selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Selasa, Disember 28, 2010

Berangkat ke Jogjakarta




Minggu, 12 Desember 2010.

Senen, 13 Desember 2010.

Semenjak kemaren sudah di ingatkan jikalau berkas tagihan pengelolah teknis yang sekarang sedang di perbaiki oleh ibu beby di Cipta Karya Tata Bangunan harus di setorkan kembali ke Kementerian Kelautan dan Perikanan hari ini paling lambat jam 13.00, sehingga untuk itu saya harus kekantor hari ini, berangkat tidak ada hujan, suasana puasa hari Senen, lancar saja, Fifinya ikut sampai sekolahan, sedikit ada tidak enak adalah saat berangkat tadi pagi mengapa kok jatuh pada baju telor asin yang sudah sangat kumal tetapi masih pantas untk kekantor, Cuma warnanya yang redup apalagi mengenakan celana panjang warna coklat pemerintah daerah, dan atasannya baju telor asin pudar jadilah serba kurang.

Setibanya di jalan Kebun Binatang, ujungnya jalan Buncit, macetnya luar biasa, sehingga putuskan untuk mencari jalan menyimpang kekiri saat di sekitar lampu merah kedua dari arah Ranggunan, belok kiri yang sama sekali saya tidak tahu, tetapi kecepatan motor bisa naik, dan setelah bertanya berberapa kali akhirnya tiba juga di kawasan Blok M Kebayoran Baru, dan langsung kelapangan parkir Menteri Perumahan Rakyat.

Berjalan di pinggiran jalan dan tiba di Masjid Al Azhar untuk menyampaikan sodaqoh, saat itu di dalam ruang kecil Al Azhar Peduli itu sedang diadakan pembacaan doa masuk kantor, rupanya masih pagi suasananya, setelah proses doa mengiringi sodaqoh selesai langsung masuk halaman departemen pekerjaan umum dan naik ke lantai 5 untuk menjumpai sdr beby untuk meminta berkas yang akan di kirim ke Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Bermotor terus dan jam 10.00 sudah tiba di Kementerian Kelautan dan Perikanan, hanya lima menit di sana setelah menandatangani semua berkas saya tinggalkan kantor itu, di saat pintu keluar saya memilih kekanan ke stasiun Gambir, pada hal setibanya di sana jalan belok kiri memasuk Lapangan Monas di tutup, macetnya luar biasa, saya hanya bisa jengkel sendiri.

Cukup lama saya harus mengitari jalan ini dari Kelautan ke Gambir belok kanan Masjid Is Tiqal dan Belok Kanan lagi Kementerian Dalam Negeri belok kiri lagi Kementerian kelautan, saya banyak – banyak ucapkan astagfirulloh sebab ini yang namanya membuang waktu dan premium, benar salah ambil jalan.

Tugu Tani, jalan Rasuna Sahid dan belok kiri ke jalan Cassablanka, ParkLine hotel, Kampung Melayu dan terowongan jalan belok kanan langsung menuju lingkaran balik dan belok kiri menuju Cawang, saya putuskan pulang saja.


Jam 11.30 sudah memasuki kemacetan di Cibubur, adzan Dzhuhur terdengar dan masuk masjid depan Lagenda Wisata, shalat disana sambil mengaji sebab kemacetan terlihat di bawah masih mengalir tersendat, setelah itu turun dari masjid dan hidupka motor berangkat lagi menempuh kemacetan yang panjang, apa yang terjadi diujung kemacetan, ada mobil sedan dan ada anaknya di didalam mobil dan macet di tengah jalan, berhenti total, mungkin orang tuanya mencari pertolongan, berhentinya mobil di jembatan ini yang menyebabkan kemacetan sepanjang 7 Km lebih. Luar biasa.

Maghrib, buka puasa dengan kacang ijo.


Selasa, 14 Desember 2010.

Ke Bengkel pagi ini sebab sejak berangkat dari rumah dengan Fifi motor berjalan tersendat- sendat, setibanya di bengkel yang baru buka pagi itu sekira 100 meter sebelum perempatan Cikeas.

Di bengkel yang keren itu yang diterima oleh anak muda sepantar usianya Aswan, yang senang motor juga dan yang senang menjalankan bisnis bengkel keluarga yang mewah, tidak seperti bengkel lainnya yang kotor, motor saya di coba di naiki dengan masinisnya dan ia tahu penyakitnya hanya ganti busi motor sudah baik lagi, langsung berangkat kekantor, hujan turun di Cibubur dan berhenti di Cibubur kantor Tentara Zeni.

Jam 12.30 dapat perintah ke Jogjakarta yang berangkat dari kantor 21 orang.




Rabu, 15 Desember 2010.

Berangkat ke Jogjakarta tanpa tiket, tiket di setujui akan di beriakn di terminal garuda airport Cengkareng. Berangkat dari rumah jam 06.00 berjalan kaki menuju ke depan sekitar 700 meter, udara cerah dan kesibukan pagi dan genangan sisa air hujan semalaman membuat jalan kaki sedikit terganggu.
Setibanya di Cileungsi sempat mencari tempat untuk buang air kecil dahulu. Jam 06.50 naik angkot 121 tujuan Kp Rambutan, perjalanan pagi ini cukup ramai dan sedikit tersendat jam 07.10 saat angkot masih di kawasan Kranggan saya di serang ngantuk yang amat sangat, naik angkot kok bawaannya ngantuk melulu.
saat memasuki jalan Tol, sedikit macet.
Jam 07.41 mulai menaiki bus Damri, setelah meletakan tas turun dahulu untuk buang air kecil dahulu.
Naik Bus Bandara dari terminal Kampung Rambutan berangkat dari kp rambutan jam 07.35.

Undangan dari SMS Manajer Konstruksi UIN Ciputat baru masuk terpaksa di batalkan.

Jam 08.14 bus Damri terhalang macet di pintu keluar Cawang. Saya sampai menegakan sandaran kursi yang rusak untuk melihat sampai dimana posisi bus sekarang.

09.24 turun di Bandara di depan gerai Garuda, suasana cukup ramai, dan harum aroma kopi semerbak memenuhi udara bandara internasional ini, berapa banyak orang yang telah di terbangkan dan berapa banyak orang yang telkag di turunkan, lama juga jasa terminal ini, yang saya tahu pertama kali saya kesini saat tahun 1983 sewaktu ada pendidikan pelatihan kepemimpinan nasional dan P4 tingkat Manggala yang di selenggarakan oleh KNPI.

09.27 mencari dimana musholah berada, dan langsung shalat Dlhuha, banyak juga muslim yang shalat dlhuha, baik yang bekerja disini dan yang sebagai musafir.

09.30 Duduk di depan gerai kopi dan mulai makan donat yang dibawa dari rumah, saat ini pak Helmi baru masuk ruangan dan menitipkan tas nya sementara ia menuju ke pengurusan tiket.

09.38 Tiket sudah di serahkan Kasirin di tangan setelah saya berteriak dari kejauhan, sebab saya lihat dari sejarak itu Kasirin masuk saja ke Bandara tanpa memperhatikan jikalau ia membawa tiket saya, mendengar suara saya Kasirin keluar lagi dari antrian dan menyerahkan tiket.

09.39 saya kembali ke tempat duduk menunggu tadi sebab tas nya pak Helmy dan tas saya masih berada di situ.


09.45 saya putuskan masuk bersama pak Helmy, di dalam ruangan bording pas mengular antriannya, saya di tanya membawa begasi pak, tidak kataku kalau begitu bisa di sana pak, orang itu memberi jalan sambil di berjalan terlebih dahulu menunjuk arah, penerbangan luar biasa pagi ini, kalau begini ke adaannya maka sudah sewajarnya jikalau di rencanakan bandara baru.

di pojok itu terlihat orang yang sedikit mengantri hanya satu orang di depan saya tetapi orang itu mencari pengembalian uang Rp 5000,- dari airport tiket yang dibayarkannya malahan susah amat, ia terlihat berjalan berlima dengan dua anak gadis remajanya, bapaknya ada se usia saya, tetapi lebih ke arah etnis chinna pikirku.

Tiba giliran saya dan semua beres, saya minta duduk di mana saja yang penting di jendela di sisi kanan, sebab ingin melihat daratan pulau Jawa pagi ini.

Saya melihat rombongan yang dari kantor terhambat boarding pasnya sebab di antrian yang banyak orang yang punya barang begasi.

Masuk perlahan lahan setibanya di undakan terbawah untuk mulai naik tangga, banyak sekali antrian, setelah selesai pemeriksaan ke dua, berjalan lurus menuju pinti G 4.


mencari duduk baik untuk mulai makan nasi udug yang di beli oleh istri tadi pagi, baru makan beberapa suap kok dada sebelah kiri sakit, berarti makanan ini sudah sewajarnya di buang.

Dari arah pintu masuk saya melihat rombongan dari kantor mulai masuk ruangan, berbanyak orang, dan mengambil tempat duduk di sisi kiri dan 90 derajat membentu sudut tempat duduk dimana saya berada.

tiba- tiba di samping saya masuk dua orang bapak dengan tiga orang ibu usia diatas 50 tahunan mengambil duduk di sebelah saya, kalau dari semua pembicaraan yang saya dengar mereka adalah orang jawa yang menjabat di Kalimantan, entah Kalimantan mana, saya ngak menyimak lebih jauh.

jam 10.20 berita keberangkatan sudah di umumkan, berjalan menuju ke pesawat, dan duduk di no 22 C. sisi Jendela.

kalau dari deretan tempat duduk berarti sisi kanan.

Pesawat mulai bergerak, dan menuju ke landasan pacu, saya memeperhatikan banyaknya pesawat berbadan besar yang sudah ngak ada lagi mesinnya.

Diatas Jakarta mulai mendung, Jakarta hilang dari pandangan mata sebab terhalang oleh mendung yang menggantung.

ternyata dimana- mana awan putih menutup permukaan sehingga tujuan duduk disebelah jendela tidak berhasil sebab pemandangan kebawah tak nampak sama sekali.

Perjalanan sudah agak lama, tiba tiba di sebelah kanan saya kok ada laut, ngak mungkin laut kan di jendela sebelah kiri pikirku, mungkin saja kalau pesawat ada di pesisir pantai selatan kota Jogjakarta, oh ya bener juga sewaktu melihat dari kejauhan kota Bantul, dan persimpangan jalan kenuju Bantul, bisa jadi rute ini di lakukan untuk menghindari terpaan debu g8nung merapi yang masih aktip.

Akhirnya pesawat mendarat juga dengan suasana mendung masih menyelimuti.

Sedikit terkejut kok ada kereta api di sisi airport, sebab saat itu otak saya masih melihat kondisi airport Jogja ini kok situasi dengan letak jalan kereta apinya kok seperti mendarat di Bandara Ahmad Yani Semarang, yang juga di sisi luarya ada jalan kereta apinya, sehingga tidak sengaja saya bertanya, lho kapan membuat stasiun kereta api di samping bandara udara ini.
Sopir taksi yang saya naik itu berkata kan sejak dahulu pak, lho saya minta maaf sebab saya pikir di Semarang.









Kamis, 16 Desember 2010.

Masih di Jogjakarta hari ke dua

Jam 04.00 saat adzan shubuh merebak, saya masih shalat sunah, sebab bangun sejak jam 03.30, sehingga sedikit sekali waktu mengerjakan shalat tahajud. Pak Parmin sudah berdiri di depan pintu mengajak untuk shalat Shubuh berjamaah, di musholah di samping.

Setelah shalat kemudian di lanjutkan dengan berjalan kaki tanpa alas kaki bersama pak Permin, tujuannya ke arah kanan dari halaman penginapan Cipta karya di jalan solo itu.

Memasuki pasar Gejayan, belok kanan dan terus memotong jalan kecil, jalan yang sama yang pernah di lewati sewaktu berjalan dengan pak Pardino beberapa tahun yang lalu, suasana pasar pagi itu masih sangat sepi belum terlalu ramai pembelinya.

Setibanya di depan kantor tidak langsung balik tetapi tetap jalan lurus melewati sungai gajah wong dan berjalan terus sampai di pusat bisnis.




Jumat, 17 Desember 2010.


Masih Di Jogjakarta hari ke tiga.


Pagi masih menyisahkan dingin, Jokjakarta masih nyenyak dalam tidurnya, saya sudah terbangun jam 03.00 pagi ini dan keluar berjalan menuju ke kamarnya pak Parmin untuk membangunkan untuk bersegera shalat tahajud.
Setelah shalat sepagi itu saya mencoba memakan kue yang selalu saya sisihkan setelah acara malam dengan minum teh hangat yang di letakan semalam dalam termos.

Adzan shubuh terdengar, keluar dari kamar dan pak Parmin sudah keluar juga, di Musholah penginapan Cipta Karya itu saya mengambil posisi untuk adzan shubuh dengan suara yang tidak pernah lagi berteriak. Jadi suara adzannya hampir datar saja, sebab batuk masih membayang, akan menyerang sewaktu- waktu.

Shalat sudah di kerjakan dan sekarang berjalan berdua dengan pak Parmin menyusuri jalan Solo depan IAIN dan menuju ke arah Kota Jokjakarta dengan patung tugunya.

Jalan cukup jauh, dan terlihat gerombolan anak muda sambil bernyanyi dan menulis dan membaca dan ada yang membuka komputer, dan jumlahnya banyak di bagi dalam tiga gerombolan perkumpulan, apakah ini ekstra kurikuler, entahlah.

Timbul pertanyaan, apakah mereka tidak shalat shubuh, sebab shubuh belumlah beranjak jauh.

Berjalan terus dan dibawa palang papan nama besar sebuah toko emas terlihat seorang pelacur cantik di seberang jalan yang masih menjajakan dirinya untuk diambil langganannya, hingga sepagi ini ia masih belum laku, ini kam berarti hari Jumat dan tadi malam kan berarti malam Jumat, apakah ada hubungannya.

Memasuki beberapa hotel pagi ini untuk mnegetahui kepadatan hotel menjelang tanggal 25 Desember, Hotel Novotel masih kosong sebab harganya juga mahal, sedang hotel sebelumnya yang di lihat, hotel melati yang semalam harganya Rp 300 000,- sudah padat dengan pesanan hingga tanggal 2 Januari.

Kaki ini penat sekali, sangat sakit telapak kakinya setelah berjalan cukup jauh dari penginapan Cipta Karya di jalan solo menuju pasar Lempuyangan, sejarak 3,60 km bolak balik berarti 7,20 km saya tidak melihat angkutan umum yang cukup intesn di sini, tidak seperti di Jakarta, harus charter dengan harga yangdi tawar, membuat saya ngak berminat untuk berkendaraan.
Betapa kecewanya sesampainya di pasar lempuyangan, makanan bakpia yang dicari dikemas secara kasar dan harganya 1 butirnya Rp 500, dengan penampilan jelek, demikian juga makanan kesukaan yaitu belut yang di goreng kering, saat saya tanya harganya Rp 13.000 ,- tetapi sangat mengecewakan tampak luarnya, sudah di beli malahan liat/keras dan akhirnya ngak di beli juga, untuk tahun mendatang kalau ada acar ke Jogja saya harus membuang mencari oleh- oleh di pasar Lempunyangan ini.

Balik dari pasar lempuyangan dengan perasaan sedikit kecewa, sebab terbayang sudah jalan lurus yang panjang dan belok sedikit menuju penginapan sejarak empat kilometer kurang.

Saat itu itu dari emplasemen stasiun Lempuyangan yang bisa di lihat dari luar masuk kereta api Lodaya, dari Bandung tujuan Solo, kereta itu panjang juga sementara saya berjalan cepat di sisi luar stasiun, melintasi banyak taksi yang menawarkan tumpangannya, saya berjalan terus, sambil melihat arah jalan dimana di sudut mata terjauh terlihat panjangnya jalan yang mengecil di ujungnya, saya taksir tiga kali membaca surah Al- Fatiha sudah sampai di ujung terjauh penggal jalan itu.

Berkali – kali peristiwa ini saya lakukan untuk memotong kejemuan saat melintas ini.
Setelah tiba di halaman penginapan langsung masuk ruang pertemuan di lantai atas dengan kondisi telapak kaki yang sedikit kesakitan.

Jam 11.00 acara di tutup dan di lanjutkan dengan shalat Jumat di Masjid UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta.

Masjid baru yang baru di gunakan cukup bagus dengan menampung banyak mahasiswa dan penduduk luar yang ikut shalat di dalamnya.

Selesai shalat Jumat langsung di lanjutkan shalat Ashar, sebab pulang jam 16.00 sangat sulit mengatur waktunya.

Setibanya di penginapan langsung makan siang dengan nasi boks. Setelah itu masuk kamar lagi untuk mulai melipat pakaian dan memisahkan mana yang di bawa dan mana yang tidak di bawa.

Jam 14.00 pak Budi doel mengumumkan siapa yang akan ikut berangkat ke Bandara dengan kendaraan kantor, akhrinya yang berangkat dalam mobil itu, saya, pak budi dan anak buahnya yaitu ibu wied serta sopir kantor menuju ke Lapangan Terbang, tetapi mampir dahulu membeli oleh- oleh di ujung jalan masuk lapangan terbang.

Saya dapat bagian oleh – oleh bakpia patok dua bungkus dan satu bungkus gudeg dan temannya seperti krecek dan kacang tolo santan.

Masuk Bandara sekitar jam 14.30 dan langsung mengikuti proses pelaporan, boarding dan pencatatan, dapat duduk di nomer 23A pinggir jendela.


Setelah memasuki ruangan tunggu, ternyata di dalamnya telah berkumpul banyak sekali manusia yang akan terbang dengan beragam penampilannya.
Sebanyak ini manusia Jogjakarta yang bepergian dengan pesawat, ada yang ke utara dan ada yang ke timur dan ada yang ke barat, ke utara bisa ke kalimantan, ke timur bisa ke Makasar, Kupang denpasar, dan ke barat bisa ke Jakarta dan sumatera.

Cuma luar biasa sekali jumlah penumpang yang akan naik, seakan mendadak kaya semua orang Indonesia ini.
Jam 15.30 mulai memasuki antrian naik pesawat dengan pemeriksaan boarding pass terlebih dahulu.

Berjalan tegap menuju pesawat mendahulu rombongan yang lain yang sibuk dengan beban oleh- olehnya.

Duduk berdampingan dengan pak Budidoel

Awan menutup sepanjang perjalanan sehingga duduk di samping jendela tidak memberikan keuntungan.

Hujan turun sedikit diatas bandara cengkareng

Bertiga naik taksi dengan pak budidoel dan stafnya, turun di kantor, dan ganti mobil dengan mobilnya pak budi yang di jemput dengan sopirnya.

Turun di jalan baru langsung naik 121 tujuan Cileungsi.

Masuk rumah jam 21.00


Sabtu, 18 Desember 2010.

Tiada ulasan: