selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Rabu, Mei 30, 2007

Pulang ke Jakarta

Senen, 14 Mei 2007


Jam 03.00 pagi Hp berdering membangunkan untuk segerah melakukan shalat Tahajud, istirahat sebentar kemudian tedengar adzan Shubuh, saya keluar menuju masjid doi kompleks Bulog itu juga, saya menjadi iman shalat shubuh dan makmumnya satu orang yaitu penjaga masjid itu juga.

Saya kembali keruangan membangunkan anak2 untuk shalat, hasbis shalat tidur lagi, kemudian mandi dan persiapan untuk mengikuti acar Seminar Lumpur Lapindo.

Sewaktu mobil jemputan datang, hanya menyisahkan satu orang yang terangkut, dipilih pak Budi saja yang berangkat dahulu, kemudian saya akan dijemput belakangan.

Dijemput belakangan ini lah yang menjadi pertanda bahwa saya tidak ikut seminar Lumpur Lapindo pagi itu.

Saya dan Anak-anak menunggu di wisma Bulog hingga jam 11.00 siang, jemputan belum datang juga.

Fifi sangat gelisah, apalagi ia sakit perutnya, sudah dua kali ia berak- berak pagi ini.

Sudah saya bawa tidur dikamar, untuk menenangkan anak- anak yang sangat- sangat gelisahnya, setelah berfikir dan memasuki alam supranatural untyuk meminta petunjuk, disadari bahwa saya hari ini ter sudutkan dalam situasi jelek, rapat lapindo hanya dilakukan sehari ini tetapi saya sudah datang ke Surabaya, tidak dijemput, dan tidak tahu alamat hotelnya.

Beberapa kali ibu penjaga wisma saya tanya soal hotel yang dimaksud ia tidak tahu juga.

Akhirnya diputuskan pulang ke Jakarta, sebab akan ke Wonorejo sampai siang hari ini ibu ngak bisa dihubungi.

Chek out dipenginapan Bulog dan berjalan ke jalan raya Ahmad Yani didepannya untuk mencari angkot tujuan Stasiun Wonokromo.

Di Stasiun Wonokromo ternyata tiket untuk pemberangkatan ke Jakarta sudah tutup, disarankan untuk mencari tiket di Gubeng.

Masih distasiun Wonokromo, Fifi dan ibunya duduk di bangku panjang stasiun dan Yasin berdiri melihat datangnya Kereta Api yang lewat.

Tidak lama kemudian datang kereta api komuter yang melayani pinggiran Surabaya, saya dan anak- anak naik untuk menuju stasiun Gubeng.

Setibanya di stasiun Gubeng langsung membeli tiket Kereta Api Bisnis Jayabaya untuk pemberangkatan nanto sore tujuan Jakarta, anak- anak seharga Rp 96 000,- dan orang dewasa Rp 120 000,-

Semuanya terhitung Rp 436 000 ,-

Setelah itu memasuki ruang tunggu pembelian tiket untuk melakukan shalat Dhuhur dan meletakan tas dan setelah itu mengajak anak-anak mencari makanan yang akan di makan selama naik kereta api malam.

Berjalan bertiga saya, Fifi saya gendong dan Yasin saya tuntun, menyebrang jalan menuju supper market besar Delta. Yang dibeli adalah semua makanan kesuakaan anak- anak, terutama Yasin ngak lupa paket nasi dan ayam goreng dan minuman air plastik gelas.

Memasuki stasiun kembali sambil persiapanmelakukan shalat ashar. Dan stelah itu keluar menuju peron sebab tidak beberapa lama lagi KA Jayabaya akan datang.

Betul juga dikejauhan terlihat sinar lampu sorot lokomotif memberitahukan bahaya melintas, dan gerbong putih memajang kecil yang menyatakan bahwa itu kereta api kelas bisnis.

Setelah benar- benar kererta berhenti anak-anak naik mencari gerbong lima dan nomer tempat duduk 5 ab dan 6 ab.

Kereta berangkat, kita lupakan kenangan jelak kota Surabaya. Susun stamina sebab pekerjaan masih panjang menunggu.

Anak-anak senang dan hiruk pikuk naik kendaraan, dan makannan yang tadi dibeli sekarang dimakannya.
Kereta a[pi Jayabaya berangkat dengan kapasitas terisi separuhnya sehingga banyak tempat bisa untuk tidur rebahan.

Tiada ulasan: