selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Selasa, Mei 09, 2006

Perjalanan pulang ke Jakarta

Kamis, 20 April 2006.

Pulang

Shalat Shubuh di Masjid lagi untuk bersyukur sebab sekarang tinggal pulang ke Jakarta.
Setelah shalat shubuh, tidur lagi dan sekitar jam 07 00 keluar menuju kantor SDA di PRP Semarang.

Terbayang kepingin sarapan serabi di perempatan Bangkong, dilihat sewaktu berangkat kemaren ke Jepara pagi-pagi, tetapi begitu melihat angkot sebaiknya ke pasar Bulu saja untuk mencari sarapan disana.

Sarapan Nasi Gudeg

Setelah tiba dipasar Bulu saya berjalan menghilir, mencari tahu mana nasi gudeg sederhana kebiasaan masyarakat Semarang, dua kali melewati gang kecil, akhirnya masih diwilayah pasar saya menjumpai ibu-ibu yang menjual nasi dengan aneka lauk ternyata gudeg menjadi salah satu pelengkap jualannya, saya langsung duduk minta makan bu, makan disini katanya, dan sayapun mengiyakan, dan diambilkan piring diambilkan nasi dengan segenap lauk pauk, lauk yang saya hindari yang pedas-pedas dan daging dan ayam pasti harganya mahal. Setumpuk nasi itu harga Cuma duaribu limaratus rupiah.
Lega rasanya perasaan tidak percuma bersabar-sabar di Semarang akhirnya menjumpai makanan yang hampir tigapuluh tahun tidak pernah dirasakan.
Setelah itu langsung naik bus menuju kantar SDA Jateng di PRPP Semarang.

Kantor SDA Jawa Tengah

Bapak Kepala Dinas tidak ada, Bapak Kepala Tata Usaha juga tidak ada, tetapi Bapak Sudirman, Kasie Perijinan Pembangunan Perencanaan ada, dimana dua hari yang lalu bapak ini tidak saya jumpai saya hanya ditemui pak Soleh anak buahnya.
Kali ini ia menerima dengan gembira, dan ia merasa tidak pernah memperhatikan jikalau di Departemen itu punya Puslitbang,
Dari tangan pak Sudirman ini saya menerima bingkisan untuk membeli oleh-oleh katanya, ia berharap saya untuk menerimanya, dan sayapun berucap terima kasih.
Setelah saya menjumpai Kepala Dinasnya Pak Nidhom Azari, saya berucap permisi.

Beli Oleh-oleh.

Di pasar Bulu saya membeli oleh-oleh berupa gula merah sekarung plastik seberat sepuluh kilo seharga empat puluh dua ribu rupiah, dan aneka macam kue basah seharga empat puluh lima ribu rupiah, terdiri dari bermacam-macam kue basah yang dijual ditoko itu, ada lumpiah semarang ada banyak, harga sekitar tujuh ratusan sebuahnya dan lumpiah seribu rupiah, dan semua dikemas dalam wadah kertas putih diikat baik untuk naik kereta.
Ada juga makanan roti enak yang dimakan sambil naik kereta. Seharga empat ribu rupiah, ada delapan gundukan roti dengan rasa coklat, nenas strobery.

Balik ke Mess untuk mengambil pakaian dan permisi ke mbah penjaga mess sambil memberikan uang sepuluh ribu rupiah, ia sangat gembira menerimanya.
Mbah penjaga mes melihat bawaan saya sangat berat, sebab gula saya gabungkan dengan tas pakaian, ia berusaha mencari taksi agar tidak repot kalau berjalan lagi dari terminal ke stasiun kereta api kalau naik angkot, harga taksi 14 ribu rupiah.
Jam 10.55 memasuki Stasiun Tawang Semarang
Jam 11.05 membeli tiket Kereta Api Argo Anggrek yang nanti sore memasuki Jakarta.
Tiket Kereta api Argo Anggrek seharga seratus delapan puluh ribuh rupiah, ini masih uang dari SDA tadi pagi.
Jam 11.30 Pintu Stasiun dibuka, sayapun masuk,
Jam 11.55 Azhan Dhuhur, saya bergegas mengerjakan shalat Dhuhur digabung dengan shalat Ashar.
Jam 12.20 kereta Argo Anggrek dari Surabaya memasuki Semarang Tawang, saya naik gerbong paling depan.
Dalam perjalanan saya duduk sendiri menikmati sambil makan roti yang dibeli bersama aan kua basah

Hujan Deras di Cawang.

Masuk stasiun Jatinegara jam 19.30. Kereta terlambat datangnya.
Seharusnya jam 18.00
Naik Angkot ke Cawang, banyak penumpang yang mengikuti saya untuk ikut naik angkot, sehingga nagkot cepat penuh.
Di Cawang hujan deras dan kilat datang mengguyur, sewaktu perpindahan angkot dari Jatinegara Cawang ke angkot Cawang Cileungsi, saya berlari dengan beban berat, dan tas pun kebasahan, banyak yang basah, termasuk juga baju, dan sewaktu menaiki angkot 56 jurusan Cileungsi, di dalam angkot pun menetes air hujan, hujan membawa banjir dan macet sehingga kendaraan berjalan perlahan –lahan.

Tiba dirumah, anak-anak sudah tidur, tetapi dilihat ayahnya datang membawa kue, semua bangun, jam menunjukan 21.30.

Tiada ulasan: