 30,000.


Hari ini Cina merupakan sepuluh negara muslim, berjumlah lebih dari 30 juta Muslim. Mereka adalah suku Hui, Uighur, Kazakh, Dongxiang, Khalkhas, Salar, Tajik, Uzbek, Baoan dan Tartar. Bangsa ini mempunyai kemampuan menulis dan berbicara bahasa dan budaya dan tradisi etnis mereka yang unik.

Ketika Republik Cina dibentuk pada tahun 1911 umat Islam diakui sebagai Race di Cina. Sekarang Pemerintah Komunis memanggil semua umat Islam sebagai HUI ras. Konstitusi nasional bersaksi kepada kebebasan iman.

Beijing memiliki sekitar 200.000 umat Islam, Xian - 60,000, Shanghai - 100.000 dan Hohhot, ibukota Mongolia Dalam, sederhana 30.000.

The arabic word (Halal) berarti halal. Dalam Alquran, Allah memerintahkan umat Islam dan seluruh umat manusia hanya makan makanan Halal. Ada banyak ayat dalam Quran yang menyampaikan pesan ini. Oleh karena itu ada beberapa warung makanan dan restoran yang terletak di Cina menyediakan makanan halal. Di bawah ini menunjukkan beberapa foto-foto ini: Dengan kata lain, Halal adalah istilah Al-Quran yang juga berarti 'Allowed'. Halal makanan dan minuman yang diizinkan untuk dikonsumsi oleh Allah SWT - Pemberi Hukum Tertinggi. Makan Halal merupakan kewajiban bagi setiap Muslim.

Ada makanan dan makanan ringan terkenal tersedia di sini di Cina, di antaranya adalah:
"Dia Zhou Dumpling", di Linxia,
"Lanzhou Muslim Beef Noodle",
"Tangan-Sambil Rice" di Xinjiang,
"Kambing Panggang Utuh" di Xinjiang,
"Nang" (Pancake) di Xinjiang

Selain makanan yang lezat, ada banyak buah-buahan seperti buah persik dan melon di Lanzhou, aprikot di Hami Dongxiang kebun buah melon dan anggur dalam Hami Dongxiang kebun buah melon dan anggur di Xinjiang. Matahari yang kuat, pasir-bumi dan cuaca membuat buah-buahan yang dihasilkan di sini manis dan harum. Buah-buahan yang berbeda tumbuh di musim masing-masing karena ada empat musim di Cina.

Propinsi Yunnan, yang terletak di Selatan Cina, adalah tujuan lain untuk penemuan Muslim Community dengan kebiasaan yang berbeda evironment yang berbeda.



Jumat, 04 September 2009.

Saat shalat Ashar di tempat Bung Mansur punya kantor, berjamaah dengan Pak Ali, Pak Rudy, Nona Yanti, sambil menunggu kendaraan yang akan membawa ke jalan Surabaya untuk berbuka bersama dengan masyarakat Jawa Timur an.

Kendaraan berjalan lancar memasuki jalan tol, ternyata yang punya mobil ini adalah kakak perempuannya Bung Mansur sendiri, ber enam di dalam mobil menuju ke tempat buka puasa bersama, setibanya di tempat tujuan, yaitu kantor perwakilan Pemda Jatim, keadaan masih sepi, tetapi sudah terlihat panitia nya, salam- salaman sebagai rasa sahabat.

Utnuk unjuk pertama kali adalah memperkenalkan profesinya masing- masing.

Jam 17.00 terlihat sudah banyak yang datang, ada peguyuban masyarakat Bojonegoro, Madiun, Nganjuk, Malang, Surabaya, Kertosono, yang lain belum kelihatan. Acara rapat pembahasan dan laporan kegiatan yang sebelumnya mulai di laporkan.

Saya berada di antara mereka seperti melihat Peta Jawa Timur dari sisi per wajahan, memang ber macam macam bentuk wajah, dimana otak ini akan selalu berfikir oh begini wajah Jawa Timur, ada yang berhidung bengkok berbadan besar, dan ujung- ujungnya ada yang berwajah mirip saya.

Pemikiran berikrutnya adalah, kalau ada pertemuan seperti ini makan masalah umur yang harus diperhatikan, rata- rata semua adalah pendaftar penghuni kubur, sehingga harus di waspadai kalau ada anggota yang jatuh sakit dan meninggal, saya pikir sebaiknya di buatkan blog saja, sehingga setiap orang bisa mengimput dari luar.

Usulan saya berikrutnya adalah buku arek jawa timur yang terkenal,

Memasuki jam berbuka puasa, sehingga rapat di berhentikan sementara, kemudian semua berpindah tempat duduk di tempat duduk yang di susun melingkar dan di tengah- tengah terdapat meja panjang dengan hidangan buka puasa seperti es buah, kolak dan es blewah di iringi kue- kue dan di ujung adalah sate madura.


Setelah selesai berbuka minuman melanjutkan bertanya di mana shalat maghrib hendak di laksanakan, kemudian diantar dengan penjaga kantor tempat berwudhlu dan tempat shalat.

Soto Madura yang dimakan setelah shalat maghrib rasanya sangat madura tenan, nilainya 10, enak banget, sampai nambah kua, buat yang sedikit pedas, rasanya enak sekali.

Acara rapat di mulai lagi, saya mengajukan agar perkumpulan warga Jaea Timur ini bisa menolong sesama warganya yang anaknya menderi Thalasemia dan di rawat di Jakarta.

Kemudian kesimpulan lainnya, acara halal bi halal akan di lakukan sekitar tanggal 17 dan 18 Oktober 2009, lokasi tempat Istora senayan Jakarta, jumlah undangan yang hadir di perkirakan 6000 orang, banyak banget.



Jam 20.00 acara rapat di tutup


Saat berkendaraan pulang ada peserta rapat yang berumah di Pondok Pinang, Bapak Rustamaji saya ajak ikut bersama satu kendaraan menuju Fatmawati, ia sangat setuju.

Acara pulang diantara orang Jawa Timur sangat lucu, banyak kalimat yang bisa menghibur, orang bilang Ludrukan.

Di gedung bung mansur, shalat isya dahulu kemudian menghidupkan motor dan berangkat pulang.

Masuk rumah sekitar jam 22.00 malam.



Sabtu, 05 September 2009.

Sebagai nara sumber pada acara perbincangan perlindungan anak- anak di radio 103.4 D FM.

Berangkat jam 06.00 dari rumah, yang ikut ibunya dan Fifi, dan sempat shalat dlhuha di masjid Ciracas, setibanya di radio D FM yang alamatnya di belakang Rumah PAN di Buncit, ber samaan dengan datangnya pak Rudy yang juga diantar ojeg bermotor.

Memasuki rumah yang dijadikan studio penyiaran 103.4 D FM, ingatan sama seperti memasuki ruangan yang menyiratkan kebebasan, terlihat susunan barang yang diletakan tidak teratur, kemudian ruang studio terlihat kecil saja seukuran 3,25 meter x 4 meter dengan kaca lebar yang memisahklan ruang dalam dan ruang luar.

Di depan studio ada meja bundar dan disana Fifi dan ibunya duduk mendengarkan apa yang di perbincangkan di studio, tetapi terkadang Fifi juga ikut masuk studio.

Pokok bahasan adalah Perkembangan kota kurang memperhatikan kebutuhan ruang bermain anak- anak.


Minggu, 06 September 2009.

Sewaktu kepasar pagi ini, pagi menjelang siang, sebab masuk rumah hanya 15 menit istirahat sudah terdengar adzan Dlhuhur.

Sempat sewaktu kepasar membeli buah kelapa muda empat butir, dan sore ini menjelang buka puasa membuat es kelapa dengan ditambah isian lainnya.


Senen, 07 September 2009.

Fifi masih terlihat lemah akibat sakitnya beberapa hari ini.




Selasa, 08 September 2009.

Jam 01.00 bangun sebab ada niat untuk mencuci karpet, sejak sore sudah di siapkan karpet yang akan di cuci, dan dalam keadaan tergulung berdiri di sudut ruang basah, sebab pembayaran listrik kalau sesudah jam 17.00 sampai jam 22.00 di kenakan biaya dua kali lipat, ya paling hemat di ambil tengah malam begini.

Sementara istri ikut terbangun juga memasak nasi untuk sahur sebentar lagi.

Air pertama setelah karpet masuk kedalam bak, luar biasa berat, warnanya seperti kopi susu, coklat padat, tangah saya sendiri yang membilas tidak lagi terlihat, kerena kandungan debunya yang banyak.

Tiga kali pembilasan dengan beban berat kerena mengandung air, airnya semakin encer dan waktunya di gosok dengan sabun semua permukaannya, setelah itu dilakukan pembilasan lagi.

Saat di putuskan pembilasan terakhir yang ke 7 kalinya badan terasa lelahnya luar biasa, dan kerena masih dalam ruang sahur jadi tidak masalah jikalau makan dahulu sedikit berupa parutan ubi yang disiram dengan cairan gula merah.

Acara sahurnya sendiri dimulai jam 03.30.

Saat berangkat kekantor, ban belakang terlihat kempes, pinjam pompa tekan dengan Sarjono tetangga, kemudian berjalan lagi, tetapi terasa agak licin, perjalanan ke sekolahannya Astari lancar saja.

Saat melakukan shalat dlhuha di masjid Kuning Cibubur, tekuk leher belakang terasa sakit ototnya.

Digosok dengan balsam minyak tawon yang selalu tersedia di tas kantor, dan balsam ini di pakai lagi saat melintas di depan Ghraha PP ada seseorang yang terkilir kakinya kerena trotoar yang tidak rata, saya berhenti dari bermotor dan menyodorkan balsam tersebut.

Setelah digunakan secukupnya saya ambil lagi balsem tersebut.

Udara panas cukup menyengat, kemacetan panjang tetap terjadi sebelum memasuki pertemuan jalan Fatmawati.


Setibanya di kantor langsung terlibat dalam pekerjaan rutin.

Jam 10.30 mulai berjalan keluar dari kantor sambil membawa Al Quran rumah, mau nya sih akan mengejar ketertinggalan bacaan, hingga saat ini baru masuk jus 15, berarti ketinggalan 3 jus, seharusnya sudah jus 18.

Ternyata dua masjid yang di hampiri semuanya tertutup rapat, saya mencari masjid yang mau mebuka dirinya sedikit saja, akhirnya di dapat masjid yang selalu berpengantar bahasa arab setiap shalat Jumatnya.

Bacaan sampai selesai shalat Dlhuhur surah Maryam ayat 81, lima lembar lagi akan memasuki jus 17.

Siang hari ada berita jikalau pak Parmin Staf Bendahara habis di rampok di jalanan, yang di rampok adalah amplop yang di letakan di saku atas kiri bajunya, ia bermotor, di pepet dari kiri dan kanan pengendara motor juga yang ternyata mereka berniat jahat, sadar akan perampokan setelah pak Parmin tiba di Bank akan mengambil uang ternyata amplop yang berisi dokumen pengambilan uang berupa cek telah hilang, langsung cek di blokir dan pulang lagi kekantor, melaporkan keadaannya, kemudian ke kantor polisi untuk melaporkan perihalnya.


Jam 23.00 saat nyenyak tidur, terjaga jikalau ada suara membangunkan di depan rumah, saya terbangun dan ikut nimbrung jaga malam, walau belum jadwalnya.




Rabu, 09 September 2009.

Jam 00.01 masih di gardu ronda berbicara dengan teman se warga RT.

Jam 02.00 pulang lagi ke rumah, dan langsung mengerjakan shalat tahajid, kemudian menyusun jus sayur untuk dibuat segar- segar di pagi hari, kemudian jam masih menunjukan pukul 03.28, masih banyak waktu untuk tidur lagi.

Jam 04.00 mulai makan sahur dan dilanjutkan shalat Shubuh.


Jam 09.30 sudah antri di kantor pos Cibubur untuk mengirimkan uang ke Pak Lik Bambang di Tempeh Lumajang Jawa Timur, biasanya yang ngurusin dia adalah ibu, tetapi berhubung ibu ada di Malang kerena kesehatannya, saya berfikir sudah pasti pak lik bambang tidak ada yang ngurusin, atas bantuan petugas kantor pos Tempeh pak Suri, yang datanya kemaren dihubungi dari kantor melalui telepon 0334- 108 untuk menanyakan terlebih dahulu kantor pos Tempeh, kemudian menghubungi nomer tersebut dan di beri nomer Hp pak Suri.


Aroma soto Bangkong.

Warung soto itu ada tepat di depan kantor pos bantu Cibubur dan saat itu panas terik matahari mengecar kepala, cari perlindungan akan mengirimkan sms ke nomer Hp nya pak Suri, masuk ke warung Bangkong hanya untuk numpang duduk dan berteduh sambil mengirim sms ke pak Suri.

Sampai jam 17.00, pak Suri yang telah menguangkan uang wesel dan telah menyerahkan uang tersebut ke Lik Bambang, ada sedikit rasa lega bahwa semua proses sudah berjalan baik.



Kamis, 10 September 2009

Surat dari Aswan


Dapat surat dari Aswan bahwa ia tidak puas ke pada saya sebagai Ayahnya.







Jumat, 11 September 2009.


The World of Islam

Perhaps the most reliable barometer of Islam's revival is observance of the hajj, the pilgrimage to Mecca that devout Muslims are expected to make at least once in their lifetime. Participation has been growing steadily since 1974. Last November's pilgrimage was the biggest in history.

Mungkin yang paling dapat diandalkan barometer kebangkitan Islam adalah pelaksanaan haji, ibadah haji ke Mekah yang saleh muslim diharapkan untuk membuat setidaknya sekali dalam seumur hidup mereka. Partisipasi telah tumbuh dengan mantap sejak tahun 1974. Ziarah terakhir bulan November merupakan yang terbesar dalam sejarah


Nearly 2 million people converged on the arid Plain of Arafat near Mecca to live in tents and perform the arduous five-to seven-day ritual that has remained unchanged for 14 centuries.
More than ever before, the pilgrimage was a spiritual kaleidoscope of races and faces and languages from 70 countries, from the wealthiest of oil sheiks to the poorest of the poor.


Hampir 2 juta orang berkumpul di Dataran kering Arafah dekat Mekah untuk hidup di tenda-tenda dan melaksanakan berat lima sampai tujuh hari ritual yang tetap tidak berubah selama 14 abad. Lebih dari sebelumnya, ibadah haji adalah kaleidoskop spiritual ras dan wajah dan bahasa dari 70 negara, dari minyak terkaya sheiks kepada termiskin dari yang miskin.

The renewed interest in Islam is most pronounced among the young. A prominent judge in Algiers is surprised to discover that five times a day his 14-year-old son joins a group of friends at a mosque for prayer. In Tunisia, whose President Habib Bourguiba has promoted equal rights for women, including divorce and abortion, students belonging to the militant Muslim Brothers wage war on "sin and evil" by painting over sexually suggestive cinema billboards and chalking quotations from the Koran on city walls. At Cairo University (enrollment: 130,000), hundreds of female Egyptian students have donned the veil and demanded classes separate from male students.

Yang minat dalam Islam yang paling menonjol di kalangan pemuda. Seorang hakim terkemuka di Aljazair adalah terkejut menemukan bahwa lima kali sehari-nya 14 tahun putra berusia bergabung dengan sekelompok teman di sebuah masjid untuk berdoa. Di Tunisia, Habib Bourguiba yang Presiden telah mempromosikan persamaan hak bagi perempuan, termasuk perceraian dan aborsi, mahasiswa milik Brothers Muslim militan memerangi "dosa dan kejahatan" dengan cara melukis di atas bernada seksual bioskop Meninggalkan jejak billboard dan kutipan dari Quran di tembok kota . Di Universitas Kairo (pendaftaran: 130.000), ratusan siswa perempuan Mesir telah mengenakan jilbab dan menuntut kelas terpisah dari siswa laki-laki.


Islam has managed to survive, if not flourish, in the Communist world. The Soviet Union is now home to the world's fifth largest Muslim population (after Indonesia, India, Pakistan and Bangladesh). Officials in Moscow are notably fearful that the currents of fervor sweeping Iran might cross the border and infect the Islamic populations of Azerbaijan, Turkmen and other republics on the Soviet Union's southern tier. More than half of the estimated 11 million people in China's huge western province of Xinjiang (Sinkiang) are Muslim; a heavy propaganda campaign against the "opiate of the masses" has failed to prevent the faithful from performing their daily rituals of prayer in private, away from the watchful eyes of Communist cadres. On the Israeli-occupied West Bank and in Gaza, and even among Israel's own Muslim citizens, there has been an upsurge in attendance at mosques and a renewed interest in Islam. Observes Ran Israeli, a lecturer in Islamic civilization at Jerusalem's Hebrew University: "There's a new sense of exhilaration and self-confidence among Muslims. Islam has, after all, become a great success story."


Islam telah berhasil untuk bertahan hidup, jika tidak berkembang, di dunia Komunis. Uni Soviet sekarang rumah bagi kelima di dunia penduduk Muslim terbesar (setelah Indonesia, India, Pakistan dan Bangladesh). Para pejabat di Moskow adalah terutama khawatir bahwa semangat menyapu arus Iran mungkin menyeberangi perbatasan dan menginfeksi populasi Islam Azerbaijan, Turkmen dan republik di selatan Uni Soviet tier. Lebih dari setengah dari sekitar 11 juta orang di Cina yang besar provinsi barat Xinjiang (Sinkiang) adalah Muslim; yang berat kampanye propaganda terhadap "candu rakyat" telah gagal mencegah orang beriman dari melakukan ritual mereka sehari-hari doa secara pribadi, jauh dari mata pengawasan kader Komunis. Israel di Tepi Barat yang diduduki dan di Gaza, dan bahkan di antara Israel warga negara Muslim sendiri, telah terjadi sebuah kebangkitan yang hadir di masjid dan minat baru dalam Islam. Ran mengamati Israel, seorang dosen peradaban Islam di Universitas Ibrani Yerusalem: "Ada yang baru kegembiraan dan rasa kepercayaan diri di kalangan umat Islam. Islam telah, bagaimanapun, menjadi kisah sukses besar.


Dikantor ada buka puasa bersama, 20 orang pegawai kantor di giring menuju giant super market, dan disana buka puasanya makanannya termasuk ngak enak.

Selesai buka mencari tempat shalat susah, berlari kekantor untuk secepatnya shalat maghrib, langsung setelah shalat Isya pulang.




Sabtu, 12 September 2009.

Jam 00.15 terbangun sebab jadwal jaga malam membangunkan oang- orang untuk sahur.
Bermotor bertiga dengan ibunya dan Fifi , pagi- pagi, sampai di Radio D FM 103.4 FM jam 07.00.

Siaran membahas pengasuhan anak- anak berpenyakit menetap Thalasemia

Yang menjuai nara sumber ibunya anak- anak.





Setelah selesai di sana pindah lokasi ke kantornya pak Rudy di Bang Mansyur

Pulang terik matahari panas.

Masuk rumah jam 13.00

Ngantuknya luar biasa.



Minggu, 13 September 2009.


Kepasar Cileungsi, sayuran memang habis, yang dibeli agak lengkap.
Mulai berjalan mengantar bingkisan.

Pagi ini yang dapat bingkisan lebaran adalah penjaga pertigaan jalan di Desa Gandoang, kemudian istrinya almarhum pak Oing.

Setelah pulang dari pasar mengedarkan lagi bingkisan ke anak yatim cacat jiwa, perempuan. Kamu bisa masak, tidak bisa katanya, kata istri saya sewaktu ia menceritrakan kembali pertemuannya dengan anak yatim itu.

Setelah shalat dlhuhur mulai jalan lagi.

Setelah ashar mulai berjalan lagi, Yasin ikut naik.

Beli Sate, Astarinya kepingin sate.



Senen, 14 September 2009.

Berjalan lagi mencari orang- orang miskin pada radius yang agak jauh lagi
Kriteria tetap, akhirnya mendapatkan orang yang miskin sekali, ia tertidur diatas meja jualannya yang tidak ada lagi barang yang di jual, ia tertidur tetapi terlihat dari jauh seperti seonggok kayu, ternyata bapak tua dengan keriput umurnya, sedang rebahan di atas meja renta sesuai umurnya.

Selasa, 15 September 2009.

Berburu pakain untuk Astari Yasin dan Fifi, jam 11.00 istri dan Fifi di turunkan di Giant Super Market dan saya melanjutkan kekantor, sekitar jam 12.30 keluar dari kantor untuk memenuhi undangan rapat di Pendopo Patimura, tetapi di depan Giant Super Market berhenti untuk menjemput istri dan Fifi.

Setibanya di Blok M, penjagaan sangat kuat, ternyata SBY buka puasa di Kepolisian.

Keliling cari baju, serba mahal ngak jadi beli.

Tetapi ada juga yang terbeli, sesampainya di rumah Yasin mau menerima, dan Astari marah- marah menolak.

Shalat ashar di masjid Peruri Blok M.
Baring kemudian terjadi nyeri pundak, mungkin sewaktu baring tadi tas di jadikan bantal, di pijit oleh istri di teras masjid Peruri.

Berjalan menuju tempat acara buka puasa di mulai. Fifi dengan saya sedangkan istri pisah memilih di Masid Al Azhar.

Acara buka puasa di Pendopo di isi acara evaluasi pengelolah Teknis bangunan Gedung Negara, di susul pengarahan bangunan smart green dan berdampat pada pengurangan emisi karbon.

Sewaktu pembahasan, saya ikuit membahas, saat mana Fifi tidur nyenyak- nyenyaknya, saya turunkan Fifi yang sedang tidur di pangkuan.

Buka puasa sederhana.
Fifi yang ikut saya dalam acara buka puasa ini, banyak ngak maunya terutama yang pedas- poedas, sehingga makanan yang diambil terbatas yang disukai Fifi.

Acara buka puasa ini tidak di iringi dengan shalat maghrib, sehingga setelah mengakhiri dengan bakso panas langsung mohon diri untuk pergi ke masjid Al ASHAR, sebab janji dengan istri bertemu di sana.

Kemasjid bertemu istri dan shalat Mahgrib

Pulang sewaktu jakarta sudah Malam.

Sampai rumah jam 22.00 malam



Rabu, 16 September 2009.


Acara pembahasan pembangunan interior Bangunan lantai 24 gedung BUMN di jalan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Selasa, 22 September 2009.


Bermotor bertiga untuk pertama kali di saat idul fitri ini, Saya, Yasin dan Fifi, Fifi kalau naik bus perasaannya, tujuannya silaturahmi ke rumahnya ibu Nur di Ciledug, jam 11.00 sudah sampai di sana sementara Ibunya dengan Astari baru sampai di Cibubur, perhitungannya menunggu hingga satu jam, sebab mereka naik bus.



Rabu, 23 September 2009.


Bermotor bertiga untuk kali ke dua di saat idul fitri ini, Saya, Yasin dan Fifi, dan setelah setengah jalan sempat mampir di rumahnya pak Bambang Wied di Ciracas, Pagi itu pak Bambang masih mengenakan pakaian rumah, ia mengatakan mengapa tidak memberi kabar terlebih dahulu.

Satu jam di sana kemudian lanjut ke rumah pak Iskandar.

Saat memasuki rumah pak Iskandar, baru sadar jikalau tadi sewaktu berjumpa dengan istri dan Astari di perempatan Slipi, Istri salah naik angkot, sehingga di tunggu cukup lama baru kemudian istri bisa berkumpul kembali di rumah pak Iskandar.

Lebaran di rumah pak Iskandar cukup sederhana sebagai seorang pensiunan
Tetapi tidak mengurangi istiqomah yang telah berjalan sejak tahun 1975.










Kamis, 24 September 2009

Mulai puasa syawal pertama.

Di rumah mulai mengulangi hafalan surah A Bashah, surah ini sudah mulai lupa kerena lama ngak di buka.




Jumat, 25 September 2009.

Masuk kantor untuk pertama kali setelah libur Idul Fitri beberapa hari, jalanan masih sepi, bekas hujan di Cileungsi masih membentuk garis jalan di jembatan Fly Over Cileungsi, belum di lewati kendaraan.

Udara masih pagi sehingga setibanya di kantor secepatnya mengrejakan shalat dlhuha, paling sering shalat ini di kerjakan di masjid sewaktu di tengah perjalanan.

Berita kecelakaan mudik hari adalah :

JAKARTA- Sejauh ini tercatat sebanyak 319 orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas pada arus mudik Lebaran 1430 Hijriyah. Jumlah ini menurun sebanyak hampir 50 persen dibandingkan total kematian akibat kecelakaan selama arus mudik tahun 2008 lalu.

Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Chryshnanda Dwilaksana, kebanyakan kematian akibat kecelakaan tersebut terjadi pada pengendara sepeda bermotor. Beberapa faktor seperti kelelahan selama perjalanan dan terlalu banyaknya muatan baik orang maupun barang menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan pada pengendara kendaraan roda dua.

Ia berkilah bahwa kepolisian sudah melakukan sejumlah pencegahan terhadap tingginya angka kematian ini. Diantaranya adalah mendorong dilakukannya kegiatan mudik bersama menggunakan bus dan pendirian pos-pos pemeriksaan (check point) yang terus menganjurkan pemudik untuk tidak pulang menggunakan sepeda motor.

“Tapi dengan jumlah pemudik yang banyak itu, sulit kalau mengharapkan zero accident (tak ada sama sekali kecelakaan,” ujarnya saat dihubungi Rabu (23/9).

Lebih lanjut Chryshnanda mengatakan bahwa tahun ini sebenarnya sudah ada kemajuan dalam pengurangan tingkat kematian akibat kecelakaan saat mudik.Selama H-7 sampai H+7 lebaran tahun kemarin, total kematian akibat kecelakaan tercatat sebanyak 600 orang lebih. Demikian, berarti sejauh ini, kematian akibat kecelakaan sudah berkurang sekitar 50 persen.

“Ini menandakan masyarakat sudah lebih siap dan sadar untuk menjaga keselamatan selama mudik,” ujarnya. Kendati demikian,ia mengingatkan bahwa arus balik mudik tahun ini belum selesai. Dan kecelakaan justeru kemungkinan akan lebih kerap terjadi pada arus balik kedepan.

Pasalnya, para pemudik tentunya lebih lelah dibanding saat mereka berangkat pulang kampung kemarin. Terlebih lagi, beberapa pemudik juga akan lebih terburu-buru karena mengejar waktu masuk kerja.

Untuk itu, ia mengimbau agar para pemudik jangan memaksakan diri untuk pulang jika seandainya kondisi tubuh belum sehat benar. Pemudik juga diminta untuk lebih kerap mengambil waktu istirahata dalam perjalanan dari kampung halaman.

Kepolisian menurutnya masih akan menyiagakan pengamanan arus mudik sampai minimal tujuh hari setelah lebaran kali ini. Pos-pos pengamanan, pelayanan dan pemeriksaan masih terus disiagakan sampai arus balik selesai nanti. c82/pur

Yang menjadi pemikiran adalah Negara RI yang memiliki Departemen Agama, sama sekali tidak melakukan shalat Goib, bagi arwa pemudik yang meninggal tersebut, Departemen Agama merasa itu bukan bagian tugasnya.


Banyak contoh di negara ini dimana pihak pemerintah tidak mau mengambil inisiatip kebaikan menuju negara RI yang bijak, yang menjadi panutan bagi negara- negara lainnya.

Contohnya perihal KPK,

Presiden Pilih Gunakan Hak Daripada Laksanakan Kewajiban
by Redaksi

Jakarta (Berita) : Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Ibramsyah mengaku tidak memahami langkah Presiden SBY dalam menerbitkan Perppu yang akan mengganti tiga pimpinan KPK yang saat ini bermasalah dengan hokum.

Langkah ini menurutnya lebih menggambarkan bagaimana SBY sebagai presiden lebih memilih menggunakan haknya daripada melaksanakan kewajibannya.

Hal itu dikatakannya ketika dihubungi wartawan Kamis [24/09].
Pergantian pimpinan KPK itu saat ini menurutnya tidak mendesak karena masih ada dua pimpinan lainnya, tapi SBY langsung mengeluarkan perppu sebagai bentuk penggunaan hak yang diatur dalam UU KPK bahwa presiden dapat menunjuk PLT Pimpinan KPK jika keadaan mendesak. Kata “dapat” menurut Ibramsyah merupakan hak yang bisa digunakan atau tidak.

“Tetapi SBY memilih opsi menggunakannya. Ini aneh padahal kewajiban SBY sebagai pimpinan tertinggi pemerintahan yang membawahi polri dan kejaksaan agung kan membenahi kedua lembaga itu karena akibat ketidakberesan kedua lembaga itulah KPK lahir.

Jadi alih-alih membenahi bawahannya, SBY malah mengaduk-aduk lembaga independen seperti KPK dengan mengeluarkan perppu itu. Jadi tidak heran jika masyarakat menilai ada apa-apanya dalam hal ini karena masyarakat menilai kinerja KPK selama ini baik dibandingkan dengan dua intitusi hokum lainnya itu,” ujar Ibramsyah.

Saat ini kondisi politik dan hokum di Indonesia menurutnya memang seperti dagelan dimana masyarakat hanya bisa menonton dagelan tersebut dan tertawa pahit melihatnya.

“Kondisi Indonesia ini memang seperti dagelan dan benang kusut. Kita akan buktikan itu nanti apakah dikeluarkannya perppu itu memang benar untuk meluruskan benang kusut itu, atau malah tambah bikin kusut,” tegasnya.
Jika perppu ini justru menimbulkan keruwetan yang lebih parah, maka SBY menurutnya telah melakukan langkah salah yang berani dengan mempertaruhkan dirinya untuk satu hal yang salah. “Nanti masyarakat juga akan menilai dan tahu sendiri apakah langkah ini politis atau benar-benar seperti yang sering didengungkan pemerintah sebagai langkah penegakkan hokum, nanti waktu juga yang akan menjelaskan,” imbuhnya.

Pendapat senada juga dilontarkan oleh Pakar Hukum Pidana dari UI, Rudi Satrio. Menurut Rudi, seharusnya memang dalam kasus Polisi versus KPK ini seharusnya SBY sebagai presiden mengambil langkah untuk membenahi dulu lembaga dibawahnya seperti kepolisian dan kejaksaan agung dari pada harus membenahi KPK dengan alasan yang sangat dipaksakan.

Susah dijawabnya, yang pertama seharusnya presiden benahi kepolisian untuk kemudian mengarah mendamaikan polisi dan KPK.

Ternyata terbentur pada persoalan bagaimana caranya agar KPK bisa berjalan dengan normal, maka kemudian keinginan untuk memunculkan orang2 yang terganti 3 orang itu.

“Dalam kasus ini seharusnya polisi lah yang harus diperiksa pertama. Alasan polisi dalam menjadikan kedua pimpinan KPK yang terakhir dijadikan tersangka karena penyalahgunaan kewenangan karena telah mengeluarkan perintah cekal pada dua tersangka korupsi yaitu Anggoro dan Joko Chandra adalah yang mengada-ada.

Seharusnya jika pun dinilai ada penyalahgunaan wewenang yang berhak menuntut adalah kedua orang itu yang dirugikan karena pencekalan itu dengan mengajukannya pra preadilan ke PTUN.

Tapi ini kok malah polisi yang menuntut, apa urusannya polisi dalam hal ini sedangkan kedua orang itu saja tidak mempersoalkan hal itu. Apa polisi sudah jadi pelindung kedua orang itu?” tanyanya.

Presiden pun seharusnya lebih dulu bisa bertanya pada kepolisian mengapa ada persoalan hokum untuk orang-orang KPK yang tidak sehat buat iklim pemberatasan korupsi saat ini. Presiden SBY seharusnya sebelum mengeluarkan perppu, mengevaluasi dulu kinerja bawahannya itu.

Ini menurutnya penting karena sebelum melangkah menunjuk orang bersalah SBY seharusnya lebih memeriksa bawahannya yang selama ini dikenal sebagai salah satu lembaga yang terkorup.

”Sekarang presiden tidak bertanya pada polisi mengapa polisi terkesan membela kedua tersangka korupsi itu, tapi malah mengeluarkan perppu. Presiden kan bisa menegur polri, tapi ini tidak dilakukan dan ini lah yang membuat segalanya menjadi aneh.

Oleh karena itu penyelidikan yang sedang dilakukan KPK terkait indikasi keterlibatan kabareskrim dalam penanganan kasus Bank Century harus tetap dilakukan dan jangan terpengaruh dengan langkah yang diambil kepolisian,” katanya lagi.
Menurutnya jika SBY bekerja baik dalam arti berhasil membenahi institusi Polri dan Kejaksaan Agung, maka jangankan hanya sekedar mengganti pimpinan KPK, membubarkan pun bisa.

“Kalau Polri dan Kejagung benar kan tidak ada itu KPK. Jadi kalau dua lembaga itu benar, yah otomatis KPK harus dibubarkan, tapi kenyataannya kan tidak demikian.

Keadaan yang mendesak seperti yang dituturkan pemerintah sehingga pimpinan KPK harus diganti pun harus dipertanyakan mendesak buat siapa? Untuk KPK sebagai lembaga atau para koruptor yang merasa KPK sudah semakin dekat?” paparnya.(aya)

Billionaires at Play: Mike Versus Mikhail

By JAMES BARRON
Published: September 24, 2009

New York’s reigning billionaire, Mayor Michael R. Bloomberg, cares little for most sports but plays a lot of golf. He likes discreet dinner parties at Gracie Mansion or his own mansion. He wants his private life kept private.


New York’s latest billionaire, Mikhail D. Prokhorov, loves basketball, kickboxing and skiing. He probably wishes his private life could be kept private: Consider the four days he spent in custody in an Alpine ski resort in 2007 when investigators suspected call girls were being brought in. He was quoted as saying they were students and models, not prostitutes.

So maybe the incumbent billionaire Mike and the new billionaire Mike, the Russian oligarch who is poised to become the principal owner of the New Jersey Nets and a major investor in the team’s proposed arena in Brooklyn, will feast upon New York in different ways

Billionaires will be billionaires. Both men have their own private jets and their own charitable foundations.

Mr. Bloomberg is richer, Mr. Prokhorov taller. Mr. Prokhorov’s height has been reported as being anywhere from 6-feet-6 to 6-feet-9. Mr. Bloomberg’s height has been reported as being anywhere from 5-feet-6 (in news articles) to 5-feet-10 (on his driver’s license).

Mr. Prokhorov may be the richest person in Russia, but Mr. Bloomberg is ahead of him on the Forbes list of the world’s billionaires. In March, Forbes ranked the mayor at No. 17, with a net worth of $16 billion. Mr. Prokhorov was No. 40, with a net worth of $9.5 million.

Mr. Prokhorov is sometimes referred to as “Russia’s most eligible bachelor.” Mr. Bloomberg has been divorced since 1993.

On his first job at Salomon Brothers, Mr. Bloomberg stripped to his underwear. He was working in a sweltering bank vault, counting stock and bond certificates, and it was hot.

By some accounts, Mr. Prokhorov’s early career involved selling jeans in Moscow in the late 1980s. He was also led the management board of the International Bank for Economic Cooperation. Later he moved into metals.

He has the cash to buy the Nets because he unloaded his stake in the world’s largest producer of nickel and the silvery metal palladium in the spring. And Mr. Prokhorov could be a good fit for the Nets, according to players at the courts at West Third Street and Avenue of the Americas in Greenwich Village. For one thing, a Russian team he partly owns, CSKA Moscow, is a regular winner, they said. And having someone who knows the game could lead to better hiring decisions for the Nets.

But could Mr. Prokhorov survive on the West Third Street courts? Maybe.

“Height don’t matter here,” said Eric Chambers, 39, of Hunts Point in the Bronx, who goes by the nickname Butter and says he has played at the West Third Street courts almost every day for 22 years. “You have to be a gladiator to play here.”

Jack Ryan, 48, of Park Slope, Brooklyn — who appears in halftime shows at professional basketball games, spinning balls on his fingertips — jabbed a thumb in Mr. Chambers’s direction and said, “I would rather have a 6-foot-9 inch guy cover me than him.”

Off the courts, Mr. Prokhorov likes partying. (Not that Mr. Bloomberg is antiparty. “I like to go out and party,” he said in his autobiography, “Bloomberg, by Bloomberg,” in explaining why his marriage unraveled.)

There are those who say the restaurants that oligarchs frequent in Moscow out-Vegas Las Vegas. This raises a question: Is New York ready for an oligarch like Mr. Prokhorov?

“Absolutely,” said Mark Yackow, the manager of the hosts at Scores New York on West 28th Street. (The hosts look after “the high rollers.”)

“If he said, ‘I’d like to have my own area here,’ we’d rope it off,” Mr. Yackow said. “We’d have a security person by the rope, and that person, his assignment is to make sure he’s treated like a king. Hopefully the girls do their job and get him into a private room, and then the security job is a lot easier.”

He was quick to add that is not what it sounds like: “All the private rooms have doors; there are no locks on the doors. We send the waitresses in every 15 minutes, make sure everything is good.”

Mr. Prokhorov could try the National, a nightclub in Brighton Beach, Brooklyn. “The floor show is surreal,” someone who identified herself as Sadie S. wrote on the restaurant review site Yelp.com. “Showgirls, drag queens, cover bands, 20 costume changes and a cast of thousands!”

Or Mr. Prokhorov could head for the Russian Tea Room, on West 57th Street, which serves $25 cavitinis made with vodka, a cucumber and caviar. “The caviar is, like, floating on the cucumber,” said Ken Biberaj, the restaurant’s vice president.

How many cavitinis would the bartenders serve Mr. Prokhorov?

“That’s completely up to him,” Mr. Biberaj said. “I don’t know the math to calculate how many cavitinis he could afford, but for what he’s paying, he could buy everybody in New York one.”

C. J. Hughes contributed reporting.



Milyarder di Play: Mike Versus Mikhail

Oleh JAMES Barron
Diterbitkan di: September 24, 2009

New York kekuasaan miliarder, Walikota Michael R. Bloomberg, peduli sedikit untuk kebanyakan olahraga tetapi banyak bermain golf. Dia suka pesta makan malam rahasia di Gracie Mansion atau rumah sendiri. Dia ingin kehidupan pribadinya terus pribadi.


New York miliarder terbaru, Mikhail D. Prokhorov, mencintai basket, kickboxing dan ski. Dia mungkin ingin kehidupan pribadinya dapat disimpan pribadi: Pertimbangkan empat hari ia habiskan di dalam tahanan di resor ski Alpen pada tahun 2007 ketika para peneliti menduga gadis panggilan sedang dibawa masuk Dia yang dikutip mereka masih mahasiswa dan model, bukan pelacur.

Jadi mungkin incumbent miliuner Mike dan miliarder baru Mike, orang berkuasa Rusia yang dimaksudkan untuk menjadi pemilik utama New Jersey Nets dan salah satu investor utama di arena diusulkan tim di Brooklyn, akan bergirang New York dengan cara yang berbeda

Miliarder akan menjadi miliarder. Kedua laki-laki memiliki jet pribadi mereka sendiri dan yayasan amal mereka sendiri.

Mr Bloomberg lebih kaya, Mr Prokhorov lebih tinggi. Tinggi badan Mr Prokhorov telah dilaporkan sebagai mana saja dari 6-kaki-6 dengan 6-kaki-9. Mr Bloomberg tinggi telah dilaporkan sebagai mana pun dari 5-kaki-6 (pada berita) untuk 5-kaki-10 (di SIM-nya).

Mr Prokhorov mungkin menjadi orang terkaya di Rusia, tetapi Mr Bloomberg adalah depannya dalam daftar Forbes dari milyarder di dunia. Pada bulan Maret, peringkat Forbes walikota di No 17, dengan kekayaan bersih $ 16 miliar. Mr Prokhorov adalah No 40, dengan kekayaan bersih US $ 9.5 juta.

Mr Prokhorov kadang-kadang disebut sebagai "Rusia bujangan paling memenuhi syarat." Mr Bloomberg telah bercerai sejak 1993.

Pekerjaan pertamanya di Salomon Brothers, Mr Bloomberg bertelanjang celana dalamnya. Dia bekerja di lemari besi bank yang panas, menghitung sertifikat saham dan obligasi, dan itu panas.

By some accounts, Mr. Prokhorov’s early career involved selling jeans in Moscow in the late 1980s. Ia juga memimpin dewan manajemen Bank Internasional untuk Kerjasama Ekonomi. Kemudian ia pindah ke logam.

Dia memiliki uang tunai untuk membeli Nets karena ia diturunkan-Nya saham terbesar di dunia produsen nikel dan logam paladium yang keperakan di musim semi. Dan Mr Prokhorov bisa menjadi cocok untuk Nets, menurut pemain di pengadilan di West Third Street dan Avenue of the Americas di Greenwich Village. Untuk satu hal, sebuah tim yang sebagian Rusia memiliki, CSKA Moskow, adalah pemenang biasa, kata mereka. Dan memiliki seseorang yang mengetahui permainan bisa mengarah pada keputusan yang lebih baik untuk menyewa Nets.

Tapi bisa Mr Prokhorov bertahan di West Third Street pengadilan? Mungkin.

"Tinggi tidak penting di sini," kata Eric Chambers, 39, dari Para pemburu Point di Bronx, yang pergi dengan julukan Butter dan mengatakan ia telah bermain di West Third Street pengadilan hampir setiap hari selama 22 tahun. "Anda harus menjadi seorang gladiator untuk bermain di sini."

Jack Ryan, 48, dari Park Slope, Brooklyn - yang muncul di babak kedua pada profesional menunjukkan permainan bola basket, bola berputar di ujung jari - ibu jari menusukkan di Mr Chambers arah dan berkata, "Saya lebih suka memiliki 6-kaki-9 inci cowok menutupi aku daripada dia. "

Off pengadilan, Mr Prokhorov suka berpesta. (Bukan berarti Mr Bloomberg adalah antiparty. "Saya ingin pergi keluar dan pesta," katanya dalam otobiografinya, "Bloomberg, oleh Bloomberg," dalam menjelaskan mengapa pernikahannya terurai.)

Ada orang-orang yang mengatakan bahwa oligarki restoran sering di Moskow keluar-Vegas Las Vegas. Hal ini menimbulkan pertanyaan: Apakah New York siap untuk berkuasa seperti Mr Prokhorov?

"Tentu saja," kata Mark Yackow, manajer Skor host di New York di West 28 Street. (The hosts terlihat setelah "rol tinggi.")

"Jika dia berkata, 'Saya ingin punya wilayah sendiri di sini,' kami akan tali it off," Mr Yackow kata. "Kami akan punya orang keamanan oleh tali, dan orang itu, tugasnya adalah untuk memastikan bahwa dia diperlakukan seperti raja. Mudah-mudahan anak-anak melakukan pekerjaan mereka dan membawanya ke kamar pribadi, dan kemudian pekerjaan keamanan adalah jauh lebih mudah. "

Dia cepat menambahkan bahwa bukan apa yang terdengar seperti: "Semua kamar memiliki pintu pribadi, tidak ada kunci di pintu. Kami mengirim pelayan di setiap 15 menit, pastikan semuanya itu baik. "

Mr Prokhorov bisa mencoba Nasional, sebuah klub malam di Brighton Beach, Brooklyn. "Lantainya pertunjukan Surreal," seseorang yang mengidentifikasi dirinya sebagai Sadie S. wrote di restoran situs ulasan Yelp.com. "Showgirls, tarik ratu, band penutup, 20 kostum perubahan dan gips ribu!"

Atau Mr Prokhorov kepala bisa untuk di Russian Tea Room, di West 57th Street, yang melayani $ 25 cavitinis dibuat dengan vodka, mentimun dan kaviar. "The kaviar adalah, seperti, mengambang di mentimun," kata Ken Biberaj, restoran's Vice President.

Berapa banyak para bartender cavitinis akan melayani Mr Prokhorov?

"Itu sepenuhnya terserah dia," Mr Biberaj kata. "Saya tidak tahu matematika untuk menghitung berapa banyak cavitinis ia mampu, tetapi untuk apa dia membayar, dia bisa membeli semua orang di New York satu."

C. J. Hughes kontribusi pelaporan




Minggu, 27 September 2009.

Silaturahmi ke Pak Raya Batujaya, Rengkasdengklok, Kerawang


Hari ini ada undangan pernikahan putrinya pak Raya, lokasi undangan di Kerawang, Kecamatan Rengasdengklok, Desa Batujaya, Kelurahan KedungJaya.

Yang saya ingat sekali adalah jarak capainya yang jauhhhhh sekali.

Berangkat dari rumah jam 13.00.

Menentukan jam berangkat saja sangat rewel, sebab Pak Parman datang kerumah sekitar jam 10.30 menjelang siang, kemudian mempersiapkan persiapan anak- anak sangat lama, sehingga setelah saya mandi dan ganti baju sekitar jam 11.00 baru terlihat Fifi ingin juga mandi.

Jam 11.05 sewaktu saya berjalan ke kerumunan warga RT 05 Rt 08 yang akan ikut ke Undangan perkawinan ternyata mereka belum bersiap. Masih terlihat bertelanjang dada para bapaknya.

Kembali ke rumah, dan melepaskan semua baju yang akan di kenakan ke undangan, kembali ke posisi persiapan datangnya adzan Dzuhur.

Setelah shalat dzuhur, yasin yang tadinya tidak ingin ikut sekarang berubah pikirannya ingin ikut.

Kemudian saya istri Fifi dan Yasin berkumpul di depan menunggu kendaraan siapa yang akan di naiki.

Menunggu agak lama, kemudian balik lagi kerumah, keliling- keliling naik motor menenangkan Fifi dan Yasin, kemudian terlihat istri berjalan kebelakang dengan ibu Parman untuk disarankan ke kendaraannya pak Syarif.

Di mobil pak Syarif yang naik, Belakang kanan ibu Parman, kemudian di tengah Istri dan sisi kanan saya dengan menggendong Fifi yang bersiap untuk tidur.

Yang duduk di tengah, Pak Rudy, Yasin nyelempit duduknya, Ibu Winata, dan Ibu Syarif.

Yang memegang kemudi pak Winata dan disampingnya yang memiliki mobil pak Syarif.

Mobil yang lagi satu, ada pak dahlan dengan istrinya dan anaknya, ibu Mudofir dengan anaknya, ibu Herman dengan putranya, ada pak Parman dan Pak Tono dan ibu tua di depan rumahnya pak Raya yang lama.

Jam 14.00 sudah mencapai Cikarang, kemudian memasuki jalan tol dan keluar di Cikarang Barat, dan sewaktu bertanya dengan pak Polisi di mana
Alamat undangan si Polisi menunjukan angka 60 km lagi kearah Rengasdengklok.

Jalan yang di lintasi sekarang ini adalah jalan baru yang memotong keramaian kota kerawang, yang sore hari ini banyak di lintasi oleh pemudik bersepeda motor akan menuju Jakarta.

Melihat langsung bagaimana pemudik ber sepeda motor itu melintas di kiri kanan mobil yang saya naiki, selama ini hanya cukup mendengar dari radio El Shinta saja untuk mengamati tingka laku pengemudi pemudik bersepeda motor.

Memang terlihat bagaimana si kecil di duduk an di apit antara ayah dan ibunya, dan terlihat sangat manusiawi melindunginya.

Yang tidak manusiawi adalah jarak tempuhnya, pemikiran saya siapkan pos layanan yang cukup bagus sampai ada capsul tidur segala untuk di berikan kepada pemudik yang ngantuk, serta makanan dan minuman, sementara uangnya ya dari uang rakyat juga.

Kapsul tidur yang istimewah memang di tayangkan di televisi Jepang yang selalu di sediakan di stasiun kereta api, mengingat ini cukup lama, mengapa tidak dibuatkan tenda khusus ber AC dan di persilahkan pemudik bermotor untuk istirahat.

Sewaktu polisi menunjukan angka 60 km sangat membuat stress orang- orang, tetapi juga ya di jalani juga.

Rengasdengklok siang itupun tercapai juga, kota yang dahulu pernah di datangi sewaktu Aswan masih kelas satu SMP Neg Cileungsi.

Dari kota ini harus maju lagi kedepan untuk mencari jalan yang berdampingan dengan terusan air irigasi.


Ternyata kalau melihat dari pesawat saya sering memperhatikan adanya terusan yang mencotorok ke laut ternyata terusan ini.

Berjalan terus memasuki jalan yang sempit dan panjang lurus terus berdampingan dengan air sungai di terusan disisi kanan mobil.

Akhirnya tempat perkawinan itu di jumpai juga dan mobil yang saya kendarai malahan berlebih, tidak berhenti di titik itu, sehingga diperlukan putaran balik lagi.

Setelah mobil di parkir dan bersalaman dengan pak Raya, langsung mencari tempat untuk shalat Ashar, saya memilih pisah dengan rombongan yang mencari tempat shalat, tenmpatnya sangat kumuh dan perdesaan sekali. Hitungan desa masih di bawah taraf ke sejahteraan.

Ada rumah dan warung di depat tempat perhelatan pernikahan, saya menuju ke sana bersama Yasin tetapi harus melangkahi saluran terusan diatas jembatan bambu yang cukup lebar.

Saya mohon di ijinkan untuk melaksanakan shalat Ashar

Sewaktu mengambil air wudhlu terlihat si gadis kecil usia 6 tahun yang bermain air di genangan air yang tidak bisa dikatakan bersih.

Shalat Ashar berjamaah dengan Yasin.

Selesai shalat langsung gabung dengan rombongan bersilaturahmi sambil memperhatikan Fifi yang terlihat kurang semangat.

Saat acara makan sore itu dengan hidangan ikan bandeng yang di bakar sudah agak lama sehingga terasa keras kerenanya, tetapi sambal lomboknya yang membuat semangat hiodup kerena pedasnya, badan yang tadinya kelelahan sekarang fit kembali.

Tinggal Fifi yang menolak makanan yang di hidangkan oleh tuan rumah, mungkin kerena melihat bandeng bakarnya yang berwarna hitam legam dengan makanan lainnya yang tidak berselera, langsung setelah saya selesai makan, menggendong Fifi untuk mencari bakso yang dijual di tempat perhelatan.

Dan syukurnya ia mau makan bakso tersebut, yang penting jangan lapar dulu deh.

Perjalanan pulang sore hari itu, di beri petunjuk arah untuk melewati sungai, mobil pun di lewatkan sungai pakai getek besar, dan setelah di seberang saat maghrib tiba, malahan sudah masuk wilayah Bekasi Timur.

Hanya saja jalan menuju ke arah Stasiun Kereta Api Bekasi sangat jauh sekali.

Hitung- hitung sama jauhnya sewaktu melewati Rengasdengklok. Malahan sekarang melewati Babelan, Suatu kawasan pengeboran minyak dengan di tandai pembakaran gas buang yang menyala di kegelapan malam memerahkan langit.

Dan titiknya tidak satu, baru disadari jikalau Bekasi ini wilayah yang kaya raya.

Berkali- kalai menjumpai jalanan rusak akhirnya berjumpah juga kecamatan Babelan sendiri, dan setelah itu memasuki pintu kereta api di samping stasiun KA Bekasi.

Masuk Rawa Panjang dengan melewati supermarket yang pernik warna warni dan akhirnya masuk rumah jam 21.00 malam.






Senen, 28 September 2009.


Acara Rapat pembahasan persiapan Lelang BUMN.


Jam 14.00 siang saya sudah di ruangan BUMN si pengundang rapat, undangan rapat di transmisit lewat SMS, katanya kumpul jam 14.30.


Tidak lama datang Hery si Perencana Design Interior pembangunan renovasi gedung BUMN bersama dua orang temannya.







Selasa, 29 September 2009.


Di Departemen Sosial, tetapi pak Giatno tidak ada di tempat.

Bayar Okey Vision kok kena Rp 175 000.-

Balik secepatnya kekantor sebab di kantor ada acara pelantikan Bendahara baru.

Sesampainya di Giant depan kantor terjadi kemacetan luar biasa, ujung kemacetan menutup jalan masuk ke kantor.

Lewat pintu belakang, motor diparkir di luar pintu gerbang yang terkunci dari dalam, masuk dan mencari satpam, minta pinjam kunci pintu gerbang untuk memasukan motor, balik lagi ke arah pintu gerbang, memasukan motor, kunci kembali pintu gerbang dan parkir, naik ke kantor, ternyata acara halal bi halal sedang berlanjut.

Disetujui untuk acara besok sore buka puasa syawal hari ke lima di Citos, Hanamasa, tetapi sewaktu perjalanan pulang yang di ingat jikalau membawa Fifi ke ruamah makan ia selalu menangis, dan selalu rewel makannya sehingga makanan itu harus dibungkus, dan jikalau makan di Hanamasa makanan itu harus habis di tempat itu, sebab tidak boleh di bawa pulang.

Sehingga terpikirkan akan berpindah tempat untuk acara makan menjelang buka puasa besok.



Rabu, 30 September 2009.

Buka Puasa Shawalan, dan Gempa Padang

Pagi menjelang fajar, sempat bersama istri bermotor ke rumahnya dokter Dina, untuk meminta surat keterangan Dokter sehubungan dengan sakit mual dan peri ulu hati pada tanggal 24 September kemaren.

Surat itu diperlukan untuk menjawab surat peringatan mengapa tanggal 24 September kok ngak masuk.

Memang terasa otak sepertinya ngak bisa lagi diajak berfikir, sering payah, terutama sewaktu memegang surat peringatan untuk mengklarifikasi tidak masuk pada tanggal 24 September kemaren.

Sesampainya di kantor surat itu langsung saya serahkan sebagai kelengkapan surat klarifikasi yang dijawab oleh pak Kuat.

Mencoba berfikir bagaimana membangun di kawasan yang sering Banjir.

Saat setelah shalat Ashar pulang sebab sudah mempunyai perjanjian dengan pak Joko untuk jumpa di rumah makan Cibubur.

Tiba-tiba ada serangan hujan yang cukup derasnya, mulai terkena hujan di Jalan Simatupang di daerah Pasar Minggu dan derasnya saat di pertigaan Kongguan pabrik kue.

Badan basah walau sudah di lindungi dengan plastik pelapis hujan, plastik banyak yang sudah mulai robek.

Sehingga saat motor berhenti di depan rumah makan Cibubur saat itu jam masih menunjukan jam 17.00 sore. Terlihat pak Joko sudah ada di dalam restoran.

Saya melepas mantel hujan dengan menyisahkan ujung celana panjang dan sepatu yang basah kuyup.

Saya melepas sepatu saat sudah di tempat duduk rumah makan itu.

Duduk berdua dimana pak Joko terlihat besar dengan kepalanya yang selalu gundul, dahulu pernah berkudap, makanan ringan berempat dengan pak Joko, pak Andre Hasan, saya dan Tyas Dhuma Pulau Gadung.

Saya tidak tahu berapa orang yang akan di bawa olah pak Joko, sebab pak Joko selalu dalam kegiatan pekerjaannya melibatkan orang lain sebagai mitranya, tiba- tiba datang seorang ibu ternyata ia rekan dengan pak Joko dan ia menjelaskan jikalau ia alumni Undip angkatan tahun ..

Sementara itu saya mulai mengangkat Hp untuk memonitor keberadaan Yasin, Fifi, ibunya dan Astari, sampai jam begini kedudukannya di mana.

Ternyata masih menunggu Astari di perempatan Cileungsi.

Kemudian terlihat menghampiri dua orang sambil membawa data lengkap, menurut informasi pak Joko akan datang dua orang yang akan membawa company profile.

Setelah itu hari pun marangkak menjelang sore, saya keluar untuk melihat adakah anak- anak sudah terlihat di ujung jalan, ternyata ia sudah ada terlihat jauh sebab turun dari angkot di depan Rumah Sakit melia.

Dua meja sudah di rapatkan, di sisi lain adalah saya dengan istri dengan Yasin yang paling pojok dengan dinding, sedangkan di sisi kanan ada Astari dan Fifi, ini yang tidak diperhatikan oleh istri saya sehingga disini setelah menjelang buka puasa Fifinya menangis kerena tidak didalam lingkar pembicaraan.

Saat buka puasa Fifinya menangis, dan sekarang kesibukan tambahan adalah menenangkan Fifi yang menangis dalam gendongan.

Setelah minum teh secukupnya untuk membatalkan puasa dan terlihat ibunya menghampiri saya dan mulai menggendong Fifi.

Sementara ibunya menenangkan Fifi, saya secepatnya membatalkan puasa dengan makan dan minum makanan yang sudah di pesan sebelumnya.

Saya makan agak cepat sementara pembicaraan dengan pak Joko tidak berjalan baik, sebab terganggu dengan tangisan Fifi, tetapi sewaktu Fifi saya gendong menuju pilihan makanan saya tunjukan ada rempelo ayam yang di sate dan Fifinya mau sate ayam dan langsung memesan dua, kemudain Fifinya mulau reda emosinya, dan terlihat makan bersama dengan ibunya di meja yang berbeda.

Shalat Maghrib di lantai atas dan setelah semuanya shalat makan pertemuan di akhiri.

Sesampainya di rumah sewaktu membuka Televisi terbaca jikalau di Padang dilanda bencana Gempa Bumi 6.3 SR. Yang cukup menghancurkan kota Padang.

Tiada ulasan: