selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Rabu, Disember 15, 2004

Kecelakaan Lalu Lintas dipagi hari

Jenazah Ditengah Jalan

Rabu, 15 Desember 2004. Setelah shalat shubuh saya dan istri mengendari motor untuk ke pasar, mengingat Tyas nya yang lagi semesteran hari ke tiga dan Yasin nya yang semakin pucat, rencanannya minggu depan ke RSCM, untuk kontrol Thalasemia nya. pagi itu pikiranku dipenuhi kenangan makan steak di restorasi KA Mutiara Timur Surabaya Denpasar sekitar tahun 1980 an, masih mahasiswa sih saat itu, sekarang aja beli dagung sapi has dalam untuk dimakan sebelum anak-anak berangkat kesekolah, saya mengingatkan istri agar bergerak cepat dipasar mengingat anak-anak kesekolah.
Sewaktu mengendarai motor, suasana masih pagi meremang, saya sempat berkata pada istri, Ma disini ada lobang, sambil menunjukan lobang yang mengangah diatas jembatan, sebagian lobang telah ditutup plat besi tebal 10 mm, lebar 120 cm pagi itu, lobang itu sudah berusia tujuh hari menurutku, saat kendaraan melaju terus terbayang padaku jikalau ada seseorang yang tak mengetahui adanya lobang tersebut dan terperosok.
Dipasar, tiba-tiba sandal yang kukenakan putus, sehingga menghambat kecepatanku menggapai tempat orang berjualan daging dan lainnya, harga daging masih relatip tinggi, harga sebelum lebaran berkisar Rp 35 000,- sekarang harganya di pas Rp 40 000,- saya membeli setengah kilogram aja,
Saat pulang, istri telah menyelesaikan belanjaan yang dibeli, dan semapt bolak balik dua kali, katanya cepat-cepat, kok lama, saya hanya bisa mengatakan bahwa sandal putus, sehingga melambat jalannya, keluar dari bawah jembatan flyover cileungsi tiba-tiba terlihat banyak kendaraan melambat, ada apa pikirku, kok sudah ada kemacetan, ada kecelakaan ini pasti, mengingat pegawai pabrik belum ada yang terlihat memacetkan lalulintas, motor melaju perlahan-lahan akhirnya sampai diujung kemacetan, ternyata seorang ibu-ibu, umur diatas 50 th, tergeletak dengan pecah kepala, dan sipembawa kendaraan bermotor selamat, berarti ibu tadi digonceng, betul juga, penyebab kecelakaannnya adalah terperosok kedalam lobang jembatan, tapi tak terpikirkan olehku jikalau akan menyebabkan kematian seseorang.
Dirumah, anak-anak menunggu, semua belum ada yang mandi, termasuk si bayi Fifi, sudah berdiri didepan pintu dengan senyumnya menyambut ibunya yang membawa belanjaan, ia langsung mendekati belanjaan ingin tahu apa yang dibawa.

Jalan Raya Tidak memberikan rasa aman berkendaraan

Memang, terlalu banyak kecelakaan yang terjadi, tetapi yang disalahkan adalh faktor pengemudi, faktor manusia dibelakang kemudi, hal ini sering saya siasati dengan mengurangi semaksimal mungkin kecepatan laju kendaraan, faktor kecepatan merupakan kunci fatal dan tidaknya kecelakaan.
Tetapi dilain pihak, pemerintahan yang mengelolah jalan ini, kok sampai sebegitu jauh tidak menunjukan itikad baiknya, sudah beku barangkali kreatifitasnya.

Tiada ulasan: