selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Jumaat, April 01, 2011

Minggu 13 Feb - Sabtu 19 Feb 2011

Minggu, 13 Februari 2011

Setelah shalat dzuhur mulai mengatur susunan kertas untuk dijadikan pola pembuatan kaligrafi, kemudian di potong dan dilanjutkan dengan pemetaan di lukisan yang berlatar belakang toraja dan untuk lukisan bermotif abstrak dibuatkan blok dengan mencurahkan cat pada batas pinggir terluar di lukisan abstrak, sewaktu mengerjakan ini teringat bagaimana menyelimuti dengan suatu lapisan batas terluar kepulauan nusantara Republim Indonesia ini dari ujung utara miangas sampai selatan pulau rote dan ujung timur di merauke dan ujung barat di sabang, sebab sewaktu saya mencurahkan cat tersebut, di ujung terakhir, cat nya habis, padahal masih ada bidang yang belum tertutup cat sehingga saya meratakannya dengan cetok lukis, untuk mengarahkan genangan cat agar mau mengisi bidang yang belum di tutupi itupun masih ada yang belum juga di tutup, sebab catnya habis, nah kalau itu kepulauan Indonesia, luarbiasa luasnya, sehingga permasalahannya diperlukan suatu penelitian canggih untuk menanam padi di tengah lautan, sebab wilayah di luar daratan kepulauan nusantara ini sangat luas.

Istirahat sebentar kemudian dilanjutkan pencurahan cat crem untuk lukisan bercorak abstrak mengikuti pola kaligrafi yang telah di petakan,

Setelah itu di lanjutkan dengan ke kanvas ke dua yang bercorak toraja dengan mematakan terlebih dahulu setelah itu mulai menorehkan warna putih untuk tonjolannya.

Saat adzan shalat ashar terdengar, saat semua pekerjaan telah selesai hari ini tinggal menuju proses pengeringan.

Senen, 14 Februari 2011

Hujan malam hari menjelang pagi, dan di lanjutkan dengan hujan saat berangkat ke kantor,

Pagi hari ini terbangun agak ke siangan sebab ngak bisa lagi makan sahur hanya minum segelas saja betul juga setelah itu terdengar adzan shubuh, awal waktu untuk berpuasa sunnah.

Pagi hari saat langit sedikit cerah saya berfikir bahwa kalau hujan telah turun semalamnya maka pembentukan awan hujan akan terhambat sehingga ada panas sedikit, saat itulah di gunakan untuk mencuci pakainya dan menjemurkannya

Saat berangkat ke kantor tetangga depan rumah memberitahukan jikalau langit kea rah Jakarta gelap berarti hujan besar, saya ingatkan ke istri jikalau pakaian lagi banyak di cuci sehingga cukup banyak juga pekerjaan di rumah.

Berangkat bermotor bersama Fifi, dan saat Fifi turun di depan sekolahnya hujan sudah turun cukup deras, Fifi berlari kesekolahnya dan saya di depan sekolah Fifi sangat sibuk mecari plastik pelindung hujan, Fifi melihat saja dari teras sekolahnya, cukup lama sih untuk memasang lengannya, kemudian ikat dahulu plastik tungkai, kemudian pakai plastik celananya, kemudian memasukan tas kemudian mengenakan helm, berankat.

Hujan sangat deras dan tidak terlihat jalanan, jalan berlahan, dan genagan air di ujung jalan yang telah di perbaiki sekarang memanen permasalahan baru yaitu genangan air.

Melewati genangan air tanpa ada data bahwa genangan itu dalam atau tidak, hanya doa diantara petir yang menyambar sekali- kalai itu yang menolong.

Kemacetan dan lambat kerena hujan lebat akhirnya tiba di kantor jam 10.00

Dikantor yang ber udara AC badan terasa dingin.

Selasa, 15 Februari 2011

Libur hari Maulid Nabi Muhammad SAW.

Mulai mengerjakan lukisan semenjak berakhirnya shalat shubuh, tetapi kerena hujan turun berhari- hari maka cat yang di torehkan di lukisan ngak kering- kering sehingga hari ini pun agak sedikit basah ya berusaha di jemur di matahari yang terhalang mendung, ya ngak ada pengaruhnya, mendung sudah menggantung lagi.

Sampai waktu saat emas untuk melukis sekitar jam 16.00 juga lukisan masih basah.

Rabu, 16 Februari 2011

Semenjak selesai shalat shubuh kembali tenggelam dalam lukisan dan sekarang cat sudah agak kering sehingga bisa di lakukan langkah berikutnya

Jam 09.00 mulai kerja ber sama dengan istri masing memegang kuas untuk menorehkan warna, saya menghandle warnah hijau dan istri menghandle warna emas.

Istri sesekali keluar rumah untuk memberitahukan sesuatu kepada seorang tua yang mau membantu membersihkan halaman depan.

Kamis, 17 Februari 2011

5 Halangan Ke Kantor. Sehingga tiba kekantor kesiangan.

Bangun sejak jam 03.00 tetapi itupun masih sedikit malas- malasan dan bangun betul – betul ke kamar mandi jam 03.20

Sahalat tahajud di temani anak dan istri, yang tidak shalat hanya Fifi.

Semua lancar, makan sahur sederhana juga sesuai dengan target waktu 5 menit, dan rencana berangkat kekantor tepat jam 07.00 terpenui

Halangan pertama, jam 07.06 saat melintas di jalan belakang rumah yang licin sejak hujan beberapa hari, terjatuh dari motor sebab jalan tanah licin dan celana panjang kaki kiri robek, balik untuk ganti celana.

Halangan ke dua, sudah ganti celana, tetapi lumpur yang mengotori motor belum di cuci sekang lepas baju dahulu cuci motor dan cuci sepatu dahulu.

Halangan ke tiga, ternyata motor rantainya lepas, sehingga mendorong motor ke bengkel dan diganti disana.

Bermotor lancar kekantor

Halangan ke empat, mampir di bank Muamalat di Kranggan untuk mengisi sodaqoh anak Yatim piatu di Timor Tengah Selatan

Halangan ke lima, mampir ke Bank Mandiri Simatupang untuk mengirim uangnya kuliahnya Tyas

Radio Nederlands Belanda Kamis 17 Feb 2011.

Saudi Hentikan Rekrut TKI, Apa Dampaknya?

Diterbitkan : 16 Februari 2011 - 10:40am | Oleh Bari Muchtar (Foto©Flickr, Rex Pe)

Kamar Dagang Arab Saudi mengatakan akan membekukan perekrutan Pembantu Rumah Tangga (PRT) dari Indonesia. Penyebabnya antara lain karena berkurangnya minat pekerja Indonesia untuk dikirim ke negara Islam itu. Ini ada kaitannya dengan berita-berita negatif tentang perlakuan majikan Arab Saudi terhadap PRT dari Indonesia.

Menurut Umu Hilmi dari Konsorsium Pembela Buruh Migran Indonesia, penghentian pengiriman TKI ke Arab Saudi ini akan mengakibatkan berkurangnya lapangan kerja bagi warga Indonesia.

Umu Hilmi mengatakan, kalau tidak bisa menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mereka sulit untuk memperoleh pekerjaan di Indonesia. Di sektor pertanian lowongan pekerjaan juga susah. Kalau pun ada, penghasilannya sangat tipis. "Alternatif yang lain di desa-desa yang miskin itu nggak ada," katanya.

Terpaksa
Untuk berdagang juga tidak mudah, tambahnya, karena persaingannya sangat ketat. Sebenarnya, menurut Umu Hilmi, seandainya bisa memperoleh pekerjaan di desa, mereka lebih suka tinggal di kampung saja. Jadi mereka itu ke luar negeri karena terpaksa saja.

Menyusul berbagai kasus penyiksaan dan penelantaran TKI di Arab Saudi, berbagai pihak di Indonesia memang ingin menghentikan sementara atau moratorium pengiriman TKI ke sana. Umu Hilmi setuju dengan moratorium selama tidak ada perjanjian yang jelas antara Indonesia dan Arab Saudi untuk melindungi TKI.

Ia menambahkan, para calon TKI bisa dikirim ke negara lain. "Misalnya cari alternatif ke negara lain yang lebih selamat," tandasnya.

Masak babi
Tapi Umu menduga banyak calon TKI, terutama yang muslim, hanya mau dikirim ke Arab Saudi atau ke negara muslim lain seperti ke Malaysia. Misalnya calon TKI dari Madura, tambahnya, mungkin tidak mau bekerja di Hongkong karena takut disuruh memasak babi. "Akhirnya mereka berduyun-duyun ke Malaysia dan Brunei, " tandasnya.

Aktivis pembela warga miskin ini juga mengkritik pedas PJTKI (Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia). Bukan hanya yang di Indonesia saja yang ia kecam, tapi juga agen-agen yang menjadi mitra mereka di luar negeri terutama yang ada di Arab Saudi.

Agen-agen itu sering memperlakukan buruk para TKI. "Kalau tidak berguna lagi, mereka ditaruh di pelacuran-pelacuran. Agen-agen yang menjadi mitra PJTKI itu banyak juga melakukan hal yang tidak baik."

Negosiasi dengan Iran: Bahaya!

Diterbitkan : 15 Februari 2011 - 2:42pm | Oleh Klaas den Tek (Foto: © Flickr/faramarz)

Hubungan diplomatik Iran dengan dunia Barat memanas. Senin (14/02) Amerika Serikat mendukung penuh oposisi yang kembali turun ke jalan. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Belanda Uri Rosenthal menyebut rezim Iran barbar.

Bagaimana cara menghadapi pemerintah Iran? Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton memilih melawan terang-terangan. Senin (14/02) lalu, ia terang-terangan mengungkapkan harapan bahwa unjuk rasa di Iran - seperti di Mesir - akan mengundang lebih banyak keterbukaan. Ribuan warga Iran berunjuk rasa di Teheran melawan penguasa. Seorang pengunjuk rasa tewas dalam aksi tersebut.

Kegagalan Diplomasi

Hubungan Iran dan dunia Barat sudah lama tegang. Belum lama ini Menteri Luar Negeri Belanda menarik mundur duta besarnya di Iran karena merasa tertipu. Kabinet tidak berhasil mencegah hukum gantung terhadap Zahra Bahrami, warga keturunan Belanda-Iran.

Beberapa minggu terakhir, sama sekali tak ada diplomasi - bahkan "diplomasi bisu" - dari dunia Barat. Walaupun berpendapat hukum gantung Bahrami tidak berprikemanusiaan, namun Uni Eropa menyatakan, tidak mungkin untuk benar-benar memutuskan hubungan dengan Iran. Di penjara-penjara Iran masih banyak warga Belanda, Inggris, Jerman, dan Prancis yang tergantung pada dukungan pemerintah mereka.

Hampir semuanya dituduh jadi mata-mata dan mengancam keamanan nasional. Seperti tiga backpackerAmerika yang ditangkap bulan Juli 2009, setelah mereka - secara tak sengaja - melewati perbatasan Irak dan Iran.

Amerika Serikat boleh mendesak, namun Iran tetap mengurung ketiganya di penjara. September tahun lalu, atas alasan kesehatan Sarah Shourd, salah satu backpacker, dibebaskan dengan uang jaminan besar. Toh proses pengadilan melawan kedua teman Sarah tetap berlangsung 6 Februari lalu.

Tak Tertebak
Negosiasi dengan Iran mengenai pembebasan tahanan ibarat bermain catur dengan lawan yang tidak konsisten. Terkadang, rezim mengambil langkah mengherankan. Misalnya saja Presiden Mahmoud Ahmadinejad ingin membarter warga Amerika dengan warga Iran yang mendekam di penjara Amerika. Gedung Putih terus membantah adanya pembicaraan mengenai kesepakatan itu. Di samping itu, Amerika Serikat dan Iran tidak memiliki hubungan diplomatik langsung; di Iran, kepentingan Amerika diwakili Swiss.

Masih tahun lalu, dosen Prancis Clotilde Reiss (24 tahun) dibebaskan. Ia kabarnya mengirim foto-foto demonstrasi rakyat tahun 2009 ke kedutaan besar Prancis di Teheran. Reiss diancam hukuman 10 tahun penjara, tapi dibebaskan sesudah membayar 300.000 dolar. Bukan kebetulan kalau Prancis membebaskan seorang tahanan Iran 48 jam sesudahnya.

Publisitas
Namun dalam menghadapi Iran, negara-negara ini tidaklah tidak memiliki kekuatan. Publisitas menjadi senjata ampuh yang membuat rezim was-was. Wartawan Iran-Amerika Roxana Saberi ditahan tahun 2008 dengan tuduhan menjadi mata-mata. Saberi membantah dan melakukan aksi mogok makan. Media Barat dan organisasi-organisasi pembela HAM mengutuk Iran dan Sabari dibebaskan lima bulan sesudah itu.

Yang menyolok, para tahanan dengan kewarganegaraan ganda menghadapi kesulitan di Iran. Iran tidak mengakui kewarganegaraan ganda dan menolak campur tangan luar negeri dalam menangani "warganya sendiri." Ini juga terjadi pada warga Iran-Kanada Saeed Malekpour (35 tahun). Ia dijatuhi hukuman mati karena kabarnya mengembangkan situs porno. Sampai saat ini, Kanada tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolongnya.

Dalam kasus warga Iran-Belanda Al-Mansouri - seorang teroris di mata Iran - Belanda berhasil mempengaruhi hukuman yang dijatuhkan. Yang tadinya hukuman mati, akhirnya diubah menjadi hukuman 30 tahun penjara, sesudah campur tangan pemerintah Belanda. Ada desas-desus, hukuman tersebut sekarang diubah lagi menjadi 15 tahun.

Pendek kata, reaksi rezim Iran tidak bisa diramalkan. Sejumlah tahanan bisa bebas sesudah tekanan besar masyarakat internasional. Yang lainnya dihukum bertahun-tahun. Arah perundingan dengan Teheran tidak bisa diduga, sayangnya, ini menyangkut hidup atau mati.

Indonesia Teladan Mesir: Tepatkah?

Diterbitkan : 15 Februari 2011 - 2:57pm | Oleh Aboeprijadi Santoso (Foto: © Flickr/a-b)

PM Belanda Mark Rutte dalam pernyataannya baru-baru ini mengharapkan pergolakan di Mesir dapat menghasilkan tatanan pemerintahan baru yang demokratis.

Beberapa waktu sebelum Presiden Mesir Husni Mubarak turun Jumat (10/02) lalu, Rutte mengatakan sebaiknya Mesir mengikuti jalan Indonesia atau Turki. Media massa di Belanda, dan juga media Amerika, sejalan dengan pemikiran PM liberal Belanda ini. Namun semua khawatir perubahan besar di Mesir akan dibajak oleh kalangan Muslim radikal, yaitu kelompok Persaudaraan Muslim atau al-Ikhwanul Muslimin. Namun benarkah model transisi Indonesia pasca-Soeharto merupakan model yang tepat bagi Mesir?


Pidato PM Rutte

PM Belanda Mark Rutte tidak sendirian. Beberapa minggu sebelumnya, kalangan pakar, media massa internasional, juga di Indonesia, menonjolkan Indonesia sebagai teladan peralihan. Peralihan pasca-Soeharto dianggap mulus, karena tepat. Pendapat dominan ini merupakan manifestasi ketakutan dunia Barat akan kecolongan oleh kekuatan politik Islam, seperti terjadi di Revolusi Islam Iran tahun 1979.

Di Indonesia kekuatan politik islam sejak lama didominasi oleh dua ormas terbesar, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah yang moderat. Indonesia dua kali - pertama menjelang merdeka tahun 1945, lalu tahun 1999 - pernah dicemaskan oleh gagasan Negara Islam, seperti isu Piagam Jakarta. Pada kedua kesempatan tersebut, isu itu berhasil diatasi.

Perubahan
Kebebasan bersuara, juga kebebasan pers, dan struktur-struktur demokratis berkembang. Namun sebagian besar yang terjadi sejak tahun 1998 justru merupakan perubahan alot dan berdarah. Polisi dapat dipisahkan dari militer, dan militer berhasil disingkirkan dari politik, dari DPR dan dari birokrasi pemerintahan, tetapi pengaruhnya masih cukup kuat. Keamanan lokal selalu menyertakan tidak hanya polisi, tapi juga militer.

Justru pada masa transisi tersebut, khususnya pada era pemerintahan Presiden Abdurrachman Wahid dan Presiden Megawati Soekarnoputri, reputasi TNI sempat merosot, kemudian menanjak lagi, ketika Indonesia harus mengatasi pemisahan Timor-Timur dan pemberontakan separatis di Aceh dan isu Papua yang mendorong kembalinya peran tentara.

Pergolakan berdarah lainnya di masa itu juga bisa dilihat di Kalimantan Tengah, Papua dan politik sektarianisme, terutama di Ambon dan Poso. Transisi berdarah ini terlampau cepat dilupakan dunia.

Kepuasan Barat
Walhasil, selain politik islam yang moderat di Indonesia, sukses perdamaian Aceh pertengahan 2005 dan persahabatan Indonesia dengan Timor Leste membuat dunia Barat cepat puas. Dan ini mendorong diplomasi Indonesia bertumpu pada posisinya sebagai negara bermayoritas muslim terbesar, moderat dan demokratis.

Presiden Barack Obama mengakuinya dalam kunjungan ke Mesir dan kemudian ke Indonesia, padahal pada saat yang sama, tren toleransi beragama di Indonesia makin merosot dengan terjadinya penyerangan di sekitar Jakarta dan Jawa Barat. Dan insiden berdarah terbaru, terhadap Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, dan serangan terhadap gereja di Temanggung, Jawa Tengah, baru-baru ini menunjukkan bahwa transisi Indonesia pasca-Soeharto, dalam ranah politik dan agama, masih jauh dari teratasi.

Ikhwanul Muslimin
Gerakan Islam seperti Ikhwanul Muslimin yang sudah berkembang berabad-abad di Timur Tengah. Gerakan ini baru menonjol dan menjadi sumber kecemasan Barat sejak mengilhami Hamas di Palestina dan Ikhwanul yang terlarang di Mesir. Di Indonesia, kekuatan politik Islam berkembang konservatif. Dua pemilihan umum terakhir, tahun 2004 dan tahun 2009, menunjukkan dukungan partai partai berbasis Islam justru merosot. Bahkan kekuatan politik Islam yang bersemangat - yaitu PKS - gagal menjadi partai terbesar ketiga di Indonesia seperti dicita-citakan.

Seorang pengamat Malaysia yang membandingkan PKS dan PAS - Partai Islam sejenis PKS di Malaysia - baru-baru ini mengatakan, kalau PAS bisa bercita-cita negara Islam di Malaysia, di Indonesia hal itu akan sangat sulit terjadi, karena adanya komitmen Pancasila dalam konstitusi Indonesia. Perhatian PKS terutama di daerah, lebih terpusat di bidang kemaslahatan sosial seperti koperasi, pelayanan kesehatan masyarakat, dan sebagainya. Para pendiri PKS tidak menyangkal cita-cita negara bernapaskan Islam, tapi fokus ini sampai sekarang tidak menjadi isu utama.

Di kawasan konflik dunia - seperti di Palestina, atau di kawasan Arab yang ditindas penguasa otokrat seperti Mesir di bawah Mubarak - Ikhwanul Muslimin dapat berkembang. Sebaliknya, di Indonesia, PKS malah baru lahir di masa transisi pasca-Soeharto. Transisi Indonesia, dengan kata lain, tidak dengan sendirinya merupakan model yang tepat dan terbaik bagi Mesir.

Umar Said Warga Kehormatan Paris

Diterbitkan : 15 Februari 2011 - 5:03pm | Oleh Yanti Mualim ((Foto:Umar Said))

Tahun 2011 berawal baik bagi Umar Said yang sudah 37 tahun tinggal di Paris. Paris menganugerahinya medali berukirkan "Paris à Umar Said, 2011" Dengan demikian Umar Said menjadi citoyen d'honneur, warga kehormatan kota Paris. Terlebih lagi medali itu dianugerahkan pada Umar Said, bukan Andre Aumars, nama yang disandangnya semenjak ia menerima kewarganegaraan Prancis.

Mantan wartawan antara lain Indonesia Raya, Harian Rakyat, Harian Penerangan dan Ekonomi Nasional ini lahir pada 1928 di Pakis, Jawa Timur. Ia adalah salah satu diantara sekian banyak warga Indonesia yang terhalang pulang ke tanah air setelah Peristiwa 30September 1965. Umar Said mendapat suaka di Prancis yang disebutnya France Terre D'Asile, dan di sana ia membangun kehidupan baru.

Tak Mau Bebani Tuan Rumah
Sebagai ucapan terimakasih Umar Said dan teman-teman senasib, bertekad tidak mau membebani negara tuan rumah. Pada 1982 mereka mendirikan rumah makan, Restoran Indonesia Paris. Di tempat ini mereka juga menyelenggarakan berbagai kegiatan kegiatan social dan budaya. Selain menjadi promotor tempat pelepas rindu tanah air, Umar Said juga aktif memperjuangkan HAM.

Medali Kota Paris dianugerahkan pada Umar Said untuk seluruh upayanya. Usaha pria berusia 82 tahun ini banyak: memperjuangkan kebebasan, persahabatan , solidaritas, demokrasi, mendirikan komite Timor Timur, membela ex tapol.

Medali Kota Paris
Penyerahan medali dilakukan oleh Christian Sautter yang mewakili walikota Bertrand Delanoe. Hadir pula pada kesempatan itu Madame Danielle Mitterand, yang sudah lama mengenal pak Umar Said.

Bagaimana cendekiawan mengelola rumah makan di negeri orang? Penasaran? Klik tanda panah di bawah ini.

Pelarian Wanita Pendatang Yang Kesepian: Banyak Makan

Diterbitkan : 15 Februari 2011 - 6:22pm | Oleh Johan van der Tol (Foto Wanita Pendatang di Belanda)

Warga pendatang di Belanda banyak mengkonsumsi makanan berlemak. Dan dalam banyak kasus, itu merupakan upaya pelarian, dari perasaan terisolasi dalam lingkungan masyarakat Belanda. Mereka juga biasanya tidak aktif berolahraga.

Buat wanita keturunan Turki dan Maroko, gaya hidup tidak sehat seperti itu, menjadi kendala bagi integrasi. Demikian kesimpulan suatu penelitian, yang dipublikasikan belum lama ini.

Dinas Kesehatan
Berna Navruz adalah seorang wanita keturunan Turki. Ia bekerja di Dinas Kesehatan Kota Alkmaar. Tugasnya antara lain, memberi penerangan tentang cara hidup sehat pada kalangan warga pendatang.

Berdasarkan pengalaman kerja sehari-hari, ia melihat munculnya penyakit kelebihan berat badan, jantung, pembuluh darah, diabetes dan gangguan psikologis di kalangan warga keturunan asing. Itu semua dampak isolemen yang dirasakan oleh kalangan imigran.

"Jika merasa tidak nyaman, orang cenderung akan banyak makan. Dan jika orang tidak banyak bergerak, ia akan cepat gemuk. Dan itu semua sumber penyebab berbagai penyakit, seperti misalnya diabetes, jantung atau gangguan pembuluh darah."

Joging
Menurut Berna Navruz, banyak warga pendatang merasa sulit untuk mengubah gaya hidup mereka.

"Mereka memahami pesan yang disampaikan. Tapi mengubah gaya hidup dan pola makan, ternyata sangat sulit. Mereka mungkin bisa saja selama satu pekan hanya mengkonsumsi makanan sehat. Tapi, pekan berikutnya, mereka akan mulai lagi makan mentega asli, sebagaimana biasa."

Selain makan sehat, banyak menggerakkan badan juga penting. Di Alkmaar, para wanita pendatang diajak jalan-jalan ke luar rumah, untuk berjoging.

Pengangguran
Dibandingkan dengan warga Belanda asli, para wanita pendatang, terutama yang berasal dari Turki dan Maroko, sangat jarang bekerja di luar rumah.

Di kalangan wanita Belanda, 72 persen di antaranya, paling tidak, bekerja satu jam per pekan, di luar rumah. Di kalangan wanita Turki, angkanya 50 persen, dan di kalangan wanita Maroko, 45 persen. Penyebabnya antara lain, minimnya penguasaan bahasa, tingkat pendidikan dan kendala integrasi.

Dan para wanita itu sendiri, juga sering merasa mereka tidak cukup sehat untuk bisa bekerja. Demikian penjelasan Saskia Keuzenkamp, dari lembaga Sociaal en Cultureel Planbureau, atau Badan Perencanaan Sosial Budaya.

Gaya Hidup
Menurut Saskia Keuzenkamp, buruknya kondisi kesehatan warga pendatang sebagian juga akibat penyakit genetis. Di beberapa kalangan warga pendatang, misalnya, diketahui bahwa banyak di antara mereka mengidap penyakit diabetes.

Selanjutnya, pada umumnya tingkat pendidikan warga pendatang rendah. Dan memang terdapat kaitan jelas antara tingkat pendidikan dan kondisi kesehatan. Di negeri baru, banyak kaum pendatang merasa tercabut dari akar mereka. Dan ini mempengaruhi tingkat kesehatan.

Selanjutnya, kebanyakan warga pendatang punya gaya hidup yang tidak begitu sehat. "Jadi, kebiasaan berolahraga dan makan juga berpengaruh," demikian simpul Saskia Keuzenkamp.

Suriname dan Antilla Belanda
Namun, dalam kaitan antara bekerja dan kesehatan, wanita pendatang asal Suriname dan Antilla Belanda merupakan pengecualian. Memang, mereka juga punya lebih banyak keluhan berbagai penyakit, dibandingkan dengan wanita Belanda asli.

Tapi, mereka lebih banyak bekerja di luar rumah, ketimbang wanita asal Turki dan Maroko. Bahkan, lama jam kerja wanita asal Suriname, hampir sama dengan wanita Belanda asli.

Tentu saja, kehidupan wanita Suriname dan Antilla Belanda tidak seketat gaya hidup tradisional warga asal Turki dan Maroko. Dan mereka juga mendapat dorongan lebih kuat, untuk mampu mencari uang sendiri, kata Saskia Keuzenkamp.

Mereka lebih sering harus sendirian menghidupi keluarga, karena ditinggalkan suami.

"Karena itu, bagi mereka tingkat pendidikan penting, dan akan selalu berusaha punya penghasilan sendiri. Banyak wanita Suriname menjadi tulang punggung satu-satunya bagi keluarga. Karena itu, kalangan warga Suriname, sangat memahami pentingnya punya pekerjaan di luar rumah."

Eksekusi Bahrami, Peringatan untuk Oposisi

Diterbitkan : 16 Februari 2011 - 10:56am | Oleh Redaksi Indonesia (Foto©ANP)

Eksekusi perempuan Belanda keturunan Iran, Zahra Bahrami, adalah peringatan bagi pihak oposisi. Demikian pemenang Hadiah Nobel asal Iran, Shirin Ebadi. 'Pesan yang ingin disampaikan: jika turun ke jalan, kalian bisa mengalami nasib yang sama', kata Ebadi kepada Radio Nederland.

Hadiah Nobel untuk Ebadi

Shirin Ebadi hakim perempuan pertama di Iran tahun 1970an. Setelah Shah Persia diusir akibat pemberontakan rakyat tahun 1979 serta ulama-ulama Islam berkuasa, Ebadi tidak boleh lagi menjadi hakim, karena ia perempuan.

Awal tahun 1990an, ia membuka kantor pengacara dan mendampingi banyak penulis dan intelektual Iran. Ia juga memperjuangkan hak-hak perempuan.

Akibatnya, Ebadi semakin sering konflik dengan otoritas Iran. Tahun 2003 ia dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian karena memperjuangkan kebebasan dan HAM.

Eksekusi Bahrami ilegal karena melanggar prosedur proses pengadilan, ujar Ebadi.

Zahra Bahrami ditahan tahun 2009 karena ikut unjuk rasa melawan rezim Iran. Dalam wawancara dengan Radio Nederland, pengacara HAM Ebadi berkata, eksekusi Bahrami akhir Januari lalu, isyarat jelas kepada kelompok demonstran, bahwa otoritas menggunakan segala cara untuk menghentikan protes.

Proses pengadilan
Menurut Ebadi, Iran tidak mentaati undang undang dan peraturan yang ditetapkan sendiri. Bahrami didakwa untuk dua kasus berbeda: ikut demonstrasi terlarang dan memiliki narkoba. Proses sehubungan keikutsertaannya dalam demonstrasi tidak pernah berlangsung dan dakwaan kepemilikan narkoba tidak sesuai aturan yang berlaku, ujar pengacara HAM.

Selanjutnya, perempuan Belanda keturunan Iran ini tidak diperbolehkan meminta bantuan pengacara.

Menurut undang undang Iran, vonis mati harus diajukan kepada kamar banding untuk amnesti, tapi dalam kasus ini, Iran tidak menanti putusan. Ebadi juga meragukan dakwaan kepemilikan narkoba.

"Bahrami ditahan dalam unjuk rasa. Dakwaan kepemilikan narkoba baru diajukan tiga hari kemudian, setelah polisi melakukan penggerebekan rumah. Jika memang memiliki narkoba, bukannya teman atau keluarga telah menyembunyikannya?" cerita Ebadi.

Protes di Belanda
Menurut Ebadi wajar-wajar saja bahwa Belanda membekukan hubungan diplomatik karena memprotes eksekusi. Sehari sebelum eksekusi, kedutaan besar Iran di Den Haag menyatakan perkara Bahrami masih buka. Ebadi menegaskan Iran melarang duta besar Belanda di Teheran mengunjungi Bahrami di penjara.

"Pengacara Belanda juga dilarang mendampingi Bahrami. Jadi wajar bahwa Belanda memprotes hal itu," ujar Ebadi.

Ebadi menolak alasan Iran bahwa Belanda mencampuri urusan dalam negeri. "Proses adil adalah bagian dari hak-hak asasi manusia, itu sudah diketahui umum." Lagi pula Teheran juga menyebut soal pelanggaran HAM di kawasan Palestina, Libanon, Irak dan Afghanistan.

"Jadi," lanjut Ebadi, "juga Belanda punya hak mempersoalkan situasi HAM di Iran, antara lain dengan memprotes proses peradilan Bahrami yang berlangsung tidak jurdil."

Banyak kesamaan
Dalam wawancara dengan Radio Nederland, Shirin Ebadi menegaskan adanya kesamaan dengan banyak kasus pidana lain di Iran. Sebagai contoh ia menyebut kasus pengacara Iran, Nasser Zarafshan. Ketika ditahan, agen-agen keamanan ikut ke kantornya. Mereka mengatakan telah menemukan senjata.

Hal serupa terjadi pada pengacara Mohammad Ali Dadkhah. Ia bekerja sama dengan Ebadi di pusat pembelaan HAM di Iran. Polisi menyerbu masuk kantornya dan berkata menemukan senjata dan narkoba. Menurut Ebadi, mereka selama dua bulan menganiaya Mohammad.

Dinas keamanan ingin agar pengacara mengakui, senjata yang ditemukan adalah milik dia, dan dibeli dengan uang yang diberikan kepadanya oleh Ebadi. Menurut polisi Iran, ini senjata sama yang dipakai untuk menembak mati demonstran Neda Agha Sultan tahun 2009. Rekaman video yang menayangkan wanita berlumuran darah dalam keadaan sekarat di jalan, menyebar ke seluruh dunia melalui Youtube.

Tinjauan Pers 16 Februari 2011

Diterbitkan : 16 Februari 2011 - 11:09am | Oleh Fediya Andina (Foto©RNW)

Tinjauan Pers menangkat perundingan perdamaian Filipina dan imam homo Afrika Selatan.

Di dekat ibukota Norwegia, Oslo, untuk pertama kalinya setelah enam tahun dilangsungkan perundingan perdamaian antara pemerintah Filipina dan partai komunis Filipina. Partai ini sudah lebih 40 tahun lamanya berjuang menjatuhkan pemerintah Manila. Demikian dilaporkan koran Belanda NRC Handelsblad.

Konflik terpanjang
Ini adalah konflik dalam negeri terpanjang di Asia. Menurut berbagai penyelidikan, perjuangan pihak komunis Filipina telah menewaskan lebih dari 12.000 orang. Perundingan yang diperkirakan seminggu lamanya ini berlangsung tertutup, dan kemungkinan tidak menghasilkan dobrakan baru.

Ketua juru runding Filipina tidak menutup kemungkinan pembicaraan bisa berlangsung selama 18 bulan.

Selasa (15/02) pasukan Filipina menahan salah satu pemimpin partai komunis Allan Jazmines, walaupun saat ini berlaku gencatan senjata. Sementara sebagian pemimpin lainnya tinggal di pembuangan di Belanda, seperti Jose Maria Sison.

Sejumlah pengamat mengatakan ada kemungkinan dicapai kesepakatan dengan pemerintah Filipina pimpinan Benigno Aquino yang moderat. Demikian NRC Handelsblad.

Imam homoseksual
Muhsin Hendricks adalah seorang imam asal Kaapstad Afrika Selatan. Minggu ini, atas undangan COC Nederland, organisasi LGBT di Belanda, ia datang memberikan ceramah, bahwa homoseksualitas dan Islam bisa berjalan sama baik.

Hendricks adalah imam yang terang-terangan menyatakan dirinya homoseksual. Ia tinggal di negara yang hingga 2006 melarang homoseksualitas, berasal dari keluarga ulama yang ortodoks dan akhir pekan ini akan menikah dengan pacarnya, seorang pria Hindustan, tulis koran De Volkskrant.

"Saya menikah karena saya ingin memperlihatkan kepada lingkungan saya bahwa hal itu mungkin." Imam Hendricks mengatakan membutuhkan proses panjang dan berat sebelum ia berani mengaku bahwa dirinya homoseksual. Dari usia lima tahun ia sudah merasa bahwa dirinya berbeda.

Ia mempertanyakan bagaimana Allah bisa menanamkan perasaan itu padanya.

Belajar agama
Untuk itu ia belajar agama di Karachi, Pakistan di sebuah pesantren Salafiyah yang sangat ortodoks. Ia menambahkan apabila ketika di Pakistan ia menyimpulkan bahwa Allah melarang homoseksual, maka ia akan keluar dari Islam.

Ia mempelajari dengan cermat cerita Sodom dan Gomorra, sewaktu jaman Nabi Luth, yang dianggap sebagai maksiat karena mengandung cerita hubungan seksual yang terlarang.

Hendricks menyimpulkan dosa atau maksiat itu tidak menyangkut sifat homoseksualitasnya, tapi karena laki-laki memperkosa laki-laki. Selain itu ia juga menemukan sejumlah ayat Al Quran yang menyinggung tentang laki-laki yang tidak tertarik pada perempuan. Sewaktu di Pakistan ia tidak berani menyatakan dirinya homo.

Bahkan ia sepakat untuk dinikahi dengan seorang perempuan dan mereka punya tiga anak.

Bercerai
Setelah enam tahun menikah, akhirnya ia bercerai dan memberanikan diri terang-terangan mengaku homoseksual. Sejak itu ia mendirikan organisasi bernama Inner Circle yang membantu kaum muslim yang homo atau lesbian di Afrika Selatan.

Misinya ada dua, yang pertama meyakinkan masyarakat muslim bahwa Islam dan homoseksualitas bisa berjalan berdampingan. Tetapi yang utama adalah meyakinkan kaum muslim LGBT bahwa mereka tidak bersalah dan tidak melakukan sesuatu yang berdosa, tulis De Volkskrant.

Klub-Klub Belanda Lanjutkan 'Perang' Eropa

Diterbitkan : 16 Februari 2011 - 2:42pm | Oleh Gerhard Verduijn (Foto©RNW)

Terlalu kecil untuk Liga Champions, tapi menjanjikan dalam Liga Eropa. Ajax, PSV dan FC Twente Kamis (17/02) melanjutkan 'perang' Eropa. Lawannya kuat. Kendati demikian, mereka tetap penuh ambisi.

Masa ketika sepak bola Belanda masih menjadi contoh atau paling tidak kompetitif di Eropa, sudah lama berlalu. Tahun 2005, PSV masih di ambang final Liga Champions. Namun setelah perjuangan keras, akhirnya kalah juga dari AC Milan.

Di tahun yang sama, juga AZ mengalami situasi serupa. Akibat gol di menit terakhir perpanjangan waktu, bukan AZ melainkan Sporting Lissabon yang melaju di Piala UEFA, pendahulu Liga Eropa.

Libur musim dingin
Sejak itu, sepak bola Belanda di tingkat internasional tidak mencapai banyak sukses. Sudah bagus jika klub-klub Belanda tetap bertahan setelah libur musim dingin Eropa. Di Liga Champions 2006, lagi-lagi PSV yang jadi klub Belanda terakhir yang, setelah pergantian tahun baru, masih aktif dalam perebutan kejuaraan. Tapi kalah, ketika harus melawan klub papan atas Prancis, Olympique Lyon.

Liga Eropa
Namun di Liga Eropa, suasananya sedikit lebih cerah. Dalam lima tahun belakangan, setiap kali diadakan turnamen Eropa, satu atau lebih banyak klub Belanda masih aktif dalam perebutan kejuaraan, walau tanpa banyak sukses.

Sama seperti tahun lalu, FC Twente, PSV dan Ajaxlah yang berjuang untuk Belanda. Tiga klub dari subtop-nya Eropa yang mampu memperlihatkan kebolehannya. Mereka semua memulai dengan pertandingan di luar kandang.

Juara Liga Belanda, FC Twente melawan klub Rusia, Rubin Kazan. Kedua tim menempati posisi tiga di grup Liga Champions dan karena itu bisa dikatakan sama kuat. Twente cukup percaya diri menghadapi konfrontasi. Bryan Ruiz dan Theo Janssen tetap tampil kuat juga setelah masa transfer di libur musim dingin.

Dingin
Dalam kompetisi Belanda, FC Twente berada di urutan pertama. Rubin Kazan, yang relatif tidak begitu dikenal, tahun-tahun belakangan berprestasi di kompetisi Rusia. Bahwa pertandingan dipindahkan ke Moskow, mungkin juga keuntungan bagi Twente.

Di kota Kazan, yang terletak di bagian timur Rusia, cuacanya sudah berminggu-minggu lamanya sangat dingin, dengan salju lebat dan suhu udara di siang hari jauh di bawah nol derajat Celsius. Juga di Moskow cuaca sangat dingin. Pertandingan berlangsung siang hari.

Ajax
Juga Ajax gagal melangkah lebih jauh dalam Liga Champions musim ini. Namun berkat peringkat ketiga yang berhasil dicapai dengan susah payah, klub Amsterdam ini bisa maju di turnamen B. Klub Amsterdam itu berhadapan dengan kenalan lama, yakni juara Liga Belgia, Anderlecht.

Kedua tim pernah bertanding tahun 2009. Brussel menyimpan kenangan terindah dari pertemuan itu. Anderlecht menang di stadion Arena (1-3) dan di kandang sendiri main imbang (1-1).

Dari segi teknis, Ajax tidak perlu khawatir, tapi dari segi perjuangan harus waspada. Apalagi karena Ajax sewaktu libur musim dingin kehilangan kapten sekaligus kesayangan publik, Luis Suarez, yang hengkang ke Liverpool. Transfer yang sangat menyedihkan fans Ajax.

Sementara akhir pekan lalu, klub Amsterdam ini menyia-nyiakan poin-poin penting dalam perebutan liga Belanda sendiri. Pelatih Frank de Boer harus bekerja keras menghadapi klub Belgia dalam dua pertandingan.

PSV
Sama seperti Ajax, juga PSV tidak perlu menempuh jarak jauh: dari Eindhoven ke Prancis Utara, sekitar 200 kilometer. Dengan lima poin, Lille berada di peringkat kedua liga Prancis. Lawan kuat bagi PSV, yang masih tetap unggul dalam divisi utama Liga Belanda.

Tim asuhan Fred Rutten ini berhasil menang meyakinkan melawan AZ di luar kandang. Tapi PSV masih merasakan dampak hengkangnya pemain bintang Ibrahim Afellay ke Barcelona. Sulit mencari pengganti pemain sekaliber itu. Namun, PSV masih bisa mengambil banyak keuntungan dari pemain Hungaria, Balázs Dzsudszák.

Fifty-fifty
Sepak bola Belanda diharapkan kembali tampil gemilang di tingkat internasional. Tapi untuk melaju lebih jauh dalam Liga Eropa, ketiga tim jelas harus bekerja keras. Lawannya tidak mudah, namun bukan berarti tak terkalahkan. Kans untuk maju ke 16 terakhir memang fifty-fifty. Akan sangat bagus jika dua dari tiga klub Belanda masih aktif di putaran Eropa, Maret mendatang. E

Ekonomi Belanda Bonceng Jerman

Diterbitkan : 16 Februari 2011 - 2:52pm | Oleh Johan Huizinga (Foto©ANP)

Jerman kembali menjadi motor ekonomi Eropa. Ekspor otomotif dan mesin berjalan lancar dan warga Jerman giat berbelanja. Belanda ikut menikmati keberhasilan Jerman. Ini mirip kemajuan tiga puluh tahun lalu, tapi kenyataannya bisa berbeda. Konsumen Belanda tetap hati-hati.

Tahun lalu ekonomi Jerman tumbuh 3,6 persen, suatu pertumbuhan terpesat sejak reunifikasi Jerman Barat dan Timur pada 1991. Ekonomi Belanda tumbuh tidak sampai separohnya, yaitu 1, 7 persen. Kemerosotan ekonomi Belanda yang terjadi setelah krisis, sudah pulih separohnya, kata Michiel Vergeer dari Biro Pusat Statitistik CBS saat mempresentasikan laporan keuangan Belanda.

Kenapa ekonomi Jerman jauh lebih baik?

"Barang modal Jerman seperti mobil dan mesin populer di Cina. Orang Cina menyukai mobil Jerman dan mereka tertarik dengan mesin-mesin yang bertulisan "Made in Germany"," jelas Vergeer. Perbedaan lain adalah bangunan, yang di Jerman sangat maju. Tapi di Belanda pasar rumah jatuh dan pembangunan perkantoran masih sangat sedikit.

Zamannya berbeda
Ini gambaran seperti sekitar tiga puluh tahun lalu. Produk-produk Jerman seperti mobil dan mesin berat, laris di seluruh dunia. Pekerja Jerman tiap tahun menuntut naik gaji dan giat berbelanja. Pokoknya, sebuah ekonomi yang bertumpu pada ekspor dan konsumsi domestik.

Negara tetangga Belanda yang dulu sangat bergantung pada ekonomi Jerman, dulu ikut tumbuh. Tapi sekarang zamannya berbeda.

Globalisasi, persaingan dengan negara-negara berupah murah, reunifikasi Jerman yang banyak menelan beaya serta krisis ekonomi tahun 2008 mengubah perimbangan kekuatan ekonomi dunia. Toh ekspor Jerman dan konsumen ekonomi juga yang lagi-lagi mendongkrak ekonomi.

Utang biaya reunifikasi sudah lunas, industri sudah disehatkan dan direnovasi, serta pembayaran tunjangan sosial dihemat besar-besaran.

Tapi apakah Belanda diam saja? Tentu saja tidak.

Bank dan asuransi
Tapi Belanda tidak memproduksi mobil atau mesin yang bisa menaklukkan pasar Cina. Belanda sangat bergantung pada sektor jasa seperti bank dan asuransi. Dan sektor ini mengalami pukulan berat akibat krisis belakangan. Inilah salah satu penyebab kesulitan yang dialami sektor bangunan.

Namun, ekspor Belanda meningkat berkat negara-negara yang ekonominya maju pesat, tandas Vergeer.

Ekspor Belanda ke negara-negara di luar Uni Eropa meningkat. Ini tidak hanya berlaku bagi ekspor ke Amerika saja, tapi juga ke negara-negara yang ekonominya tumbuh pesat seperti Brazil, Argentina dan Korea Selatan. Ekspor ke negara-negara yang tumbuh pesat itu meningkat 60 sampai 80 persen tahun lalu.

Volume ekspor Belanda ke negara-negara yang ekonominya berkembang pesat jauh lebih kecil dibandingkan ke Amerika dan negara-negara Uni Eropa lain. Tapi kenaikan angka di atas menunjukkan bahwa Belanda juga mengangtisipasi perimbangan baru ekonomi dunia.

Jerman lebih parah
Produk-produk yang diekspor ke negara-negara berkembang pesat berbeda dengan produk-produk andalan Jerman. 'Ini berkenaan dengan komoditi ekspor seperti aparat medis, produk kimia dan pangan," tutur Vergeer. "Jangan lupa bahwa Jerman dulu lebih parah kena dampak krisis ketimbang Belanda."

Makanya angka pemulihannya juga jauh lebih tinggi. Tapi ekonomi Belanda tidak begitu susah. Ini dapat dilihat dari angka pengangguran di negeri kincir angin ini. Paling rendah di seluruh Eropa. Banyak remaja makin cepat mendapat pekerjaan. Sekarang tinggal menunggu pulihnya kepercayaan konsumen.

Kebebasan Internet: Standar Ganda Amerika

Diterbitkan : 16 Februari 2011 - 4:34pm | Oleh Willemien Groot (Foto: Matt McGee flickr)

Pemberontakan di Mesir dan Tunisia tidak akan efektif tanpa Facebook, Twitter dan YouTube. Bukan tanpa alasan pemerintah Mesir 'membunuh' internet dengan satu libasan.

Amerika Serikat mendukung penuh akses global internet tanpa sensor, kata Hillary Clinton. Sementara di negerinya sendiri masih banyak kritik akan kebijakan tersebut dan Amerika sedang menggodok peraturan sendiri untuk bisa menutup internet. Laporan Willemien Groot.

Sejak menjabat, Menteri Luar Negeri Hillary Clinton selalu menekankan pentingnya kebebasan internet. Bagi Amerika, ini merupakan bagian dari politik luar negeri dan bahkan HAM. Clinton pernah menyebut sensor internet sebagai 'contoh Tembok Berlin jaman sekarang'.

Kontras
Seluruh negara harus memeluk 'kebebasan berkoneksi', demikian Clinton. Diplomasi Amerika sejak saat itu dihubungkan dengan teknologi, jaringan distribusi yang aman dan dukungan penuh akan 'mereka yang berada di garis depan'. Washington ingin melindungi kebebasan sipil dan HAM di dunia cyber.

Pernyataan tegas ini sangat kontras dengan kenyataan di Amerika. Kemarahan politik tentang publikasi dokumen rahasia pemerintah oleh WikiLeaks cuma satu contoh saja. WikiLeaks dipandang sebagai ancaman nasional. Dan dalam praktek, berlawanan dengan kebijakan resmi, Amerika tidak banyak berbuat untuk kebebasan internet. Akhir minggu ini saja bocor sebuah laporan pemerintah yang bertentangan dengan usaha Amerika membasmi sensor internet di Cina (The Great Firewall) dan negara lain.

Di tahun 2008, Kongres mengucurkan dana 50 juta dolar kepada Kementerian Luar Negeri untuk sebuah program yang melawan sensor internet. Program ini disebut Internet Censorship Circumvention Technology (ICCT). Tapi 30 juta dari yang dianggarkan belum cair dan yang sudah dibelanjakan, hampir tidak ditujukan untuk program ICCT sama sekali.

Kode Terpecahkan
Warga Amerika sepertinya juga hampir tidak menyadari bahaya yang dihadapi para pembangkang. Software pemecah kode yang dikenal dengan nama 'Haystack' seharusnya membuat pemerintah tidak bisa melacak kegiatan para dissiden Iran. Tapi dalam kenyataannya, kode bisa dipecahkan dalam waktu 6 jam saja, dan lebih parah lagi, identitas pengguna juga langsung ketahuan.

Ahli keamanan dan WikiLeaks hacker Jacob Appelbaum menyebut Haystack 'software terburuk yang dengan enggan dia hancurkan'. Appelbaum memperingatkan, software tersebut bisa membahayakan hidup seseorang. Pimpinan proyek Haystack mengundurkan diri. Tidak jelas berapa banyak pemberontak Iran yang pernah menggunakan software tersebut.

Blokade Total
Pemblokiran internet Mesir bukan satu-satunya di dunia. Aksi yang dikenal dengan nama 'internet kill switch'ini juga merupakan mimpi mantan presiden George W Bush. Sewaktu menjabat, Bush mendapat kuasa untuk mengumumkan keadaan darurat cyber, dimana hubungan dengan dunia luar akan terputus. Usulan ini tidak sampai memutus seluruh hubungan internet, hanya jaringan yang berada di tangan sektor swasta. Proposal yang dengan dukungan politisi Republiken maupun Demokrat, dibicarakan kembali tahun ini.

Cara efisien pemerintah Mesir memblokir dunia luar, mengejutkan masyarakat internasional. Sebelumnya orang tidak pernah berpikir sambungan internet bisa sedemikan cepat dan efektif diputus. Ini dimungkinkan karena Mesir hanya punya 5 penyedia jasa internet dan hubungan terbatas dengan luar negeri. Dan ini semua berada di tangah pemerintah.

Benci
Di negara Arab lain, keadaannya kurang lebih sama. Di Suriah, Iran atau Yordania, blokade total internet bukan suatu hal yang mustahil. Hingga saat ini, hal tersebut bisa dilakukan tanpa konsekuensi internasional. Pemerintah, organisasi HAM dan PBB tidak bisa berbuat banyak selain mengungkapkan kebencian akan sensor internet. Revolusi Mesir setidaknya sudah menyebabkan kebebasan internet internasional lebih banyak masuk dalam agenda perundingan.

Orang Cina Juga Bisa Nasyid

Diterbitkan : 3 Februari 2011 - 12:14pm | Oleh Redaksi Indonesia (© RNW)

Musik adalah bahasa universal. Elemen Islam dan Tionghoa pun dipadukan dengan cantik oleh kelompok nasyid Lampion. Selain berdakwah, 5 anak muda etnis Tionghoa ini juga menggunakan nasyid untuk mematahkan stigma negatif soal Islam. Seperti apa hasil kreasi mereka di Lampion?

Alunan nada dan suara ini terdengar dari ruangan kecil di sudut bangunan sebuah lembaga bimbingan belajar di Pasar Rebo, Jakarta Timur. Malam itu Kelvin, Musthofa, Andrew, Ade, dan Heri yang tergabung dalam grup nasyid Lampion sedang latihan rutin. Kemampuan bernyanyi harus terus diasah mengingat mereka tengah menyiapkan album kedua. Rencananya akan keluar Ramadhan tahun ini.

Lampion bukanlah grup nasyid biasa. Sebagian besar personilnya berasal dari etnis Tionghoa. Mereka mengolah unsur budaya Tionghoa dalam lagu-lagu Islami yang mereka bawakan. Berdiri sejak 1997, nama Lampion dipilih karena identik dengan budaya Tionghoa. Selain itu juga karena lampion itu menerangi, ungkap salah seorang personil, Andrew Fateh.

“Mengambil satu warna atau satu image di dalam dunia nasyid sendiri, Tionghoa muslim. Kemudian kita memilih lampion itu sebab kita ada cita-cita atau keinginan bahwa dakwah melalui kebudayaan ini bisa jadi penerang atau bisa jadi jalan supaya orang dapat cinta dan takut pada Allah dan Rasulallah. Makanya kita ambil penerang etnis Tionghoa dalam hal ini lampion.”

Satu-satunya
Sampai saat ini, Lampion masih satu-satunya grup nasyid Tionghoa di Indonesia. Personil Lampion saling bertemu lewat perkumpulan remaja di Mesjid Lautze, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Lampion hadir untuk menunjukkan kalau komunitas muslim Tionghoa itu ada. Selain itu, dengan Lampion, mereka membuktikan kalau musik adalah bahasa universal. Dakwah pun disampaikan tak hanya kepada komunitas muslim, tapi juga non-muslim.

Kelvin, salah satu personil bilang, “Makanya kita sampaikan melalui seni budaya, lebih efektif dakwah dengan seni budaya dibandingkan ceramah karena kalau ceramah kita akan susah masuk ke orang-orang yang bukan muslim. Tapi kalau kita sebagai penyanyi atau pemusik di acara-acara umumpun yang sifatnya universal tidak atas nama agama islam juga jika kita punya peluang ngisi, kita bisa ngisi juga, itu salah satu tujuannya juga.”

Manggung
Lampion telah manggung di banyak tempat, di berbagai kota. Tahun 2005, mereka meluncurkan album perdana berjudul ‘Baiknya Tuhan’. Album ini laku terjual hingga 2000 kaset. Selama ini, mereka juga tak pernah mematok tarif mentas. Salah satu anggota Lampion, Musthofa mengatakan, ini komitmen mereka dalam berdakwah. Mereka bahkan pernah dibayar dengan buah-buahan.

“Di nasyid Lampion kita memang tidak menetapkan tarif, itulah yang abuya guru kami ajarkan bahwa kita nasyid ini untuk dakwah. Kalau untuk honor kita biasanya kita bicarakan langsung dengan pihak pengundang langsung, panitia langsung. Jadi jangan sampai pihak pengundang merasa diberatkan atau sebaliknya yang diundang yang diberatkan, jadi win-win solution-lah."

Dakwah
Lampion berdakwah lewat nasyid, menyebarkan ajaran Islam, khususnya ke kalangan masyarakat Tionghoa. Pentolan Lampion, Kelvin mengakui, ini tak mudah. Masih banyak masyarakat Tionghoa yang menanggap Islam identik dengan kemiskinan dan kekerasan.

Kelvin: “Jadi yang imagenya Islam itu bodoh, Islam itu miskin bahkan sekarang ditambah lagi ada bumbu-bumbunya teroris, jadi ditambah lagi. Jujur, di kalangan kita mungkin apalagi teman-teman yang mualaf yang baru masuk agama Islam image itu pasti ada, apalagi yang perempuan. Mau jadi istri ke berapa kamu? Jadi memang image yang seperti itu salah paham. Makanya tadi kita balik lagi ke tujuan Lampion. Salah satu tujuan kita menyampaikan dakwah kepada Tionghoa yang bukan muslim. Kita kasih lihat bahwa Islam itu sebetulnya indah, Islam itu sebetulnya berkasih sayang.”

Muslim Tionghoa
Tidak ada catatan pasti tentang awal keberadaan muslim Tionghoa di Indonesia. Jejak muslim Tionghoa di Indonesia sendiri mulai banyak diketahui sejak kedatangan Laksamana Ceng Ho di sekitar abad 15. Di masa penjajahan Belanda, masyarakat dipecah berdasarkan kelas. Dampaknya, kelas Eropa, Timur Asing dan pribumi diperlakukan berbeda. Perbedaan itu yang diakui atau tidak, masih terbawa hingga kini.

Salah satu tempat yang sering jadi referensi kelompok Tionghoa untuk belajar Islam adalah Mesjid Lautze, di daerah pecinan Pasar Baru, Jakarta Pusat. Data menyebutkan, sepanjang 2010 ada 79 orang yang jadi mualaf di mesjid tersebut. Yayasan Haji Karim Oei yang menaungi Mesjid Lautze mengatakan, sejak mesjid berdiri pada 1991, sudah lebih 1000 warga keturunan Tionghoa yang menjadi muslim.

Tantangan
Tantangan bukan hanya dari keluarga. Ada juga pandangan curiga dari kalangan muslim yang harus dihadapi ketika seorang Tionghoa memutuskan masuk Islam. Ketua Umum Yayasan Haji Karim Oei, Junus Jahja menceritakan kejadian seperti itu yang pernah terjadi di Mesjid Lautze.

“Satu waktu ada orang keturunan Tionghoa yang datang ke Lautze mau masuk Islam bicara dengan Lukman Harun, wah dicecar, diinvestigasi kayak polisi, kenapa masuk Islam? Apa mau mencari ini? Sampai itu anak ya bilang Pak Lukman, saya untuk datang ke sini aja ribut dulu di rumah, saya ditentang oleh orang tua saya, oleh kakak saya, sekarang saya datang malam-malam di maki-maki, wah malu Pak Lukman. Sebab kalau gitu pake syarat yang berat mana mau? Datang aja udah diinterogasi.”

Usaha untuk mengubah pandangan masyarakat Tionghoa yang masih mengidentikkan Islam dengan kekerasan ataupun kemiskinan terus dilakukan oleh kelompok nasyid Lampion. Termasuk dengan mendendangkan nasyid di mal, sehingga bisa didengarkan oleh masyarakat umum. Berdakwah melalui nasyid bagi masyarakat Tionghoa jadi misi besar Lampion. Tujuan utama mereka, kata Kelvin Ikhwan, adalah mendekatkan diri kepada Tuhan.

Seorang Muslim Jawa Suriname Yang Religius

Diterbitkan : 10 Februari 2011 - 4:51pm | Oleh Bari Muchtar (foto: facebook)

Kebanyakan orang Jawa Suriname tidak menguasai Bahasa Indonesia. Tapi keturunan buruh Jawa yang diangkut Belanda ke Suriname sekitar 130 tahun lalu ini, terutama generasi tuanya, masih bisa berbahasa Jawa.

Namun Soedirman Moentari merupakan pengecualian, karena ia salah satu dari sedikit orang Jawa Suriname yang sangat pandai berbahasa Indonesia. Dan ia juga religius. Sebelum bertolak ke Belanda, generasi ketiga buruh kontrak Jawa ini sempat belajar Bahasa Indonesia di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paramaribo.

Ketika masih tinggal di Suriname, Soedirman yang sekarang sudah bermukim di Belanda, aktif di sebuah yayasan Islam di negara Amerika Latin itu. Pada tahun 1999 ia ke Belanda untuk naik haji, karena unruk berangkat langsung dari Suriname ke Arab Saudi banyak kesulitan.

Mau naik haji lewat Belanda
Tap setelah pulang dari Mekkah, ia tidak kembali ke Suriname dan malah menetap di negeri kincir angin ini. "Rencananya dua tahun, tapi sampai sekarang saya masih di sini, " katanya sambil ketawa. Di sini, maksudnya di Belanda.

Berkat doa, tambah Soedirman, ia akhirnya bisa bekerja sebagai dosen biologi di sebuah sekolah menengah Islam di Rotterdam. Sekolah ini bernama Islamitische Schoolgemeenschap Ibn Chaldoun.

Untuk bisa mengajar bilogi di sekolah itu, insinyur peternakan jebolan Universitas Wageningen ini, harus melanjutkan studinya. "Pada 2002 saya akhirnya meraih ijazah Master of Sciense biologi di Universitas Leiden, " tandas Soedirman.

Menulis mata pelajaran Islam
Sejak di Suriname Soedirman Moentari aktif menulis mata pelajaran agama Islam dalam bahasa Belanda. Bahan-bahannya banyak ia ambil dari Indonesia. "Karena anak-anak kami di Suriname dan di Nederland (Belanda, red) nggak bisa lagi bahasa Jawa, " tandasnya.

Ia menambahkan di Suriname ada guru yang dikirim dari Indonesia dan mereka mengajar dalam bahasa Jawa. Ini berarti anak-anak muda tidak bisa banyak belajar Islam dengan guru-guru itu.

Belum sempat ke Indonesia
Menariknya "ustad" Soedirman ini memberi khutbah di masjid Suriname dalam dua bahasa yaitu Belanda dan Jawa. Bahasa Jawa untuk generasi tua dan bahasa Belanda untuk generasi muda. Tapi meski pintar berbahasa Indonesia, Soedirman belum sempat ke Indonesia.

Muslim Belanda: Pilih Pendidikan atau Agama?

Diterbitkan : 15 Februari 2011 - 12:04pm | Oleh Heleen Sittig (Foto: Flickr/charlesfred)

Kelangsungan pendidikan sekelompok siswa muslim di Amsterdam jadi ajang perdebatan sengit. Seratus siswa wajib belajar di Amsterdam ini terancam tidak bersekolah tahun depan, bukan karena tidak ada tempat bagi mereka di sekolah lain, tapi karena mereka atau orangtua mereka tidak mau ke sekolah menengah umum.

Kisah awalnya: Menteri Pendidikan Marja van Bijsterveld memutuskan Sekolah Menengah Islam Amsterdam (ICA) harus ditutup. Jumlah murid sangat sedikit dan menurut inspeksi, mutu pendidikan jauh di bawah standar. Umumnya, dalam kasus seperti itu para siswa akan dialihkan ke sekolah lain. Namun banyak siswa muslim di ICA ini yang sangat konservatif dan tidak merasa diterima dengan tangan terbuka di sekolah-sekolah lain di Amsterdam. Kebanyakan siswa perempuan di ICA, misalnya, mengenakan jilbab. Sekolah mereka adalah satu-satunya sekolah menengah islam di Amsterdam.

Busana
Satu orangtua siswa mengatakan: "Saya lebih suka apabila anak-anak saya bisa masuk sekolah umum. Namun itu tidak mungkin karena tidak ada sekolah yang mau menerima anak-anak saya apa adanya. Sekolah-sekolah menengah umum lainnya mempermasalahkan banyak hal. Misalnya, ada sekolah yang hendak membatasi cara berbusana siswa. Ada sekolah yang memaksa siswa-siswanya ikut ekskursi ke luar negeri."

Orangtua dan para siswa ingin agar mereka tetap belajar dalam lingkungan islami. Tahun depan, mereka berniat mengikuti pendidikan di rumah saja. Hukum Belanda memungkinkan hal ini apabila di lingkungan sekitar tidak ada sekolah yang cocok dengan ideologi mereka. Untuk itu, orangtua tidak perlu meminta izin, mereka hanya saja diminta untuk "lapor" ke pemerintah.

Orangtua dan para siswa ingin menangani hal ini secara profesional. Toh, hanya namanya saja pendidikan di rumah. Praktiknya, mereka berharap, keseratus siswa tersebut bisa menggunakan balai desa dan mendatangkan guru-guru kompeten untuk mengajar mereka menghadapi ujian nasional. Jadi masih jadi tanda tanya, apa ini bisa disebut pendidikan di rumah. Anggota parlemen dari Partai Demokrat D66 Boris van der Ham tidaklah setuju. Menurutnya, para orangtua itu pada dasarnya memanfaatkan celah hukum. Praktiknya, mereka mendirikan sekolah baru, tanpa harus memenuhi persyaratan yang berlaku.

Hak Bertemu
Anggota dewan kota Amsterdam dari Partai Buruh PvdA yang mengawasi bidang pendidikan, Lodewijk Asscher, juga menyebutnya gagasan buruk. Menurut Asscher, pendidikan berkualitas merupakan "pintu ke masyarakat."

''Ini menyangkut nasib seratus murid, seratus anak muda, yang nantinya akan berperan di kota ini, negara ini. Mereka berhak mendapat ijazah dan pendidikan berkualitas tinggi, bersosialisasi dengan orang lain, serta punya akses ke masyarakat. Apabila mereka harus tinggal di rumah dan pendidikan dilakukan oleh orangtua saja, ini berarti melanggar hak-hak mereka."

Semakin banyak anak muda muslim yang berpendapat bahwa agama dan pendidikan tidak bisa dipisahkan. Seorang murid ICA mengatakan pada Asscher: "Apabila Anda benar-benar menghormati kami, Anda akan menghormati kepentingan kami. Anda sendiri barusan mengatakan: 'Saya memutuskan pilihan sendiri,' lalu kenapa kami tak boleh memutuskan pilihan sendiri?"

Menurut anggota legislatif Asscher, pendidikan yang baik lebih penting dari agama. Jika perlu, ia akan memperkarakan hal ini sampai ke pengadilan.

Rishi Salmah Ingin Masuk Timnas U-19

Diterbitkan : 15 Februari 2011 - 3:02pm | Oleh Eka Tanjung (Tanjung)

Bakat 17 tahun memilih ikut orangtua ke Indonesia dan melanjutkan karir sepak bola di sana. Apakah ini pilihan tepat, meninggalkan Belanda pusatnya sekolah sepak bola?

Setelah rampung sekolah menengah, Juni 2011 Rishi Salmah segera berangkat ke Indonesia ikut orang tuanya yang kembali ke Indonesia setelah dua puluhan tahun di Belanda. Ayahnya yang pengusaha keturunan Pakistan Inggris akan membuka usaha di Singapura. Sedangkan Nadia, ibunya akan tinggal seterusnya di Jakarta.

Bagi remaja kelahiran 1 Februari 1994, tidak ada pilihan lain kecuali ikut orang tua dan adiknya Jay dan melanjutkan karir di Indonesia. "Saya ingin sekali bermain untuk timnas Indonesia, U-19. Kalau Irfan Bachdim bisa memperkuat timnas Indonesia, berarti saya juga bisa." ungkap remaja 182 cm ini yakin.

Striker Produktif
Striker jangkung ini bermain di kompetisi B1 (usia 17 sd 19 tahun) di klub amatir Amsterdam, SC Buitenveldert. Selama setengah musim dia sudah berhasil menyarangkan 15 gol di kompetisi regional.

Ia pun yakin mampu bermain di klub prof. "Saya sudah 11 tahun bermain sepakbola dan beberapa kali ditawari main di klub besar seperti HFC Haarlem. Tapi terganjal sekolah dan juga sempat cedera."

Pilihan kembali ke Jakarta menjadi mudah karena beberapa hal. Sebagian besar keluarga tinggal di ibukota. Dan mereka memberi dorongan semangat "Saudara-saudara di Indonesia yakin, saya tidak akan kesulitan bermain di salah satu klub Indonesia." Striker muda ini cukup fasih berbahasa Indonesia, karena pernah tinggal enam bulan di 2008. Tapi masih belum tahu soal klub-klub di Indonesia.

Disayangkan
Keputusan kembali ke Indonesia didasari nekad dan cinta keluarga. Padahal di klubnya sekarang ini dia mendapat ilmu sepakbola yang bagus. Walaupun bukan sekelas Ajax tapi SC Buitenveldert cukup sering menggelar pelatihan sepakbola. "Pemain Ajax Amsterdam sering memberi pelatihan di sini. Klub kami juga dikenal di AC Milan," ungkap René Blokland salah satu pelatih Rishi.

AC Milan
Pemuda keturunan Indonesia ini juga beruntung punya bekal bagus karena mendapat titisan ilmu dari pelatihHarvey Esajas, mantan pemain AC Milan Italia. "Kalau melihat itunya memang sayang meninggalkan Belanda. Tapi secara batin kurang nyaman kalau jauh dari orang tua."

Nadia Salmah sang ibu kepada Radio Nederland mengatakan yakin putranya bisa melanjutkan karir sepakbola di Indonesia. Dan bagi Nadia, pendidikan formal sekolah lebih penting ketimbang sepakbola. "Dia boleh saja sepakbola tapi harus tetap mengutamakan sekolah."

Berbisnis Di Belanda

Diterbitkan : 16 Februari 2011 - 11:13am | Oleh Alfons Lasedu (Foto©Aryani Collection )

Banyak warga Indonesia atau keturunan Indonesia di Belanda terjun ke dunia bisnis menjadi pengusaha. Mayoritas membuka toko, toko makanan, warung, restoran, maklum makanan Indonesia semakin populer di Belanda. Tidak saja karena enak tetapi juga relatif lebih murah dibanding makanan barat seperti makanan Belanda dan sebagainya.

Banyak juga yang membuka biro perjalanan karena Indonesia menjadi salah satu tujuan wisata yang digemari warga Belanda dan jangan lupa karena banyak warga Indonesia atau keturunan Indonesia yang secara teratur pulang kampung.

Harus jeli
Untuk bisa sukses seorang pengusaha yang mau berbisnis di Belanda, harus jeli melihat peluang dan kemungkinan sektor mana yang persaingannya belum begitu ketat.

Sri Aryani yang ketika masih di Indonesia menggeluti dunia fashion, mode dan tekstil sejak tanggal 1 Januari 2010 menjual Busana Tradisional Indonesia dan segala perlangkapannya, lewat internet.

Sri Aryani yang lebih akrab dengan panggilan Inge tinggal di Belanda mengikuti suami. Dua tahun ia melakukan survey, apakah ada pasar di Belanda untuk baju tradisional Indonesia, bagaimana seluk beluk membuka bisnis di Belanda, soal pajak dan sebagainya.

Sukses
Ia bahkan sempat bekerja di sebuah perusahaan terkenal Belanda yang menjual fashion lewat internet. Di sana ia menimba pengalaman untuk mengetahui bagaimana membuka perusahaan yang menjual produknya lewat internet.

Apa modalnya, apa pengalamannya, apa strateginya untuk bisa sukses, apa nasihatnya bagi pengusaha yang mau berbisnis lewat internet, ikuti rangkuman dialog interaktif Inge van Dongen dengan Shinta dari Radio MaraGhita FM, mitra Ranesi di Bandung di bawah ini:

Mencari Nenek Moyang di Jawa

Diterbitkan : 16 Februari 2011 - 12:03pm | Oleh Bari Muchtar (Angracia)

Ibunya asal Jawa dan ayahnya berdarah campur. Ada darah Afrika, Indian, Cina dan Yahudi.

Itulah orang tua Angracia Kamphuis-Slagtand. Tapi ia merasa orang Jawa. Oleh karena itu ia mencari asal usulnya di Jawa.

Angracia (34) mengaku sebenarnya ia sudah lama mau mencari nenek moyangnya di Jawa, yaitu sejak ia tinggal di Suriname. Namun setelah ia pindah ke Belanda tiga tahun lalu, prosesnya dipercepat. Soalnya di Belanda kemungkinan untuk mencari asal-usulnya lebih besar.

Cerita-cerita indah
Ia teringat cerita-cerita indah yang dikisahkan kakek dan neneknya. Waktu kecil ia juga sering bertanya tentang kakek kepada ibunya, tapi penjelasannya tidak memadai.

"Karena saya semakin banyak mendengar cerita tentang kakek saya, maka saya bertambah ingin tahu, " katanya kepada Radio Nederland.

Angracia menambahkan, menurut cerita orang, kakeknya dulu terlibat merekrut buruh Jawa untuk dikirim ke Suriname. Mahasiswa Sekolah Tinggi Jurnalistik ini ingin juga mencari tahu tentang itu. Apakah benar atau tidak?

Sailin Arga, kakeknya, berasal dari Sadang, Kerawang. Sementara neneknya Pok Salema Pinter berasal dari Pungganang, Kedu, Purworejo.

Angracia juga sangat ingin tahu di mana sanak saudaranya. "Kakek dan nenek saya dulu tentu saja meninggalkan sanak saudara mereka, ketika mereka berangkat ke Suriname," katanya.

Menurut sejarah generasi pertama warga Jawa Suriname datang ke negeri Amerika Latin itu sekitar 130 tahun lalu.

Angracia sebenarnya bukan orang pertama yang mencari asal usul si kakek Arga. Saudara sepupunya sudah lebih dahulu melakukan penelusuran ini.

"Saya pun berbicara sama dia dan menanyakan apakah ia tidak berkeratan kalau saya melanjutkan pelacakan ini. Dan ia setuju, " tandas Angracia.

Sangat berarti
Angracia menceritakan ia juga sudah meminta pertolongan Hilde Janssen untuk melacak nenek moyangnya. Hilde Janssen adalah penulis buku tentang perempuan yang direkrut tentara Jepang sebagai gadis penghibur atau Jugun Ianfu. Menurut Janssen, jelas Angracia, ternyata ada bermacam Kerawang di Indonesia.

Pelacakan nenek moyang ini bagi Encik (julukan yang diberikan oleh ibu Agracia kepada dirinya) sangat banyak artinya. Pertama karena ia sangat menghargai kakeknya, meskipun ia tidak sempat melihatnya. Ia mengagumi susah payah nenek moyangnya berlayar dari Jawa ke Suriname.

Angracia: "Saya bangga sebagai cucunya. Ia berhasil menempuh perjalanan jauh ke Suriname. Banyak yang dialami kakek dan nenek saya."

Ia menegaskan sekali lagi, meski darahnya tidak murni Jawa, yakni terdiri dari ras-ras lain seperti Afrika, Cina, Yahudi, ia merasa orang Jawa. Pernikahannya pun berlangsung secara Jawa. "Saya juga dididik sebagai orang Jawa," katanya.

Ditanya apakah ia sudah mau ke Indonesia, ia menjawab: belum sekarang. Kalau ia sudah banyak memperoleh informasi, ia baru akan ke negeri asal nenek moyangya.

Tentu saya Agracia Kamphuis-Slagtand sangat berharap agar ada orang yang bisa membantunya melacak sanak saudara nenek moyangnya di Indonesia.

Sore setelah shalat Ashar, di masjid Al Mumin di belakang kantor, bisa shalat ashar di masjid itu sebab dalam perjalanan langkah cepat dari belanja susunya Fifi di Giant tadi tiga puluh menit yang lalu, ternyata susunya Fifi sekarang yang seharga Rp 42 000,- adalah susu instan dencow, sedangkan dua minggu lalu seharga itu adalah susu coklat, tinggal nanti di rumah di stel motivasi anaknya untuk mulai mencoba susu putih.

Saat shalat ashar tadi udara sore dan suara Guntur beradu saling mengejar, dan setelah shalat saat akan melangkah menuju kantor hujan rintik sudah mulai turun, berlari, berlari memasuki ruang kantor yang tinggal 300 meter itu lagi

Kerja lagi, menjelang jam 18.00 saat mendekati waktu buka puasa secepatnya membuat the dengan susu kental manis, setelah itu ambil beras dua genggam dan masak bersama udang dan mie, dimakan jam 19.00

Pulang jam 20.00

Jumat, 18 Februari 2011

Sore hari setelah shalat ashar dimasjid kecil didepan Mall suasana mendung sudah menggantung rencana untuk memasang tapal kuda yang tadi pagi di beli di Cibubur di bengkel langganan di dekat pol mayasari bhakti, segera dilaksanakan, kalau sampai di bengkel, di bengkel jauh dari tempat shalat, sedang kalau shalat dahulu baru ke bengkel lebih baik kiranya.

Di bengkel terlihat sepi, si anak muda yang melihat kedatangan motor saya dia tertawa, sebab sudah menduga sudah membawa tapal kuda katanya sudah jawab ku.

Tidak sampai 5 menit sudah di pasang, tetapi kaki dua standard sepeda motor tetap bengkok, ini bagian tukang las katanya, tiba- tiba hujan deras turun di iringi dengan angin yang cukup lebat.

Tidak beberapa lama bengkel itupun penuh di datangi orang – orang bermotor yang berteduh dari guyuran hujan.

Saya bertahan di bengkel itu sambil menanti redanya, hujan, biasanya berhujan- hujan juga tetap bermotor.

Jam 16.30 hujan sudah reda, dalam perjalanan pulang, hujan yang menghadirkan genangan di jalanan cukup menghambat lajunya kecepatan motor.

Sabtu, 19 Februari 2011

Langganan pertama rumah pengaduan

Pagi itu istri menggunting rambut, lokasi bercukur ada di depan rumah, sedang asyik bercukur terlihat seorang wanita mengampiri setiap rumah dan memperlihatkan selebaran, dari jauh saya piker orang itu mengedarkan amal pembangunan untuk sesuatu sambil memperlihatkan proposal usulan biaya pembangunan, tetapi ternyata setelah ibu itu mendekat ternyata ia mengedarkan tawaran untuk kridit, ayo pak kridit alat- alat listrik, barang nanti saya kirim, bukan saya ngak mau tetapi untuk apa alat- alat itu, sewaktu ia berkata tentang idengan untuk berjalan sambil mengedarkan selebaran kriditan ini ia terlihat lelah, sehingga saya berani mengatakan mengapa sampai ibu keluar rumah untuk mencari rezeki, saya di tinggal suami pak,

Secepatnya istri mengatakan bu disini ada rumah pengaduan, laporkan perlakuakn suami sedemikian itu bu.

Kemudian si ibu itu terlihat membaca formulir rumah pengaduan yang di sodori istri, dan ia tertarik dan langsung di isi di depan rumah dengan bangku duduk sebagai mejanya, dan ia terlihat berjongkok saja menguraikan keluh kesahnya di formulir pengaduan.

Tiada ulasan: