selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Khamis, Mei 07, 2009

Tebar janji buat Situ Gintung

Selasa, 31 Maret 2009.

Hari yang sedikit tersendat, sebab sepanjang jalan dipenuhi dengan bus yang parkir untuk kampanye partai Gerindra, partainya Prabowo, yang punya catatan merah tentang membungkam kegiatan mahasiswa yang menentang pak Harto dahulu.

Saya melihat apakah ini bukti keluhuran bangsa Indonesia yang dengan cepat bisa memaafkan kesalahan seseorang atau ini sekedar permainan uang belaka, saya kan dibayar pak untuk ikut ini, makan siang dijamin nasi bungkus, kemudian bus untuk pergi ke senayan di sediakan, kaos baju diberi, saya kan butuh hiburan ramai- ramai ke senayan berombongan banyak orang, kapan saya bisa ke senayan ramai- ramai kalau tidak sekarang.



Apa yang terjadi dibalik tebar senyum dan bantuan di Situ Gintung



Berbagai Partai berlomba menuju kawasan Situ Gintung untuk menunjukan perhatiannya jikalau ia peduli dengan derita rakyat, dan tadi pagi ( Selasa 31 Maret 2009 ) ada rombongan dari Bandung dengan papan nama Pikiran Rakyat koran terbesar di Bandung yang membawa bantuan ke Situ Gintung, tetapi sepanjang jalan macet di Simatupang, ia membunyikan sirenenya, kampungan banget, jelas jalan macet, telinga dibikin bising dengan niat RIA menampakan bahwa orang Bandung mau peduli penderitaan penduduk Situ Gintung.
Organisasi bantuan. Sering dianggap sebagai 'malaikat penyelamat'. Mereka datang ke daerah bencana dengan membawa bantuan. Tapi, sering yang menerima bantuan adalah mereka yang selamat, sedangkan yang menjadi korban sudah terkubur dalam lumpur sedalam 3 meter hingga hari ini belum diketemukan.

Mobil Bantuan.

Menyusul sebuah bencana alam atau kemanusiaan banyak organisasi politik, sosial dan kemasyarakatan akan datang ke wilayah bencana. Mereka datang dengan jip-jip mahal dengan berbagai peralatan canggih lainnya. Apa akibatnya untuk penduduk di wilayah bencana? Di sana banyak orang mengantri untuk mendapatkan baju bekas layak pakai, ada menjujung sembako, orang Situ Gintung dan sekitarnya meramaikan berbagai klinik dan tenda-tenda tempat penampungan dibangun"
Terlihat juga militer dan polisi. tanpa Tank-tank hanya mobil angkutan personal berupa truk panjang antara tenda-tenda. Dunia ramai menduga bantuan akan sampai pada para korban Situ Gintung. Tapi terdapat dugaan bantuan itu justru dipakai untuk kepentingan para pelaku. Tentu saja ada yang dibagikan dan ada yang di tilep sendiri, Tentu saja pegawai organisasi tahu semua itu. kalau berita ini sampai bocor keluar, bahwa semua kelompok sosial dan politik dan pemerintahan itu membantu pengungsi, para pemberi donor pasti akan segera menghentikan bantuan mereka. Nah, bagi organisasi bantuan itu artinya mereka kehilangan pekerjaan".
Pekerjaan antara kebutuhan masyarakat dan Kontrak
Sepantasnyalah semua pekerjaan yang terjadi kerena musibah, yang mengerjakan adalah penduduk setempat, biarkanlah mereka menikmati jerih payahnya sambil mengabdi buat wilayah dimana selama ini ia hidup. Terkadang pekerjaan itu dikontrak darurat kan untuk mengerjakan pekerjaan bantuan untuk bencana situ gintung.
Sudah diperhatikan berbagai organisasi bantuan mengakui saat itu mereka dilanda 'demam kontrak'. Menurut seseorang aktifis , kontrak kerja dibuat untuk wilayah tertentu. Organisasi bantuan menawarkan diri untuk mengerjakan berbagai aktivitas yang diinginkan oleh para pendonor uang. Misalnya, mendirikan tenda dan memasang pipa air minum. Mereka berpindah dari satu tempat bencana ke tempat lain, tergantung di mana ada bencana dan apakah ada uang yang akan disalurkan, masih perlu kiranya diingat ketika gelombang bantuan datang ke Banda Aceh setelah meletusnya Stunami besar-besaran.
Ketika itu kota masih porak-poranda. Penduduk setempat tinggal di naungan karton. Organisasi bantuan datang. Yang pertama dilakukan adalah membangun tenda lapangan darurat sebagai pos bantuan, membutuhkan kehidupan berupa fasilitas makan lainnya. "Saya miris setiap kali melihat semua itu terjadi. Berbagai LSM itu masuk dengan membawa kekayaan mereka. Itu saja yang dilakukan organisasi bantuan dari Barat. Mereka membuat hidup mereka di wilayah bencana senyaman mungkin".

Kritik

Memang banyak yang mengkritik keras bantuan darurat. Menurutnya, Kita selalu ingin solusi yang paling mudah. Kenyataan di lapangan jauh lebih rumit. Ini yang harus diteliti oleh organisasi bantuan. "Kadang mereka harus mengambil pilihan pahit untuk tinggal di rumah saja. Misalnya kalau ternyata orang-orang jahatlah yang justru diuntungkan dengan bantuan".
Terlihat juga para wartawan dan para stasiun television swasta menurut pandangan awam mereka terlalu sering berada di pihak organisasi bantuan. Para wartawan terlalu sering melihat drama kemanusiaan dari kacamata organisasi bantuan. banyak mereka berharap tidak hanya wartawan yang bersikap kritis terhadap organisasi bantuan. Para pemberi donor juga harus kritis. "Jangan berpikir semuanya baik-baik saja karena ini berkaitan dengan organisasi bantuan".
Kunci pokoknya adalah belum adanya masterplan bantuan situ gintung dalam minggu ini, pencaharian jenazah yang diutamakan, dikhawatirkan terjadi perusakan jenazah akibat proses pembusukan, sebenarnya lokasi situ gintung yang mungil ini tidak seharusnya menelan korban seratus lebih meninggal, walau nanti akan ada suatu pekerjaan konstruksi yang di kontrak daruratkan, yang dikerjakan pertama adalah memperbaiki dinding penahan situ yang ambrol dengan konstruksi yang terpilih dan baik, hal ini sangat kontras dengan konstruksi situ yang lama yang hanya terdiri dari tanah padat biasa. Sambungan antara dua konstruksi ini ( yang baru rehab kerusakan dan yang lama sebagai dinding existing ) yang sering mengganggu, sebab tersusun dari dua konstruksi yang beda, kemudian pembangunan saluran pelimpah, yang terdiiri dari saluran besar dan tinggi, ketinggian yang tertinggi sampai 10 meter dan terendah 1,5 meter diujung sungai pesanggrahan, dari konstruksi beton bertulang, setelah ini selesai dijamin situ sudah baik kembali.
Maka timbul masalah baru saat penduduk datang untuk memperbaiki rumah nya yang terbawa air dan hilang, ia masih ingat batas- batas lahannya, itupun kalau sipemilik masih hidup, lantas apa yang terjadi, mereka membangun terkadang melebihi batas kepemilikannya, apalagi ia tahu jikalau tetangga sampingnya hilang bersama anak dan istrinya.
Yang paling baik adalah Pemda melihat kembali status tanah itu, kemudian ditentukan kiri kanan saluran pelimpah air situ sepanjang 2,2 km itu selebar 10 meter atau lima meter kiri saluran dan lima meter kanan saluran di hijaukan dengan jalan setapak selebar 2 meter di kiri kanan saluran sebagai penengat rerimbunan, kemudian sisa lahan disebelahnya hingga mendekati batas tanah di dinding lembah di bangun rumah susun sewa murah dan bebas uang cicilan, sebab rumah susun ini harus merupakan tanggung jawab pemerintah atas meninggalnya seratus lebih jiwa yang melayang.
Pemerintah harus berani bersikap demikian sebab rakyat yang teraniaya sangat lugu tidak mau menuntut ini itu walau kerusakan tanggul situ gintung itu disebabkan kesalahan profesional, bukan kesalahan alam, sekali lagi bukan kesalahan alam. Teknisi mana yang mengatakan itu kesalahan alam.
Ada pertanyaan, apakah wilayah ini cukup aman, aman. sebab dengan berfungsinya saluran pelimpah bahaya yang dikhawatirkan tidak akan terjadi, sehingga kata kuncinya bencana itu adalah mengapa pintu saluran air pelimpah situ kok di tutup. ( Kronologi peristiwa bobolnya situ gintung ). Mengingat situ gintung itu bukan penampung air aktif dari sumber mata air yang memancarkan airnya secara terus- menerus ke situ gintung.
Sepele kan. oleh sebab itu hati nurani saya hingga detik ini gelisah jikalau hukum tidak bisa di tegakan pada kasus ini, boleh saja dengan kekayaan mereka, dengan kemampuan lobi mereka mereka terlepas dari jerat hukum, tetapi hati nurani akan selalu menghantui, profesi apa yang anda sandang dan banggakan mengapa tidak berbicara banyak pada kasus ini.

Selasa, 31 Maret 2009.
Ir H Siswoyo Seputro

Tiada ulasan: