selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Selasa, Ogos 24, 2004

Surabaya



Perjalanan Ke Surabaya. 20 Agustus 2004
diawali dengan bergegas kepasar bersama istri untuk membeli lauk yang akan dibawa naik kerata, kemudian dilanjutkan dengan mencuci pakaian yang telah dua hari numpuk, saat anak-anak minta antar ke sekolah, energi sudah habis, berangkat aja tanpa bapak yang mengantar.

Perjalanan itupun dimulai,berangkat dari rumah 08.30 tiba distsiun Senen jam 10.30. jam segitu yang duduk menunggu datangnya rangkaian kereta sudah banyak, membentuk gugus-gus dan kelompok-kelompok
Kereta Api akan memasuki stasiun jam 12.10 menurut tiket.
Terakhir saya naiki Kereta Gaya Baru Malam Ekonomi Jakarta Surabaya pada Pertengahan bulan Januari 2000, sewaktu tertinggal kapal yang hendak ke Tual Maluku Tenggara, sesampainya di Surabaya jam 05.30 sedangkan kapal merapat di dermaga Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya jam 11.00 siang.

Perjalanan kali ini bertujuan mengantarkan Aswan yang diterima di ITS Kelautan untuk mengenal kota surabaya dan melihat potensi potensi yang bisa melancarkan pendidikannya.
Tiba di Surabaya jam 05.45, dijemput oleh sopirnya Pak Yatno yang jadi Kepala Pusat Pendidikan Dan Latihan Wilayah Surabaya.
Kendaraan diarahkan menuju ke Pelabuhan disebabkan Kapal Tidar yang dinaiki Aswan dari Makasar sudah mendarat di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Betul juga tidak beberapa lama saya berdiri didepan pintu keluar para penumpang, aswannya sudah muncul dengan membawa ransel dan dua bungkusan dos di tangan kanan dan kirinya.




Kendaraan jemputan keluar dari pelabuhan menuju ke kompleks perkantoran Kimpraswil Gayung Kebonsari Surabaya, setibanya dipenginapan dikeluhkan dengan rasa lapar yang luar biasa dari Aswan dan Yasin.

Sabtu 21 agustus 2004

Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya

Rasa lapar mengantarkan saya dan dua anak ku ke rumahnya mbah Ni, di Sidotopo Surabaya. sebab sepanjang jalan sewaktu keluar dari kompleks Kimpraswil di Gayungan belum ada kedai yang buka. dari Gayung kebonsari naik angkot ke Jayoboyo, dan dari sana melanjutkan angkot letter F ke Sidotopo, sesampainya di Sidotopo disambut dengan gembira, walau rumahnya kecil
Mbah Ni sebagai Induk yang menurunkan banyak keluarga di sini adalah adik misan dari mbah Sahut Wirosudirjo ( Mbah Sep Kereta Api Tempeh Lumajang ) Almarhum. Mbah Sahut alm adalah mbah langsung saya berarti Buyut anak2anakku. Mbah Ni mempunyai beberapa anak antara lain mbah Yah, Mbah No, Mbah Min, Mbah Parman ( alm ) Mbah Wardi suami mbah Yah, mbah Glundung yang terkecil.
semuanya membentuk komunitas di Surabaya.
Mbah Ni diusianya yang 97 masih sanggup mengingat diriku kemudian mencoba mengenal anak ku Yasin dan Aswan, sebelumnya Yasin dan Aswan pernah juga datang kesini. kita bertiga dipersilahkan untuk ikut makan pagi, dan tawaran itu tidak ditolak.
Tiba adzan Dzhuhur berkumandang saya bertiga minta diri untuk shalat di masjid pasar Sidotopo dan setelah dipersilahkan, saya menjumpai jamaah Masjid saling melempar pandang yang cukup bagi saya menyiratakan sesuatu, ternyata di masjid ini sehari sebelumnya telah dilakukan penangkapan pada seseorang yang telah menyembunyikan teroris malaysia Ahmad Top dan Dr Asyari, sehingga aku maklum pandangan mereka pada hadirnya aku dan dua anaku di masjid itu menimbulkan tanda tanya,
Setelh itu mohon diri untuk pergi ke Sukolilo, dimana kampus ITS berada,
dengan menaiki kendaraan angkat dari Sidotopo menunju Kampus ITS Sukolilo, waktu tempuhnya sangat lama, kerena rute angkotnya panjang. turun dikomplek ITS di pintu masuk dekan dengan Perumahan Dosen.
Berjalan di sing hari, dengan panas terik yang menyengat, hanya untuk mengetahui di mana bangunan tempat mendaftar ulang berada, kiri kanan jalan kampun penuh dengan parit, trotoar belum tertata rapi, 1500 m setelah dilewati dengan berjalan kaki bertiga sampai di pusat management kampus tempat pendaftaran. kemudian menannyakan pada Satpam mana jalur angkot yang singkat menuju joyoboyo, terminal angkot dalam kota Surabaya.

Angkot Letter P

Ankot ini tidak lebih dari pada seperti angkot yang lain, berwarna kuning keputih-putihan, biasa didalamnya terletak bangku duduk yang memanjang dan nempel di dua sisinya. Angkot ini yang mengantar aku bertiga bisa keluar dari ITS setelah berjalan 1000 m dari pusat management
Angkot ini sangat erat hubungannya dengan para mahasiswa, naik angkot ini dan pasti akan berjumpah dengan para mahasiswa, banyak yang saya lupa tentang Surabaya, tetapi naik angkot ini mengantar kenangan yang lama hilang,
Tanpa sepengatahuan saya Angkot ini melewati Ngagel Jaya II Kompleks perumahan mas Ajar Sanjoyo.
luar biasa akan diputuskan turun atau tidak, akhirnya turun juga, saat itu jam menunjukan jam 14.30. panas menyengat kota Surabaya terasa dikulit, jalan yang hancur kerena terkena genangan air sewaktu hujan.
Tapi memang jalur P ini adalah hubungan terpendek antara Terminal Joyoboyo dan ITS Sukolilo

Tiada ulasan: