selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Jumaat, April 01, 2011

Minggu 20 Maret - Sabtu 26 Maret 2011

Minggu, 20 Maret 2011

jam 01.30 terbangun untuk kebelakang, kucing yg diberi nama bontek ikut bangun lapar agaknya, saya ambil nasi baru teringat jikalau nasi telah habis, istri ikut terbangun rupanya sebab ia meminta saya untuk mengambilkan beras 3 centong, dan istri yang menapisnya dan dilanjutkan dengan memasaknya

setelah itu tidur lagi dan bangun jam 04.00 saat masih tersedia waktu mengerjakan shalat tahajud

setelah shubuhan mengerjakan jus sayur untuk mendukung kesehatan, batuknya fifi pagi ini berbunyi mendeking berarti tenggorokannya mulai terganggu.

setelah dlhuha berangkat ke pasar bersama istri, dipasar mengajak istri melihat bekas kebakaran pasar tertanggal 10 maret jam sepuluh malam, dari ceritra langganan si pedagang ayam saat dia menyapa saya sebab saya sudah lupa sedikit terhadapnya kemudian saya mendekati dirinya dan saya menanyakan kerugian yang di derita akibat kebakaran pasar, ia hanya bilang meja jualannya saja yng ikut terbakar, dan saat itu ada 3 titik api yang lokasinya berbeda serentak menyala di waktu yang sama, kemudian semakin melebar kerena tertiup angin

dari ceritra langganan si orang padang langganan belanja, malam kebakaran itu ia sudah di toko kelontong yang menjual bahan makanan dan bumbu, kerupuk,kecap dan kacang2an, saat api ditiup angin dari arah barat laut ia telah mengemasi barang2nya untuk diselamatkan dari kebakaran, tiba2 angin berputar balik dari arah tenggara sehingga api semakin menghanguskan barang yang ngak sempat di selamatkan.

dari informasi selanjutnya ia mengatakan sebelum pasar di bakar sudah dilakukan pencatatan KTP dan jenis dagangannya sebab pasar akan dibangun berlantai empat, seperti kasus kebakaran pasar di klender 1992 bulan desember, dan kebakaran pasar pondok Gde saat akan dibangun berlantai empat seperti sekarang ini, ada pedagang pakaian yang baru saja belanja seratus juta hari kamis siang dan barangnya belum sempat di kemas sudah dimakan api malamnya.

disudut pasar yang tidak terbakar banyak para pemilik kios yang pingsan di kamis malam jumat itu.

sebab lampu PLN dirumah mati maka tidak berani membeli barang banyak2 sebab kulkas tak berfungsi, hanya lauk hari ini berupa ayam setengah kilo dan kacang tanah setengah kilo dan tomat sekilo wortel sekilo itupun sudah habis tigapuluh ribu dengan premiumnya.

PLN mulai hidup jam 16.00 setelah mengerjakan shalat ashar gelap gelapan

saat menjelang isya, fifinya bilang kalau tenggorokannya sakit kalau dipakai menelan, saya langsung memarutkan beberapa kunyit untuk diminumkan agar tidak demam nanti malamnya

Senen 21 maret 2011

terbangun jam 03.12 badan terasa tidak fit, tenggorokan sukar untuk menelan

ketularan fifi pikirku, mulai mencari dimana sisa kunyit semalam terenyata telah digabung ditempat bumbu, kupas kunyit tipis tipis dengan ketajaman cutter, cuci, makan sampai 3 kali dan di telan, setelah itu minum air hangat, badan terasa enak dan dilanjutkan dengan mengerjakan tahajud kemudian ngaji al quran sampai terdengar shubuh

sekitar jam 08.00 istri bergegas memberitahukan jikalau ia sempat menghubungi agen perjalanan seraya memberikan no booking tiket lion airlines

tetapi ngambil tiketnya di travel pondok indah,berarti salah menghubungi travel, saya mencari nomer telephonnya lion airline dan dapat saya menghubungi ke pusat penjualan tiket lion airlines untuk memesankan dua tiket atas nama istri dan fifi, setelah mendapat nomer tiket untuk pengambilan di bank mandiri, jam 09.00 berangkat ke cileungsi ke bank mandiri, motor susah dihidupkan sampai berkeringat

bolak balik motor ngak mau hidup, tapi setelah hidup sebentar cepat saya naiki dan motor sempat melompat tapi lama2 tenang

di bank mandiri cileungsi tiket saya ambil kemudian mengantar pulang istri

jam 21.15 di ingatkan oleh Yasin untuk mengisi bensin motor sebab motor akan dipakai jam 03.00 besok mengantar ibunya dan fifi ke kampung rambutan, saat bermotor berdua dengan Yasin sempat menghitung jarak mana ke SPBU yang terdekat belok kanan atau belok kiri, saat mengambil belok kanan, suatu jalanan yang hampir jarang dilewati, dan betul juga sering terjebak melewati jalan rusak demikian pula arah pulangnya setelah mengisi bahan bakar bensin sering melewati jalan rusak, belum debunya dan sinar tajam lampu depan mobil yang menyilaukan mata, dan setibanya di rumah fifinya belum bisa tidur.

Selasa, 22 Maret 2011

Jam 01.45 sudah bangun untuk persiapan keberangkatan ke Bandara Cengkareng mengantar istri dan Fifi yang akan berangkat ke Makassar, melihat ibunya bangun Fifinya juga ikut bangun

Saya tidak tahu masalah kehidupan ini sebetulnya saya adalah manusia tidak tahu, ke tahuan saya hanyalah bimbingan Allah semata sehingga ada kesempatan seperti ini secepatnya mengambil air wudhu untuk shalat.

Kemudian ngaji surah Al Imran 54, 155 dan 156.

Fifi datang di samping sajada membawa sepiring nasi kecil dan teh hangat makan di samping saya mengerjakan shalat.

Jam 02.30 shalat di akhiri untuk mulai makan nasi untuk menghindari masuk angin.

Jam 03.00 bermotor bertiga dengan Fifi dan Mamanya untuk menuju ke Kampung Rambutan, syukurlah motor tidak dalam kedaan bermasalah.

Desa Gandoang masih sunyi tetapi taksi sudah mulai hidup untuk mengantarkan orang yang hendak bepergian

Bermotor di tengah kesunyian ini malahan mengerikan sebab batas pinggir jalan tidak kelihatan, dan kalau di lewati sering di pinggiran jalan ini banyak lobang.

Kemudian naik motor sendirian di tengah malam sepertinya naik acrobat saja, padahal disini ada tiga nyawa yang dipertaruhkannya, sehingga bisa dijadikan kesimpulan sementara, jikalau ada motor di samping kita baik itu yang berjalan pelan maupun yang cepat, ia mempunyai efek magnit untuk menyatakan jikalau motor itu harus tegak dan berjalan.

Sempat juga bingung juga mencari ujung jalan Penganten Ali di Ciracas sebab ujung jalan itu tidak beda seperti halaman depan rumah orang yang sedikit luas halamannya, dan dahulu pernah terjadi di tahun 1992 pagi hari naik mobil sendiri tujuan ke ka airport Sentani Jayapura, mencari jalan sehingga mencari ujung belok an itulah yang sering menjadi masalah, pernah di nekatkan ternyata masuk jalan tetapi jalanan kantor Transmigrasi, pagi ini juga tapi bedanya naik motor, tujuannya sama yaitu ke airport, sehingga bisa berjalan perlahan mencari mana ujung jalan penganten ali.

Akhirnya di dapat juga, jalanan itu sunyi tetapi saya yakin jalanan ini tidak ada penjahatnya, ettapi kalau di suruh lewat disini sendirian ya piker piker juga.

Jam 04.07 baru sampai di depan bus Damri yang menghubungkan Kampung Rambutan dan bandara cengkareng

Jam 05.54 baru Hp bisa menghubungi ibunya, ternyata ibunya anak2 dan Fifi sudah duduk manis di pesawat, tinggal beberapa meeenit lagi berangkat, bersyukurlah.

Jam 06.12 menghubungi Tyas di Denpasar memberitahukan jikalau ibunya sedang dalam perjalanan Jakarta Makassar dengan pesawat Lion Air, hubungi saja dua jam lagi kalau sudah mendarat di sana lewat Hp mama.

Antara dahulu dan sekarang adalah tipis sekali, saya mencoba menyimak apa yang tertulis di bawah ini,

Radio Nederland siaran bahasa Indonesia

Para Nelayan Jepang Terancam Tinggalkan Desa Mereka

Diterbitkan : 21 Maret 2011 - 10:55am | Oleh Kjeld Duits (Foto: Kjeld Duits)

Desa-desa berjajar-jajar di sepanjang semenanjung Oshika yang indah ibarat mata rantai. Para korban selamat gempa bumi dan tsunami, mencari bekas-bekas masa lalu. Seorang pria yang mengkoordinasikan seluruh bantuan di desanya, meluangkan waktu untuk berbicara dengan koresponden Radio Nederland.

Kumiko Fukui (53) dan sahabatnya berjalan perlahan-lahan di atas puing-puing reruntuhan. Tsunami menghancurkan rumah-rumah dan kehidupan di Ayugawa. Hampir seluruh desa hancur.

Dengan tongkat, kedua perempuan itu menusuk-nusuk lumpur. Sesekali mereka mengangkat sesuatu dengan sarung tangannya. Mereka mengamati dengan seksama dan kemudian memasukkan benda temuan itu ke dalam ember plastik yang dua pekan lalu masih digunakan para nelayan untuk menampung ikan.

Mata merah
'Saya mencari benda-benda milik orang tua saya,' kata Fukui. Matanya merah karena tangis, tapi ia menguasi diri. 'Ibu saya waktu itu terbaring sakit di rumah. Ayah saya tahu bahwa tsunami akan datang, tapi ia masih ke rumah untuk menjemput ibu. Sejak itu, mereka tidak pernah ditemukan lagi.'

Ayah selalu memikirkan orang lain terlebih dulu, katanya. Kali ini jelas terlihat ia sulit menguasai perasaannya. 'Ketika pusat nuklir di Onnagawa dibangun, ayah bekerja untuk pemerintah lokal. Ia berjuang bagi pembangunan jalan tambahan dan jalur vekuasi. Melalui jalan ini, banyak orang yang bisa melarikan diri. Saya bisa berdiri di sini sekarang.'

Warisan
Jalan ini adalah satu-satunya peninggalan orangtuanya yang masih bisa disaksikan. Jalan dan bungkusan nasi yang dibuat ibu Fukui untuk putranya yang sekolah di Tokyo. "Ia masih menyimpannya di kulkas.'' kata Fukui. "Ia tidak mau memakannya. Itu adalah satu-satunya peninggalan nenek, kata putra saya."

"Tsunami kali ini jauh lebih tinggi dari yang kami duga," kata Takaki Numakura (55) yang bekerja untuk pemerintah kota Ishinomaki. "Di sini sering terjadi tsunami. Semua orang sudah terbiasa dan oleh karena itu bisa cepat melarikan diri." Ini juga tercermin dari angka statistik di tembok. "Dari 4545 warga, sebanyak 28 tewas dan 85 hilang. "Sesudah tsunami 1960, kami membangun dua tanggul. Tapi mereka sekarang tidak ada gunanya."

Tiang lampu
Restoran suhi dan rumah Katsuji Furuichi (67) hancur. "Saya tidak tahu apakah saya akan tinggal terus di sini,' katanya. "Sangat sulit untuk bertahan hidup dengan mencukupi." Pembangunan kembali dipersulit oleh kenyataan bahwa tanah di situ amblas sebanyak 70 sentimeter. Di Ayugawa, tiang lampu berada di tengah-tengah air.

Ini menimbulkan masalah pengangkutan. Para sopir ragu-ragu apakah mereka bisa aman melintasi air. Akibat amblesnya tanah, maka perahu-perahu nelayan tidak bisa lagi ditambatkan di dermaga. Dana besar dibutuhkan untuk bisa memulihkan dermaga. Peluang besar bahwa penduduk Ayugawa yang sebagian besar nelayan, akan meninggalkan tempat ini.

Rumah bagi setiap orang
Masahiro Narisawa (60) adalah ketua pemeritahan lokal. Berkat dia, maka bantuan bisa dikoordinasikan dengan baik. Desa ini tidak memiliki pusat evakuasi besar dan letakknya terpencil di semenanjung itu, tapi semua orang memiliki tempat tinggal dan makanan memadai.

"Saya rencananya akan pensiun akhir Maret ini,' kata Narisawa, ''tapi saya tidak bisa meninggalkan mereka.' Tiba-tiba, ini semua menjadi terlalu berat baginya. Emosi yang selama ini terpendam, muncul ke permukaan. Ia menangis selama beberapa detik. Sesaat kemudian, dia menguasai emosinya kembali dan tampak sebagai orang kuat yang melindungi desanya.

Memang, jikalau saya berdiri di ujung lembah itu, saya hanya bisa memandang, masa lalu yang baru kemaren itu telah lenyap dan duduk di dalam ingatan.

Ingatan seseorang dan yang akan di bawa mati nantinya, Subhanalloh

jam 08. 00 Uceng saya hubungi katanya macet di maros

jam 08.05

Uceng baru sampai bandara lama

jam 09.00 Uceng sudah berjumpa dengan istri di bandara

ya syukurlah.

sementara dikantor ada masih sunyi saja

jam 15.00 saat badan mulai jenuh ingat jikalau dirumah tidak ada lauk, sehingga sore ini menyempatkan ke lotte mart yang di beli ikan sebelah 1/2 kg, ikan selar 1/2 kg, ikan tongkol tidak ada yang kecil 1,1 kg dan ikan patin 1 kg, sebab dirumah yang makan lagi sedikit, bertiga dengan yasin dan astari.

Rabu, 23 Maret 2011

pakaian yang akan di cuci banyak sekali, motor ngak mau hidup, menjemur pakaian belum seberapa kering hujan pun turun, dikabarkan dari Pangkep Sulawesi Selatan jikalau ibu mertua berangkatnya besok bertiga dari rumah yaitu maryam si adik istri dengan uceng dan ibu, umroh ke tanah suci masjidil haram.

Kamis, 24 Maret 2011

pagi sekali sebelum jam tiga sekitar jam dua dua puluh menit bangun untuk mempersiapkan makan sahur, nggoreng tempeh dan kacang tanah, membuat jus sayur ( tomat, buncis, kol, lobak, terong, wortel, leunca ), shalat tahajud mulai jam 03.20 dan makan sahur jam 04.00

kabar dari Pangkep jikalau pagi hari ini semua kumpul di bandara Hasannudin Makassar untuk mengantar ibu berangkat ke tanah suci ibadah umroh.

acara buka puasa hari ini cukup enak, bagian ekor ikan patin di belah dua di gabung dengan ikan selar yang masih tersisa 9 ekor di masukan ke panci di isi air disusul dengan pemberian 5 belimbing wuluh yang tadi di bantu Yasin mencarinya di iris tipis, kunyit dipukul gepeng masukan, jahe dipukul gepeng masukan garam sedikit, tunggu mendidih sekali matikan kompor, siap di hidangkan, lauk ini sangat enak sampai yasin bilang lain dengan masakan mama.

Jumat, 25 Maret 2011

sejak tengah malam sudah ngak bisa tidur lagi sekarang sudah jam 01.14

jam 06.30 astari minta uang untuk kamping pramuka dan akan pulang besok siang.

jam 08.30 keluar dari bank mandiri di Simatupang gagal untuk membayar Oke Vision.

jam 13.00 saat selesai shalat jumat berjalan menuju kedai kecil yang menjual lauk, lauk langganan adalah rempeyek udang dengan sambal, tapi siang ini barang itu ngak ada sebab si pemasok udang tadi pagi ngak datang, udang sebagai bahan isian rempeyek, ganti urap pak kata sipenjual sambil melayani pembeli yang makan disitu.

jam 14.00 ibu sulastri memberitahukan jikalau hari senen besok harus ke jogjakarta untuk menghadiri pembahasan laporan pendahuluan

jam 17.00 saat akan pulang diberitahu jikalau tiket saya belum oke, untung ada ibu osnidar yang menghandel langsung masalah tiket ini, hari senen ketemu di airport sebelum jam lima pagi, katanya.

waktu pulang sempat mampir di giant super market di Kranggan sebelum Cikeas untuk membeli lauk seperti, ayam, kangkung, daging cincang,udang besar, bakso, jeruk, pasta gigi pepsodent.

shalat maghrib di masjid depan lagenda wisata

masuk rumah jam 19.00

langsung membuat tumis kangkung dengan empat udang biar yasin mau makan.

Jam 21.59 sadar sebab geraham kanan sakit

sabtu 26 maret 2011

03.13 hp berdering saatnya bangun

sempat hp ke makassar jikalau keadaan baik saja, yasin bangun setelah adzan shubuh terdengar, jam 04.00 dapat sms jikalau pak mantri meninggal tadi malam, dikuburkan siang ini, pak mantri adalah teman sesama PNS di dinas pekerjaan umum irian jaya ( 1990- 1992 ), dan sewaktu bulan oktober kemaren sempat mendatangi rumahnya, dan setelah di konfirmasikan tadi saat menerima hp dari istrinya bahwa ia tidak pernah pindah, ini berarti salah alamat, memang saat itu nomer rumah pak mantri yang dihubungi juga ngk nyambung, sampai berdiri di depan bangunan kosong yang juga ngak tahu milik siapa.

Hp dari pak Supadio masuk yang meminta nomer komunikasinya ke keluarganya pak mantri.

jam 21.00 hujan turun merintik

Tiada ulasan: