selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Rabu, Mei 30, 2007

Pak Kisdi meninggal dunia

Rabu, 2 Mei 2007.

Pagi hari setelah shalat tahajud dan menjelang shalat shubuh, dari pengeras suara Masjid, diumumkan jikalau pak Kisdi telah meninggal jam 02.30 tadi pagi.Pak Kisdi ini adalah warga perumahan Puri Cileungsi, beda RT tetapi satu RW dengan saya.

Ia terjatuh hari sabtu kemaren ditempat dimana saya menobrok kijang kayu, dilokasi itu memang sering terjadi kecelakaan, angka kematian di ruas Cileungsi dan Gandoang sangat tinggi.

Sehabis shalat shubuh berjalan dengan istri menuju ke rumah Duka, sesampainya disana ternyata jenazah belum datang, setelah silaturahmi dengan warga yang sudah datang pagi itu, bersama istri mengundurkan diri dengan janji dalam hati jam 08.00 akan kesini lagi.

Berjalan pulang melewati perumahan yang semuany sibuk menghadapi pagi, ada yang sibuk mengantar anaknya ke sekolah, ada yang persiapan kekantor, dan dirumah semuanya lagi libur hari ini.

Shalat dlhuha dan disusul istirahat sebentar dan sekitar tepat jam 08.00 berjalan kembali kerumah duka bersama Yasin, Yasin saya motivasi bahwa sering melakukan shalat jenazah akan mendapat rahmat dan kemudahan, apalagi sebentar siang akan memebeli tiket bus Sumber Alam tujuan Jogjakarta, kalau mau ikut harus menyisihkan niat di hati untuk mau menyalati jenazah.

Sesampainya dirumah duka ternyata Jenazah sedang dimandikan, saya duduk dilur bersama Yasin menerima salam beberapa kerabat RT dan RW yang hadir, saya perhatikan dengan jarang nya saya bertemu dengan mereka, rata – rata satu persatunya orang di perumahan Puri ini sudah pada makmur, sudah gemuk- gemuk.

Saat jenazah akan diberangkatkan saya menyelinap masuk dan mengambil foto ternyata sangat sibuk sehingga hasil foto goyang dan kabur, saya berjalan dahulu bersama Yasin menuju Masjid dimana jenazah akan di shalati sambil memotret kedatangan para warga yang akan menyalati dan kedatangan jenazah.

Setelah di Salatain Jenazah berangkat ke kuburan saya dan Yasin berjalan pulang untuk bergegas menuju tempat pembelian tiket bus Sumber Alam tujuan Jogjakarta.

Yang ikut membeli tiket, Fifi ngak mau ngak, Yasin juga ngak mau ngalah, Istri sehinga motor sangat berat terasa.

Baru keluar sudah dihadang dengan hembusan angin kering yang membawa debu, saya dan semuanya tidak membawa pelindung hidung, sehingga sering-sering menutup nafas.

Setibanya ditempat pembelian tiket, langsung membeli tiket empat orang, saya Tyas, Yasin dan Pak Damanhuri. Dapat nomer duduk 1,2,3 dan 4.

Istri sempat berbicara dengan agen bus bagaimana cara membuat agen cabang di Puri Cileungsi untuk mpenjulana tiket Sumber Alam. Pihak agen meminta agar tempatnya ada disisi jalan raya sebab agen akan meletakan bus didepan agen, hal ini yang harus dipikirkan, konsep kita jangan mengeluarkan uang terlebih dahulu, apalagi sampai sewa ruangan segala.

Menjelang pemberangkatan, hujan deras dan terpaksa harus naik ojek semua, untuk itu diperlukan ojek 2 buah.

Sewaktu mendaftarkan diri, untuk menukar tiket pesanan pagi untuk dirubah menjadi tiket pemberangkatan, saya disapa dengan tetangga se perumahan yang berangkat juga dengan Sumber Alam.

Jam 17.00 bus berangkat dengan jumlah penumpang sebanyak 16 orang dan langsung dihadang kemacetan luar biasa sehingga sampai di Batar Gebang sewaktu bus menjumpai pak Damanhuri, waktu sudah menunjukan jam 19.00.

Bus menuju ke Pondok Ungu dan menerima banyak penumpang, bus berangkat ke Jogjakarta jam 20.00 dengan jumlah penumpang 56 orang.

Jam 23.00 masih di Indramyu, keadaan memang masih sepi, kemacetan dijalanan tidak ada.

Sekitar jam 24.00 Bus sampai di Brebes, akan belok kanan memasuki jalan khusus ke Purwokerto, berarti memisahkan diri dengan jalan Pantura, kalau lurus jalan ini akan mengantar ke Pemalang, Semarang dst

Tiada ulasan: