selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Rabu, Mei 30, 2007

Rencana Pertemuan Lumpur Sidoharjo

Senen, 7 Mei 2007.

Kekantor seperti biasa, hanya kali ini yang dibawa dari rumah ada baju dalam untuk ganti dan baju kaos, kemudian ada beras setengah kilo untuk dicampur dengan beras yang enak di kantor yang juga beratnya juga tinggal setengah kilo, sebab sudah tiga kali dimasak, ada tauge dan ada tomat, juga ada ikan matang yang kemaren dibeli di pasar dan daging gule padang.

Jam 14.00 siang pak Budi menghampiri saya untuk menawarkan tiket pesawat terbang ke Surabaya.

Guna membahas Lumpur Sidoharjo pada tanggal 14 Mei 2007, hanya dapat uang jalan dua hari saja.

Saya tetap naik kereta api.

Habis Ashar pergi ke Carefure untuk membeli bahan-bahan lembur berupa kue, susu dan aple.


Masalah laporan Lakip, kelihatannya sulit banget, beberapa tangan yang telah memperbaiki tetapi juga ngak beres, saya sengaja melempar Lakip ini ke pak Daman, tetapi hasilnya tidak memuaskan.

Coba saya akan tangani sendiri.

Ashar mulai diumumkan siapa- siapa menteri yang digeser dan siapa menteri baru yang didudukan dikabinet, menteri yang seumur dengan saya Yusril Ihza Mahendra kena pinalti kehilangan dukungan menjadi menteri, dan dia terdengar menolak pilihan pengganti jabatan sebagai duta besar di Malaysia, selama sepak terjangnya yang saya nilai adalah beberapa bulan belakangan ini ia terlihat berani menyalahi hukum publik.

Mulai menantang orang – orang cerdik pandai dipelosok negeri untuk beragumentasi hukum perihal uang Tomy yang masuk ke aliran kas rekening Departemen Hukum dan Ham.

Hal ini yang menggambarkan rapuhnya si Yusril, sehingga dalam kapasitas ke presidenan, SBY memandang perlu untuk mengabaikan Yusril.

Saya sempat tidak yakin terhadap posisi menteri- menteri baru dalam kabinet bersatu jilid tiga ini.

Saya sempat berfikir orang-orang ini adalah orang- orang hebat, para menteri maksudku, yang kurang hebat kinerjanya ya Presidenya sendiri.

Presiden kurang terampil seperti Sudirman, kurang loby seperti Suharto, kurang patriotik seperti Sukarno.

Sewaktu pengungsi Lapindo dari Porong datang ke Jakarta malahan sang Presiden pergi ke Bogor, dalam acara makan durian.

Pada hal Presiden kan dipilih langsung oleh rakyat, apakah para pengungsi yang datang ( Tanggul Angin Sejahtera ) itu tidak secara perkasa membela pasangan SBY sewaktu kampanye pemilihan Presiden kemaren.

Sangat perkasa bagiku sebab saya tahu siapa orang Sidoharjo. Dan sekarang yang dibela malahan pergi ke Bogor, walau toh akhirnya beberapa hari kemudian mereka diterima oleh Presiden sendiri, tetapi Presiden sudah kalah satu point strategis, inilah yang membuat saya bertanya apakah betul sang Presiden itu tanggap disetiap peristiwa, titis ing weruh, sumringah ing waton.

Adzhan Maghrib terdengar, saat bergembira untuk buka puasa, kali ini buka puasa tidak pakai jus sayur, perut terasa panas.

Jam 19.30 baru mulai makan nasi, hal ini disebabkan kerena tidak ada yang berinisiatip untuk menyuruh siapa yang membeli nasi dan uang siapa.

Seperti biasa saya mengisi dahulu dengan makanan kue- kue yang ada dimeja kantor.

Betul juga sehabis makan malam perut masih ngak enak, cocoknya ya di kasih pahit-pahitan, saya mengambil daun pepaya lima lembar dan memakannya didepan pak Budi.

Pak Budi berbaring sakit kerena asam uratnya meninggi sehingga persendian kakinya ngak bisa ditekuk.

Betul juga, setelah memakan daun pepaya, perut terasa enak dan bisa berkosentrasi untuk melihat kekurangan pekerjaan selama ini.

Jam 23.00 menaikan sepeda motor ke dalam lobby kantor.

Tiada ulasan: