selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Rabu, Mei 30, 2007

Yogjakarta hari ke dua

Jumat, 4 Mei 2007.

Jam 02.00 saya masuk ruangan untuk tidur malam lagi sebab mengantuk sudah datang.

Jam 03.00 Hp berbunyi dan mengerjakan shalat Tahajud.

Jam 04.00 saya berjalan keluar kompleks untuk mengerjakan shalat shubuh di Masjid IAIN diseberang jalan.

Jam 04.30 saya kembali keruangan dan membangunkan anak-anak untuk bangun, kemudian nonton TV Pagi, menunggu lama bosan acar dipagi hari akhirnya diputuskan untuk jalan-jalan.

Jalan-jalan pagi hari masih sepi, Jogjakarta sangat kotor, sampah berserakan dimana mana, didepan gedung Wanita, kemudian berjalan melewati hotel, dan sampah terlihat bersih.

Dipersimpangan jalan saya bertiga memasuki jalan Gejayan dan masuk pasar, ujung jalan Gejayan ini agak spesifik yaitu banyak pepohononan dan banyak pertokoan, berjalan ini mengingatkan sewaktu jalan- jalan juga dengan Tyas di ujung Pulau Madura.

Sepanjang jalan banyak toko roti yang buka, Cuma sayang selera makan sudah tertutup dengan makanan dari penginapan.

Bertiga memasuki pasar Gejayan, pasar termasuk kecil tetapi bersih, parkir sepeda motor saja yang meluber hingga ke jalan raya, sehingga jalan macet dibuatnya.

Yasin sangat tidak bisa menikmati suasana pasar, sepanjang jalan perlahan dipasar minta cepat saja, kalau bisa cepat apa yang dicari dan dibeli dan keluar dari pasar.

Banyak kue yang dilihat tetapi pertimbangannya kalau dibawa ke Jakarta apakah tidak rusak.

Akhirnya keluar dari pasar tidak membeli apa- apa hanya sempat memotret menggunakan tustel kantor yang dipinjam, memperlihatkan bagaimana Tyas dan Yasin berjalan berendengan ditengah pasar Gejayan Jogjakarta.

Perjalanan menuju penginapan pagi itu diwarnai dengan tertawaan melihat reklame sehat kaki, yang dibayangkan anak-anak sehatnya kaki dengan olah raga tetapi adalah dengan terapi refleksi.

Soal refleksi- refleksian ini anak- anak sangat memahami sebab kalau saya sudah sakit perut terutamanya, anak-anak yang saya suruh menekan dititik sakit sampai perut terasa enak.

Memasuki ruangan makan dipenginapan ada beberapa orang sudah mulai makan pagi, makan pagi dengan lauk pecel dan tempe dan telor dan mie.

Mandi dan shalat Dhluha, kemudian memasuki runagn sidang, pembahasan dilanjutkan dengan pemaparan Mitigasi Bencana.

Saya memberi saran pada pembahasan Nabire berkaitan dengan Mitigasi Bencana Alam, terutama gempa, sebab saya tidak melihat langka – langka si pemapar bahwa masyarakat Irian terutama masyarakat Nabire sangat menyukai duduk digardu pos penjagaan, mengapa tidak dipasang leaflet di gardu penjagaan berupa bagaimana menghindari diri pada saat gempa, bagaimana memilih tempat penyelamatan diri terhadap ancama gempa laut yang melahirkan tsunami.

Pada saat terjadi sidang sekitar jam 08.30 saya dengan Yasin keluar naik becak untuk membeli tiket pulang ke Jakarta nanti sore dengan kereta Progo.

Saya menawar becak seharga Rp 5000,- untuk mengantar ke stasiun Lempuyangan, dan menikmati berbecak berdua dengan Yasin, sebab Tyas saya tugaskan untk mencatat semua apa yang didengar soal pertemuan.

Tiba di stasiun ternyata loket masih tutup, kemudian melanjutkan kepasar Lempuyangan, membeli bakpia patok seratus butir, bumbu pecel satu bungkus sekilo, dan rempeyek renyak kecil putih empat bungkus dan empyang kacang jahe empat bungkus, semua habis Rp 62 500,- dan akan diambil nanti sore menjelang pemberangkatan kereta.

Balik kestasiun dan ternyata loket buka tepat jam 09.00, langsung membeli empat tiket terdiri dari tiga dewasa dan satu anak- anak. Kemudian pulang naik becak, saat itu dikereta sedang masuk kereta api Progo yang datang dari Jakarta.

Memasuki ruangan pertemuan dan pembahasan masih berlangsung.

Jam 11.15 saya meninggalkan ruangan sebab akan mengerjakan shalat Jumat.

Mandi terlebih dahulu kemudian disusul dengan Yasin yang mandi, kemudian berjalan menuju masjid IAIN.

Sepulangnya dari Masjid langsung memasuki ruangan makan dan makan bertiga dengan Tyas dan kemudian tidur.


Jam 15.00 saat adzhan Ashar dikumandangkan bangun dan mandi dan shalat dan persiapan berangkat, ternyata pak Daman tidak ada ditempat, ia jalan- jalan dengan pak Budi cari oleh- oleh.

Diatas meja saya tulis nomer tempat duduk di karcisnya dan jam keberangkatan barangkali ia sempat mengejar kereta.

Saya keluar dari penginapan bertiga dan berjalan melewati IAIN menuju rel kereta api, sepanjang jalan tidak ada tukang becak. Sehingga dapat becak selewatnya rel kereta.


Rp 4000 ,- berbecak bertiga sampai di stasiun, sebab memang jauh sih cukupan dekat juga jauhan, dalam perjalanan ke stasiun itu Yasin mencoba main terka-terkaan berapa jarak Jogjakarta Bandung, Jogjakarta Surabaya, Jogjakarta Jakarta, Yasin menjawab 140,100 dan 200, kalau kalah di gigit telinganya, ternyata sesampainya di stasiun semua jawaban Yasin salah, ternyata 390, 309 dan 524 Km.

Didalam stasiun menentukan titik dimana Tyas harus berada sebab semua barang dititipkan sementara dimana Tyas menunggu sedangkan saya dan Yasin mengambil oleh- oleh yang sudah dibeli tadi pagi.

Setelah memasuki pasar dan jalan bergegas mengambil oleh- oleh yang dititipkan. Yasin merengek minta makanan yang akan dimakan sepanjang perjalanan naik keret api, kemudian saya masuk ke mini market dan membelikan makananya seperti susu, minuman vitamin c, keripik, biskuat dan lainnya seharga Rp 19 500 ,- kemudian nasi bungkus yang akan dimakan di kereta tiga bungkus seharga Rp 9000 ,- dengan lauk gudeg kering dan sayuran dan tahu kuah.

Sewaktu memasuki stasiun jam sudah menunjukan pukul 16.30, ternyata pak Daman sudah sampai di stasiun dan sekarang sedang shalat.

Keadaan di stasiun sangat ramai sekali, kelihatannya kereta api penuh.

Jam 16.35 kereta di langsir menuju jalur pemberangkatan jalur dua, dan kemudian penumpangbergegas naii ke gerbong masing- masing, saya masuk gerbong 5 nomer duduk 11 e dan f dan 12 e dan f.

Tepat jam 17.05 kereta berangkat meninggalkan Jogjakarta.

Shalat maghrib sewaktu kereta berada disekitar stasiun Sentolo, banyak penumpang yang naik. Kemudian dilanjutkan dengan makan malam kemudian berbicara- sedikit dan tidur sambil duduk.

Sesudah stasiun Kroya sekitar 5 Km setelah Kroya terjadi ansiden, kereta yang dinaiki menabrak pik up terbuka suzuki carry, mobil dalam keadaan ringsek tetapi tidak terberitakan ada yang meninggal, dimungkinkan penumpangnya sudah menghindar terlebih dahulu sebelum kedatangan kereta.

Hal ini dirasakan sewaktu saya berbicara banyak dengan pak Daman mengenai pekerjaan tiba- tiba kereta serasa direm mendadak dan berhenti, ternyata sewaktu saya melihat kesisi jendela di sebelah bawah sudah terdapat mobil yang riksek tersebut.

Memasuki stasiun Purwokerto sekitar jam 22.00 malam.

Tiada ulasan: