selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Rabu, Februari 01, 2006

Bulan Januari 2006

Minggu 1 Januari 2006.

Tahun Baru

Istirahat dirumah, mempersiapkan diri untuk memberi pengajian di musholah desa mampir, suasana masih ngantuk, anak-anak nonton TV semalam hingga larut, modal tahun baruan semalam yaitu nasi goreng lengkap dengan segala makanan sampingan.

Jam 17.30 berangkat ke Musholah, yang datang sekitar 8 orang, saat itu pengajian membahas Tarikh Rosullulloh, pengajian dimulai setelah shalat berjamaah Maghrib dan diakhiri setelah berjamaah Isya.



Senin, 2 Januari 2006

( Puasa hari Senin ), Kekantor, awal tahun.

Mengirim Aswan yang kuliah di Surabaya Rp 500 000,- dan Mertua yang sakit di Makkasar Rp 500 000,-



Rabu, 4 Januari 2006.

Pagi hari ke Pak Ruswandi masalah POPTI, membuat tayangan Power Point perihal POPTI, Persatuan Orang Tua Penderita Thalasemia Indonesia.

Terlihat rumah pak Ruswandi sedang di rehab, saya menghubungi pak Botak Edi, menghabarkan jikalau saya sudah sampai, ternyata jam 08.40 saat itu Pak Edi telah sampai terlebih dahulu.

Memindahkan fail yang dibuat dari rumah, membuat tayangan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.

Diberi uang transport Rp 500 ribu, bekal untuk ke Surabaya besok.

Ke bank Mandiri mengambil uang untuk kurba satu ekor sapi.

kekantor, masuk kantor jam 12.00 siang.

Beli Donat 3 dos untuk konsumsi pengajian ibu-ibu di rumah.



Kamis, 5 Januari 2006.

( Puasa hari Kamis ). Berangkat ke Surabaya, naik KA Jayabaya, Harga tiket sudah naik, Dewasa dari Jakarta ke Surabaya Rp 120 000,- untuk 3 orang, saya ditambah istri dan anak Tyas yang sudah SMA menjadi Rp 360 000 ,- Astari dan Yasin tergolong anak-anak sebab dibawah 10 tahun, harga tiket anak-anak Rp 92 000,- total uang tiket KA ke Surabaya Rp 552 000 .- Fifi tidak bayar sebab tidak mengambil tempat duduk dan usianya dibawa 3 tahun.

Buka puasa di Cirebon, makan donat sisa pengajian semalam

Makan Malam di Jogja, saat KA yang dinaik berhenti sebentar, turun berlari ke buffet penjualan nasi gudeg jogja, makan nasi gudeg jam 00.30 malam, panas panas, yang makan saya dengan istri dan Tyas yang tidak bisa tidur, sedap sekali, harga satu nasi gudeg Rp 3000,- 3 bungkus ya Rp 9000,- dengan standard nasi gudeg lauk tahu dan tempeh bacem.

Habis makan ngantuknya datang dan tertidur.

Jumat, 6 Januari 2006.

Tiba di Surabaya jam 06.00 pagi, sampai turun distasiun gubeng dan duduk di bangku stasiun, Aswan belum juga datang, dari SMS Hp Aswan memberitahukan jikalau ia sedang dalam perjalanan. ia buru-buru berangkat dari indekosannya untuk datang ke Stasiun Gubeng mau melihat adik kecilnya Fifi, ternyata samai fifi sudah turun dari KA, Aswannya belum datang.

Tiba-tiba Aswan datang, perjalanan ke rumahnya adik kandung yang sudah berpangkat di jajaran Kepolisian dimulai.


Mengiring Kurban.

Stasiun Senen.

Rencana keberangkatan itu sendiri sudah diperkirakan semenjak pulang ke Tempeh, Kebonsari pada tanggal 29 September - 2 Oktober 2005

Saat itu yang terlihat adalah kemiskinan yang merata, kemiskinan yang pernah saya alami sewaktu hidup disana ( Klas 3 SD Tempeh Tengah,1963 )

Ditambah lagi ada permintaan adik yang jadi polisi di Surabaya, yang ingin di tengok. Kerena ada permintaan, ya ada jawaban.

Maka berangkatlah saya dan anak-anak pada kamis tanggal 5 Januari 2006, ke Surabaya.



Berangkat hari Kamis, berangkat dalam keadaan puasa hari kamis, persiapan ini sudah mulai sejak sehari sebelumnya yaitu Rabu, 4 Januari 2006, siang hari sepulang dari kantor membeli kue donat 3 dos, untuk pengajian setiap hari Rabu, saat itu dirumah sedang mendapat giliran ketempatan.

Sore harinya memasang papan kunci pintu belakang yang sudah mulai rapuh, dimakan usia.

Malam harinya memasang kunci depan, menggergaji untuk disesuakan bentuk dan tempatnya, keesokan paginya persiapan pakaian yang akan dibawa,

Berangkat dengan berjalan kaki, sejauh 900 m, kejalan raya Jonggol - Cileungsi, hanya Yasin seorang yang naik ojek sambil membawa tas yang besar-besar. Saya sendiri mengenakan sandal plastik hitam, perjalanan sengaja didesign sederhana mungkin untuk tidak menarik perhatian sebab akan melaksanakan sesuatu yang suci, Kurban atas perintah Allah.

Bus Jonggol - Pulo Gadung menghampiri, dan bergegas anak-anak naik, turun di Cileungsi dan dilanjutkan lagi dengan bus Pattas AC Cileungsi Senen.

Sewaktu melintas rel menyebrang median jalan, sengaja mengambil depan stasiun untuk secepatnya membeli tiket, 5 tiket terdiri dari 3 dewasa dan 2 anak-anak, Fifi termasuk dibawah 3 tahun bebas. semuanya seharga Rp 552 000,- sudah naik harga tiket, dewasa Rp 120 000 ,- dan anak - anak Rp 92 000,- masih sempat membeli bekal perjalanan di super market hero matahari di atrium senen.

Jam 14.15 rangkaian KA Jayabaya Ekpres malam tujuan Surabaya lewat Jogjakarta, memasuki emplasemen stasiun, mulai menghitung rangkaian kereta untuk menentukan kereta berapa yang akan dinaiki.

Kereta berjalan sebagaimana biasanya, anak-anak terutama Yasin dan Fifi berbicara dan berteriak sepanjang jalan.

Sebelum memasuki Cirebon, manghrib menjelang, dan buka puasa dengan sederhana saja. mau makan malam tidak berselera.

Stasiun Jogjakarta.

Saat penumpang didepan turun distasiun Jogja, saya menyelinap dan pergi kebuffet stasiun untuk membeli gudeg Jogja, sebanyak tiga bungkus, Rp 9000,- dan yang makan ibunya anak-anak, saya dan Tyas. sehabis makan kantuk pun datang.

Stasiun Gubeng.

Sampai di Gubeng sekitar jam 06.30 pagi. masih menunggu Aswan yang akan datang menyongsong, pergi kerumahnya adik Simosidomulyo, naik taksi dan kesasar. naik angkutan dicarter total biaya angkutan Rp 35 000,-

Rumah Adik.

Rumah dalam keadaan kosong, kunci dititipkan, dan mandi makan, rumah dalam keadaan agak tak teratur, kekumuhan dibagian belakang antara genangan air dari kamar mandi dan sumur masih menyatu, anak-anak berharap cepat aja keluar dari rumah ini.

ke Mbah Ni
Sore hari dipinjami kendaraan bermotor, untuk ke mbah Ni di Sidotopo Lor, kendarannya adik Ipar, Adik Kandung masih di Banyuwangi mengejar penjahat narkotika.

Sabtu 7 Januari 2006.

Membeli Sapi di Desa Condro, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawatimur.
Berangkat dari Surabaya pagi, sampai di Desa Condro saat Dzhuhur, setelah shalat dzhuhur membeli sapi Rp 4 500 000,-

Sapi dibawa ke Kebonsari
rumahnya almarhum mbah sep tempeh.
setelah diserahkan ke saudara untuk dipotong hari selasa besok saat idul kurban.
ke kuburannya mbah kakung, mbah putri, berangkat ke Lumajang, ke kuburan taman makam pahlawan Lumajang ke kuburannya Bapak.
berangkat ke Probolinggo jam 14.30
Shalat Ashar di terminal bus Probolinggo
Berangkat ke Surabaya,
Buka puasa saat bus memasuki kota Surabaya.
tiba dirumah jam 20.00

Minggu 8 Januari 2006
Pamitan untuk berangkat ke Malang, tiba di malang jam 11.30 siang, ada ibu di sana.
masih puasa.

Senin 9 Januari 2006
Masih puasa, pesen tiket pulang naik KA Jayabaya, sebab di Malang tidak ada KA Bisnis, yang ada Ekonomi dan Eksekutip, berarti berangkat harus dari Surabaya, Minta tolong Aswan untuk membeliin.
Sore hari Aswan datang membawa tiket.

Selasa 10 Januari 2006
Hari raya Idhul Adha
Shalat ied di lapangan kebudayaan kota Malang
Habis shalat ied naik KA ke Surabaya untuk mengejar KA Jayabaya ke Jakarta yang berangkat jam 14.30.
Sebelum naik Ka Jayabaya, sempat membeli perlengkapan makan malam di Supermarket Delta Surabaya.
jam 14.30 tepat KA Jayabaya berangkat ke Jakarta, sewaktu tiba di Jogjakarta jam 21.00 gerbong kereta penuh sampai Jakarta.

Rabu 11 Januari 2006
Tiba di Jakarta jam 07.40 pagi, cari kendaraan Bus kota ke Kampung Rambutan, dan dari kampung Rambutan naik Bus ke Gandoang, masuk rumah jam 11.00 siang
Badan mulai terasa sakit
Setelah shalat ashar badan betul-betul sakit

Kamis 12 Januari 2006

Istirahat

Jumat 13 Januari 2006
ke Bank mengambil uang untuk ngirim ke Aswan membeli Komputer, uang kuliah dan penggantian uang tiket, semuanya sejumlah Rp 3 600 000,-

Senin 16 Januari 2006

ke RSCM Tyas Hb nya 8.9 sedangkan Yasin 6.8, sewaktu berangkat ke rumah sakit cerah. tetapi pulangnyya kehujanan.

Selasa 17 Januari 2006

Pagi sudah hujan, berangkat ke RSCM kehujanan, sepanjang jalan kehujanan, tiba di PMI Kramat juga hujan, antri darah juga kehujanan.
Tyas mendapat darah 2 kantorng, Yasin juga 2 kantong
pulangnya Yasin minta makan nasi rendang di rumah makan nasi padang dekat kantor Departemen.


Rabu, 18 Januari 2006

Transfusi lanjutan, ibunya datang, Yasin muntah-muntah di Apotik sewaktu menunggu obat, mual rasanya setelah transfusi, mukanya pucat, dan agak menguning.
Antrian panjang dapat nomer 56 sekarang baru jam 14.00 masih nomer 47

Kamis, 19 Januari 2006

Kekantor

Dicari-cari, sebab diangkat menjadi ketua Team Penanggulangan gizi buruk di NTB dan NTT, Pak Eddy salah seorang eselon III di kantor datang keruangan, menyodorkan konsep penanggulangan gizi buruk di NTB, desa Akar-akar.

Jam 12.00 siang saya sudah memformula konsep penanggulangan gizi buruk di NTB dan NTT

Rapat Pembahasan untuk persiapan berangkat ke Bandung besok

Rapat Dewan Redaksi Majalah Dinding, untuk menetapkan apa yang saya lakukan untuk memperkaya majalah dinding di kantor

Sepulangnya dari Kantor sekitar jam setengah enam, pergi kerumahnya Pak Purwadi, teman Pengelolah Teknis yang pinter membuat obat dari ramuan tumbuh-tumbuhan.Rumahnya di Ciledug, macetnya bukan main, shalat maghrib setibanya di rumahnya.

Masuk rumah malam hari.

Jumat, 20 Januari 2006

Persiapan ke Bandung

Pagi-pagi, Yasin sudah minum obatnya pak Purwadi, reaksinya bagus, kuning di matanya akibat transfusi mulai surut, dia ingin ikut ke Bandung, anggap aja rekreasi ke Bandung, setelah di RSCM tiga hari

Dikantor , sempat menarik sket wajah P Darismanto untuk dimuat di Profile Majalah Dinding

Silaturahmi CoffeMorning, dapat sarapan nasi kuning dan air aqua, dikemas untuk di bawa ke Bandung

Jam 08.00 Berangkat ke Bandung
Mobil Kijang di isi empat orang, Pak Andi, pak Edi, Saya dan Yasin

Tiba di Bandung saat adzhan Jumatan dimulai

Shalat Djumat di Bandung
Rapat berakhir jam 17.00
diusulkan membentuk team kecil, rapat dilanjutkan hari senin
Pulang lewat Cianjur
Masuk rumah jam 21.30 Malam


Senin, 23 Januari 2006

Kekantor menyelesaikan majalah dinding, jam 12.00 berangkat ke Bandung, yang berangkat saya, Pak Edi dan Pak Andi, Tiba di Bandung jam 14.00, langsung rapat
Jam 17.30 rapat usai
Pulang lewat Puncak, sepanjang jalan hujan deras
Tiba di kantor jam 21.30
Ambil motor pulang naik motor masuk rumah jam 23.30

Selasa, 24 Januari 2006

Ke Bandung
Berangkat sendirian, sedangkan Andi berangkat dari Lebak Bulus, Keluar dari rumah jam 05.00 sehabis shalat Shubuh, ambil kendaraan ke Bekasi, berangkat dari Bekasi menuju Bandung jam 07.00 lewat Tol Cipularang.
Tiba di Bandung jam 9.50, pindah kendaraan naik Damri bus kota menuju Dago
Tiba di Simpang Dago jam 10.30
Ruangh rapat masih sepi, Rapat dimulai bertiga antara Pak Prof Agus, Saya dan Salah seorang LitPerkim
Langsung saya menulis bab VI
Sekitar jam 11.55 Pak Andi datang

Pulang jam 16.00
Pak Andi yang belum pernah naik KA Parhyangan, ngajak saya untuk naik KA
Tiket KA Parhyangan Rp 45 000,- Berangkat dari Bandung jam 17.00
Tiba di Jatinegara jam 20.00
Pindah kendaraan ke Cawang dan dari Cawang naik angkot nomer 56 jurusan Cileungsi
Masuk Rumah di Gandoang jam 21.30


Rabu, 25 Januari 2006

ke Apotik mengambil obat-obatan nya Yasin dan Tyas
Terima bantuan pak Marzuki Usman
Masuk kantor jam 12.00 siang.

Kamis, 26 Januari 2006

Sewaktu berangkat ke kantor pagi, lewat pasar Cibubur, melihat pedagang kue, tertarik dan membeli kue, khayalannya sih ingin makan kue pagi-pagi dikantor, tapi baru ingat jikalau hari ini puasa.
Rapat diruangan pak Totok membahas Mading yang akan dipasang hari Senin besok
Saya melempar tiga topik yaitu sudut redaksi, profil minggu ini dan karikatur

Jumat, 27 Januari 2006
Hari hujan sejak semalam, berangkat kekantor dengan dibungkus lengkap dari kepala hingga kaki, melewati tiga wilayah hujan, wilayah Cibubur, Pasar Rebo dan Pondok Indah,

Rapat NSPM
Dalam rapat NSPM kali ini yang awal saya ikuti, saya ingin melempar konsep pedoman Perencanaan Tata Ruang Wilayah Kecamatan Bertumpu Pemberdayaan Masyarakat.

Dapat SMS dari Aswan jikalau Bapak Tua di Pangkep Sulawesi Selatan dalam kondisi Kritis



Menembus Hujan Deras

Sabtu, 28 Januari 2006

Jam 01.30 sadar jikalau kondisi Bapak Mertua di Pangkep Sulawesi Selatan lagi kritis, telpon ke Pangkep dan adik ipar disana mengatakan jikalau sedang dilakukan nafas buatan, tiba-tiba sekitar jam 03.00 pagi telepon berdering dan mengatakan jikalau Bapak Mertua telah menghembuskan nafas terakhirnya.

Untuk sementara perihal ini harus dicerna perlahan-lahan, tanpa pikir panjang lagi shalat tahajud dilakukan, setelah shalat di pastikan yang bnerangkat adalah ibunya sendiri, sedangkan anak-anak tidak dibawa. pertama mengingat anggaran yang sudah serba mahal.

Jam 04.00 setelah istri mempersiapkan keperluan seminimal mungkin, berangkat ke Terminal Kampung Rambutan, untuk mengejar Bus Bandara yang jam 05.00. berangkat dengan hujan deras, dalam kegelapan dan kaburnya pandangan, jalan terlihat sepi, tiba-tiba setelah jembatan suangai Cileungsi, motor yang saya kendarai melewati daerah genangan, genangan itu cukup dalam, hanya kerena tidak melihat aja, sehingga kendaraan dipacu kencang, sampai percikan air jalanan itu memasuki mulut.Beberapa kesibukan sudah mulai sepagi itu, kendaraan meluncur terus hingga melewati kota wisata Cibubur.

Saat melewati persimpangan jalan di desa Kelapa Dua Wetan, akan berjalan lurus melewati rumah pak Marsudi atau belok kanan melewati terowongan jalan Tol Jagorawi, akhirnya pilihan yang kedua dipilih, mengingat situasi masih sepi.

Melewati pengisian bahan bakar di Ciracas dekat sekolah Korea di Cipayung, mengisi bahan bakar Rp 10 000,- terlihat situkang pengisian bahan bakar itu tertidur sambil terduduk, Istri saya membangunkan dan pengisian pun berjalan lancar.

Motor berjalan terus, Adzan akhirnya berklumandang, menggelegar langit, setiap menara masjid mengumandangkan adzan, melewati Masjid Barokah di Kompleks Polisi Militer di Ciracas masuk dan mengerjakan shalat shubuh.

Setelah shalat shubuh hujan semakin deras, pasang lagi semua kelengkapan penolak air berkendaraan motor, dan kendaraan dilajukan kembali menuju terminal Kampung Rambutan.

Suasana pagi di Terminal Kampung Rambutan masih sepi, saya tetap berkendaraan motor sambil mencari dimana parkirnya bus Bandara yang akan membawa istri saya kle Terminal Bandara Udara Internasional Cengkareng. Akhirnya agak memojok, diketemukan bus Damri tersebut dan siap-siap akan berangkat. ke Bandara.

Setelah mengantar istri sampai dipintu bus dan ia naik bus, saya pulang, mengenakan kembali perlengkapan anti air berkendaraan motor, kegiatan ini agak lama samapi 10 menit, tetapi saya melihat bus itu mulai meninggalkan terminal.

Hujan masih turun menderas, jalan masih terlihat sepi, setelah memasuki wilayah Cileungsi saya belok kepasar, belanja, sebab di kulkas sudah habis semua keperluan lauk pauk makan. dipasar genangan air tinggi, saya jalan meloncat-loncat mencari pijakan agar tidak terbenam dalam kubangan air pasar.

Yang dibeli adalah ikan bandeng 1/2 Kg, Ikan bakar darat 1/2 Kg, ikan bandeng di pindang cuek tiga ekor, harga-harga sudah naik, kenaikan harga sudah merata, kemudian beli minyak kelapa 1 kg, beli tauge 0.75 Kg, tempeh satu papan, kankung satu ikat dan pulang.

Hujan masih turun, sempat mampir ke masjid untuk menyampaikan berita duka, tapi masjid kosong, pergi kerumah Warsin yang bertugas sebagai sekretaris RT dan ternyata ia masih tidur, tapi istrinya keluar dan mau menerima pesan berita duka.

Sesampai dirumah anak-anak sudah menunggu, hujan semakin menderas, untuk menjaga jangan samapi jatuh sakit, anak-anak saya sarankan untuk tidak sekolah, toh disekolah tidak bisa berbuat banya mengingat hujan dan dinginnya udara.

Acara makan pagi tanpa hadir ibunya dirumah dimulai, anak-anak sudah sigap dan semua dimakan.

Jam 10 siang ibu-ibu RT dan ibu-ibu pengajian datang mengucapkan rasa duka.

Jam 12.00 saat berkumandang adzan shalat dzhuhur ada telepon dari Pangkep dan menghabarkan jikalau ibunya anak-anak sudah sapai di tujuan.

Minggu 29 Januari 2006

Minyak Tanah habis, ke pasar, berangkat sendiri, cuaca agak mendung tetapi tidak hujan, semalam Fifi belum juga makan, untuk mempertahankan stamina nya ia banyak minum susu.

Sore hari, berangkat memberi tausiah / pengajian ke Musholah mampir, berangkat sekitar jam 17.30. pulang setelah shalat isya. agk bingung jalan pulang, sebab berpindah jalur dibawah gelap.

Fifi masih belum mau makan, susunya ditingkatkan.



Senin, 30 Januari 2006

Ibunya, anak-anak datang sekitar jam 17.00, membawa sedikit bawaan dari Pangkep, harapannya fifi cepat makan

Tiada ulasan: