selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Rabu, Mei 30, 2007

Rapat Pembahasan Laporan Pendahuluan Jogjakarta pertama

Kamis, 3 Mei 2007.

Jam 05.00 baru sadar jikalau bus sudah sampai di Kebumen, shalat shubuh masih diatas bus, dan bus tetap berjalan, penumpang sudah mulai turun.

Perjalanan sangat lambat sebab kehidupan kota-kota yang dilalui sudah bangun, ditandai dengan kesibukan pasar dan keramaian anak sekolah yang menyita ruas jalan sehingga jalanan menjadi sempit.

Masuk Jokjakarta jam 08.30. turun di terminal Giwangan, dan langsung naik Taksi,.Rp 30 000 ,- mengantar ke IAIN yang didepannya ada Cipta Karya, tempat pertemuan.

Sesampainya disana langsung masuk Kamar dan dikamar terdapat tempat tidur tiga bed, kemudian sarapan pagi setelah itu mandi dan shalat Dhluha. Kemudian memasuki ruangan sidang pembahasan laporan pendahuluan.

Tyas dan Yasin menyusul kemudian dan langsung ikut duduk dibelakang.

Acara memang sudah dimulai tetapi perjalanannya belum cepat sehingga masih bisa dikejar, pemaparan pertama adalah balai Surabaya, memaparkan pembahasan laporan pendahuluan

1. Penelitian Sosial Ekonomi Penyelenggaraan Jalan Lintas Timur Sumaera Bagian Selatan

Untuk ini saya memberi masukan, kerena luasnya jangkauan dan beragam permaslahan diperlukan dibuat model,
tapi dijawab dengan pongahnya, balai Surabaya memang termasuk orang pangah, disini tidak diperlukan penetrapan model.


2. Model Peran Masyarakat dalam Penyelenggraan Jalan Cimahi Jawabarat.

3. Model Peran Masyarakat dalam Penyelenggraan Jalan di Kabupaten Bangli Propinsi Bali.

Kemudian istirahat shalat dhuhur dan makan siang.

Jam 14.00 tepat memasuki ruangan dan acara paparan Balai Jakarta

1. Konsultasi publik dan Finalisasi model OP irigasi partisipasif, disini saya menyanggah soal pemikiran peserta yang beropini kepada si pemapar bahwa konsultasi publik kalau bisa dilakukan ber seri ( time series ) sehingga untuk mengentahu perkembangan suatu kemajuan kegiatan, sanggahan saya adalah konsultasi publik bisa dilakukan untukmenjelaskan bagaimana kegiatan itu dilakukan.
2. Sanggahan berikut adalah disini telah diasumsikan bahwa nilai rangsangan dana bantuan yang bersifat stimulan sebesar Rp 1 000 000 sampai Rp 2 000 000 ,- itu kan jelas stimulan sewaktu kegiatan masih ada, tetapi saat kegiatan tidak ada, bagaimana mencari dana stimulan itu sendiri, danan stimulan itu merupakan jiwa OP Irigasi Partisipatif. Sehingga jikalau ada finalisasi model, mengapa tidak diarahkan kepada mefinalkan kajian bagaimana mendapatkan satu sampai dua juta itu sebagai bentuk OP Partisipasif berjalan.
3. Paparan Pemetaan Sosial dan Penguatan Kelembagaan Masyarakat pada Cathment Area DAS Kritis.

Disini saya menyanggah perihal pendifinisian kritis nya sesuatu Yang tidak diuraikan dengan tepat, kemudian pemapar mendifinisikan sehat dan tidak sehatnya irigasi dengan sepotong kalimat sehat sebab pendifinisian sehat dan tidak sehatnya di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum adalah jelas dan terukur.

Kemudian soal lIteratur yang dijadikan pijakan analisa mengapa mengambil dari “selayang pandang “, SEPENGETAHUAN SAYA SELAYANG PANDANG TIDAK BISA DIAMBIL SEBAGAI SUMBER ANALISA. Tetapi sebatas pemberi informasi.


4. Pemaparan berikutnya adalah Kajian Persepsi Budaya terhadap Pengelolaan Sumber Daya Air.
Disini saya memberi masukan apakah pada wilayah Kalimantan dimana banyak didatangi oleh orang asing dan dikelolah oleh Malaysia tetapi berbasiskan budaya Dayak.

Disini saya tinggalkan ruang untuk shalat Ashar. Saat itu anak- anak minta akan jalan- jalan sekitar kantor, saya memberi saran berjalan kekanan jalan menyusuri trotoar sejauh 500 meter kemudian balik dan melewati sisi kiri sejauh 500 meter dan kemudian balik.

5. Acara berikut adalah Pemaparan dari balai Jogjakarta.
Membahas Kajian Sosial Penghunian dan Pengelolaan Rumah Susun

Disini saya hanya membeli masukan apakah efektifitasnya kajian ini terhadap perubahan prilaku penghuni rumah susun.

Paparan berikut Kajian Sosial Ekonomi Penghunian RISHA

Disini saya memberi masukan dimana slot masyarakat adat masuk dalam design RISHA, soal isi pemaparan bahwa RISHA bisa diterima oleh masyarakat sebab terbukti masyarakat bisa mewujudkan dalam penggunaan yang berbeda, RISHA di fungsikan sebagai rumah tinggal, RISHA difungsikan sebagai tempat suci, bukan itu berarti bahwa masyarakat menerima RISHA .

Paparan berikut adalah Kajian Sosial Ekonomi Penerapan Insenerator.

Disini saya memberi masukan bahwa suatu saat nanti Insenarator yang sekarang dihindari sebabagi salah satu alternatif pemusnahan sampah domestik, penduduk akan menerimanya, tetapi dengan syarat – syarat yang mengikat, mengapa kajian tidak memposisikan dirinya sebagai selangkah maju terlegih dahulu kedepan.

Seperti perencanaan Airport, setiap orang tahu tinggal atau hidup berdampingan dengan Airport adalah tidak enak, sehingga diperlukan beberapa regulasi, dengan sistim pen zoningan.

Sehingga 100 meter dari insenerator adalah hutan hijau, 400 meter padang rumput dan semak dan taman bunga, dan 500 meter adalah penghunian penduduk.

Acara menjelang maghrib masih berlangsung panas, saya tinggalkan untuk mengimami anak-anak untuk shalat maghrib di musolah, ternyata anak- anak lebih senang menonton TV sebab TV nya TV Kabel, dan pilihan acaranya banyak.

Saya tetap menjalankan shalat Maghrib berjamaah dengan beberapa orang di penginapan, setelah itu saya hampiri anak- anak yang sedang menonton bahwa melihat tingkah laku sedemikian, nanati kalau bapak ada acara lagi, ngak usah ikut. Kemudian terlihat mereka bergegas keruangan untuk mengerjakan shalat maghrib.

Saya kembali ke ruangan sidang yang belum juga usai, ternyata sudah bubar, sebab saya berjumpa rombongan yang baru keluar dari ruang sidang dan saya tetap masuk keruangan untuk mengambil beberapa catatan saya.

Malam menjelang, tetapi makan malam belum disiapkan, kesempatan utnuk menelpon ke Jakarta berbicara dengan anak- anak, telepon diterima dengan Astari dan membayar Rp 500,-

Kemudian saya tawarkan kepada Yasin untuk berbicara dengan ibunya asal saja tidak melewati harga Rp 1 500,- ia pun mau dan berbicara dengan ibunya.

Acara makan malam pun dimulai, sayur bayam di beri santan dengan lauk dendeng paru, tempe goreng dan kerupuk.

Setelah itu saya kembali kekamar dan mengerjakan shalat Isya dan berbaring kecapaian, saya lihat anak- anak keluar dari ruangan dan menonton TV.

Jam 23.30 saya terbangun sebab sudah tidak bisa tidur lagi, sementara Tyas tidur di sisi kanan saya dan Yasin tidur di sisi kiri saya, sedangkan pak Daman tidur ditemat lain kamar.

Saya menuju keruangan makan yang kalau malam dijadikan ruang menonton TV. Saya mencari siaran TV mode kesenangan saya tetapi tidak ada sehingga saya lebih tertarik dengan acara TV Traveling yang menceritakan pernik- pernik kehidupan di Mesir.

Tiada ulasan: