selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Selasa, Disember 28, 2010

Minggu 5 Sept - Sabtu 11 Sept 2010




Minggu, 5 September 2010.




Itikaf di Masjid Nurul Hidayah.



Senen, 6 September 2010.

Hujan turun sejak pagi, Yasin ikut ke kantor untuk mencari baju lebarannya yang belum muncul juga, sewaktu berangkat keluar dari rumah bersama Tyas ikut juga sehingga motor di naiki bertiga, Tyas harus mengurus pembayarannya di RSCM yang belum di urus saat transfusi darah hari Jumat kemaren. Setelah Tyasnya turun setibanya di Cileungsi Tyasnya turun untuk naik angkutan nomer 56 tujuan Cawang, dan setelah itu mampir ke penambalan ban, ban yang di bongkar hari sabtu kemaren sudah waktunya sih di ganti, tetapi kerena tukang tambal ban nya masih sanggup menambal, ya di tambal saja, hanya saja sewaktu memasuki penambalan ban kok terlihat aneh, ternyata management telah berubah, lokasi tetap sama, yaitu sama2 penambalan ban truk dan motor, tetapi pemilik yang lama sudah pindah usaha dan sekarang di isi pemilik baru yang datang dari Cirebon.

Mampir di masjid Kecamatan, shalat dlhuha, sewaktu saya shalat Yasinnya ngak shalat ia hanya duduk saja di emperan masjid dan berangkat lagi menuju kantor, setibanya di kantor Yasinnya ngak lepas dari komputer. Game yang sering ia mainkan.

Ternyata hari ini ada pemberian hadiah lebaran, setelah menerima bingkisan lebaran senilai Rp 750 000,- langsung yang dipikirkan adalah membeli lauk untuk sahur nanti malam.

Hujan masih turun, berlari ke carefure dengan Yasin sambil berlindung plastik dari hujan gerimis yang menyerang, gerimis tetap menyerang, dan sedkit kebasahan sewaktu memasuki carefure.

Di Carefure berusaha mencari baju buat Yasin, ngak ada, Yasin memang badannya ngak ada pas nya sehingga di bilang anak bukan dewasa juga bukan, dan Yasin berbisik kepada saya untuk pergi ke Cipulir saja pak.

Kerena sudah di Carefure, sempatkan membeli bandeng untuk lauk nanti malam.

Setelah shalat Dhzuhur langsung berangkat dengan Yasin ke Cipulir, menyusuri jalan Pondok Pinang ke Kebayoran Lama, hujan rintik-rintik, hujan tetap menggerimis dan jauh sebelum memasuki kawasan Cipulir macet kendaraan, sangat lambat, pikiran sudah harus memutuskan jangan parkir motor dekat Cipulir, jalan kaki saja, setibanya di Cipulir kepadatan manusia sedemikian banyaknya, sehingga motor di parkir agak jauh dari Cipulir, di depan bank BNI 46.



Berjalan di pinggiran jalan yang tak ada lagi trotoarnya, dimana pinggiran jalan yang sempit itu di isi juga pedagang kaki lima yang nongkrong di lapaknya. Sementara hujan masih mengguyur.

Pasar Cipulir siang itu di udara mendung dan hujan gerimis di lantai dua terlihat seperti pasar yang sunyi sebab banyak kios yang sudah tutup, nasib sin, banyak kios yang masih ternuka tetapi tidak memberikan kesempatan Yasin untuk memiliki baju baru.

Saya sudah ingatkan ke ibunya seminggu sebelum memasuki bulan Ramadhan jangan sampai saya di bebankan untuk mencari baju buat anak- anak, tetapi memang betul ibunya saat itu sudah mencari baju buat Yasin tetapi rejekinya Yasin dapat baju Koko, masa lebaran pakai baju koko. Katanya Yasin.

Tiga lantai bangunan itu sudah di jelajahi lelah rasanya kaki ini tetapi jalan terus sebab bajunya Yasin belum didapat.

Akhirnya di sarankan untuk menyebrang di lantai tiga ke Cipulir mallnya, dan di sana mulai menyusuri dari lantai atas ke lantai bawah, sangat susah mencari baju buat Yasin, malahan dapat sandal buat Fifi ( 7 Th ) Rp 15 000,- dan Astari, Tyas dan Ibunya bertiga seharga Rp 60 000,- dan sewaktu berjalan lagi dapat blouse untuk Tyas dan Astari masing- masing seharga Rp 35 000,-

Sudah berkeliling dan Yasin semakin bersedih saja sebab adik dan kakaknya dapat sandal dan dapat blouse kecuali ibunya dan Fifi.

Putuskan pulang, berjalan di sisi bangunan Cipulir di terpa hujan yang merintik, biarlah kita nikmati ke gagalan mencari baju buat Yasin, berjalan seperti orang kalah perang.

Tiba- tiba lewat seorang ibu dengan anaknya yang sebaya dengan Yasin ( 12 tahun ), dan saya memberanikan untuk bertanya bu dimana beli baju buat si adik ini, sebab baju untuk anak saya, saya belum menemukan penjualnya, awalnya ibu itu pasang sikap curiga, tetapi sewaktu dilihatnya saya bersama Yasin yang kehujanan dan akan membeli baju itu tetapi ngak tahu tempatnya lantas ibu itu dengan semangat memberi tahukan tempatnya, seraya minta maaf atas sikapnya tadi.

Betul juga di tempat itu langsung Yasin dapat baju tiga buah, satu kaos putih dengan bekas tendangan yang keras sebuah sepatu ngecap di dadanya seharga Rp 20 000,- kemudian kaos berwarna agak coklat seharga Rp 20 000,- kemudian kemeja putih dengan kotak garis halus hitam Rp 20 000,-

Pulang dengan hujan tetap mengguyur.

Setibanya di depan masjid di Ciracas, shalat ashar di sana, kemudian berjalan lagi dan di depan masjid Cileungsi di depan Terminal bus cileungsi berhenti sebentar untuk mengirimkan bungkusan kue buat buka puasa makmum masjid nanti maghrib.

Masuk rumah sedikit waktu akan masuk maghrib. Rezekinya yaitu hujan deras turun setelah memasuki rumah, dari tadi hanya hujan rintik saja.




Selasa, 7 September 2010.

Ke pasar pagi ini untuk membantu istri mencari bahan membuat masakan menjelang idul fitri, pedagang sayur yang biasa di beli jualannya kali ini tidak di dekati, walau ia terlihat berusaha menyakinkan saya untuk membeli barangnya, barang jualannya terancam busuk sebab ngak terjual, terutama wortel yang cepat rusaknya.


Rabu, 8 September 2010.

Masih masuk kekantor untuk memenuhi fungsi sebagai pegawai negeri, di tengah jalan di bilangan pasar Cibubur lama sempat melihat pedagang kulit ketupat dimana bisa membeli 20 bungkus seharga Rp 5 000,-

Setibanya di Carefure, motor saya parkir disana, dan jalan kaki ke kantor, langsung mengisi absen dan naik ke lantai tiga untuk mulai kerja, pekerjaan terganggu sebab Pak Bambang satu ruangan dengan saya sedang membagikan uang buat anak buahnya, yang membantu penelitiannya, sehingga saya putuskan untuk meninggalkan kantor secepatnya, untuk menjaga hati agar jangan melihat kenyataannya bahwa ada orang yang diberi dan ada orang yang di tahan rezekinya, saya siap mengambil yang paling minim dan menyerahkan diri kepada Allah semata, sewaktu memasuki Carefure untuk berburu daging,yang sekilonga Rp 36 000,- ternyata di kounter daging, banyak sekali manusia yang berkerubut, ternyata sistimnya ada beberapa pegawai carefure dua orang mengangkat karung berisi potongan daging beku langsung di curahkan di kotak besi dan diperebutkan oleh ibu- ibu, saya persis di situ tiba- tiba ada pegawai carefure yang menumpahkan daging dan daging yang mengenai tangan saya adalah daging seberat satu kilo langsung saya tangkap dan saya bawa ke bagian kasir untuk di rekatkan harghanya.

Yang di beli saat itu hanya daging, mie, sayuran mentah yang bisa di makan langsung.



Malamnya itikaf bertiga dengan Tyas istri dan saya ke masjid nurul hidayah.

Yasin dan Fifi dan Astari memilih tidur di rumah, Itikaf malam ke 29 ini di tandai dengan khataman Al Quran, getar halus merinding saat sadar jikalau bacaan ini adalah bacaan terakhir dan akan ketemu puasa tahun depan,


Kamis, 9 September 2010.

Jam 01.30 sadar dari tidur dan terbangun, memang masih terlalu pagi, tetapi baru mulai mengerjakan sayuran untuk di persiapkan untuk jus sayur ternyata selesainya sudah jam 02.00, setelah itu shalat tahajud dan secepatnya makan sahur, jam masih pagi menunjukan pukul 03.30 dan langsung naik tidur lagi.

Jam 04.26 saat anak- anak berteriak waktu imsak telah tiba langsung bangun dan mandi untuk persiapan shalat shubuh, setelah itu memperhatikan motor yang kurang bersih, sekarang waktunya di bersihkan.



Jumat, 10 September 2010.








Hari raya Idul Fitri 1341 H.







Sabtu, 11 September 2010

Silaturahmi ke rumah Bapak Iskandar Kamil mantan Hakim Agung.

Saat akan berangkat baru ingat jikalau pintu depan ini lepas pengunci dari luar, sehingga sebelum berangkat harus bekerja dahulu memasang ulang pengunci pintu dari luar, kemudian setelah selesai mengerjakan pintu, pemberangkatannya di bagi, Tyas Astari dan Yasin naik angkot dan di sambung bus sedangkan saya dan Fifi dan Ibunya anak2 naik sepeda motor.

Setibanya di Cawang diserang hujan lebat dan mendadak, bertedug di halte bus way Cawang yang belum di gunakan. tidak beberapa lama kemudian hujan pun berhenti, bermotor di lanjutkan lagi sampai ke Slipi kerumah pak Iskandar Kamil.


Masuk rumah pak Iskandar Kamil jam 13.00 ternyata Yasin dan Astari dan Tyas sudah tiba dahuluan di sana, malahan yang membukakan pintu depan si Yasin sendiri sambil tertawa, sebab dirumah itu sunyi sekali.

Sudah bertahun- tahun peristiwa ini berulang setiap tahun setiap lebaran mengunjungi Pak Iskandar Kamil, sejak masih di Denpasar tahun 1982 dahulu.

Rumah pak Is dalam keadaan sepi sebab istri beliau ada di rumah anaknya di depan agak jauh.

setelah di hidangkan makan siang hidangan ketupat lebaran kemudian mohon pamit untuk pulang dan masuk rumah jam 17.00





Tiada ulasan: