selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Isnin, Mac 26, 2007

Berangkat ke Jogjakarta

Senin, 22 Januari 2007


Berangkat kekantor, tetapi istri menitipi jerigen 2 liter untuk membeli BBM di SBPU Taman Buah Mekarsari sebab Qinqinya kehabisan bahan bakar,

Setelah mengantarkan Astari dan Yasin langsung ke SBPU dan setelah itu balik lagi ke sekolahnya Yasin untuk menyerahkan bensin ke Ibunya yang menunggu di sana.

Ngurus Perjalanan ke Jogjakarta dan dapat uang transport Rp 380 000 ,-

Telepon dari pak Abdullah mengingatkan jikalau pemebrangkatan ke Jogjakarta setidaknya harus hari ini mengiungat acara itu dimulai besok pagi.

Jam 10.00 pulang untuk persiapan pemberangkatan ke Jogjakarta, sebelum pulang sempat ditanya naik apa pak pak Sis, saya hanya menjawab sesuai dengan besarnya uang jalan yang sekelumit untuk lima hari itu saya bilang naik motor, akh naik motor kata mereka.

Sebelum memasuki perempatan Cileungtsi sempat mampir ke agen bus Sumber Alam untuk pemesanan tiket pemberangkatan nanti sore jam 17.30 kelas ekonomi harga tiket Rp 50 000,-

Yang dahulunya ke Jogjakarta seharga Rp 50 000 ,- dan duduknya dua- dua kini telah menjadi harga Rp 75 000 .- sedangkan Ekonomi ini kelas baru yang dilemparkan untuk Jalur Cileungsi Jogjakarta mengingat peminatnya banyak juga, dimulai setelah lebaran idul fitri lima bulan yang lalu, dan komposisi duduknya 2 dan 3.

Istirahat sesampainya dirumah apalagi ini hari puasa, setelah shalat ashar kemudian mulai membenah-benah, sementara langit mendung, saat akan berangkat Yasin menangis sebab ia melihat saya memberikan uang Rp 5000 ke pada kakaknya Tyas dengan alasan Tyas kan dirumah jadi uangnya untuk apa, sedangkan ia juga dapat Rp 5000 sebagai uang sekolah selama 5 hari.

Kemudian Fifi yang paling kecil ingin ikut, ia menangis juga, terpaksa diajak ikut mengantar sampai rumah kampung dibelakang, mengingat Yasinnya berteriak-teriak memanggil mama nya yang mana sandalnya Yasin dipakai oleh mamanya untuk melangkah ke rumah belakang mengantar keberangkatan saya ke Jogjakarta, sehingga keinginan mengantar sambil berjalan kaki ria tidak jadi sebab saya harus bergegas dan mendung dan gerimis mulai menetes.

Anak-anak dan ibunya terlihat berlari kebelakang, menuju rumah, sedangkan saya bergegas untuk mencapai ujung jalan yang masih sejauh 700 m lagi dan hujan menggerimis.

Jalan dipercepat sehingga otot dan keringat dikuras keluar, hitung-hitung olah raga sore, sesampai di ujung jalan Gandoang, lewatlah bus Pulo Gadung –Jonggol dan saya stop nya dan naik. Rp 1500 biaya mencapai perempatan Cileungsi.

Diperempatan Cileungsi hujan sudah tidak turun lagi, dan saya sempat melihat jam tangan milik tetangga duduk di dalam bus jam menunjukan 16.40

Berjalan dipingiran didinding dalam jalan Fly Offer, dan samapi juga ditempat agen pemberangkatan bus Sumber Alam, terlihat dari jauh kesibukan pemberangkatan bus dan terlihat banyak penumpang diatasnya, saya yakin bukan bus yang saya naiki, sebab ini baru jam 17.00 pikirku, benar juga setelah dekat pemberangkatan bus yang Pattas dengan duduk 2-2, setelah bus itu berangkat terlihat suasana sepi, masih menunggu yang lain pikirku, sehingga saya menikmati suasana sepi dengan berbicara dengan seorang ibu tua seusia 67 Th bersama anak atau cucunya yang besar, ia tujuan Kebumen kalau nggak salah.
Ia berceritra semenjak harga naik seiring kenaikan BBM maka kalau ia pulang ia hanya bisa naik ekonomi saja.

Kemudian bus Ekonomi Sumber Alam masuk dan parkir di jalan raya, sejurus kemudian di ijinkan penumpang untuk naik.

Bus ini sangat sederhana, tidak menggunakan lapis lantai seperti vinyl misalnya, dan langsung terlihat baja bintang nya sebagai lantai, kemudian kursinya tidak ada pembungkus keringatnya sehingga harus sering dicuci minimal tiga hari sekali untuk mencegah bau yang melekat di permukaan duduk penumpang.

Saya mengantisipasi bahwa penumpang ekonomi adalah penumpang yang merokok, betul juga bus belum berangkat orang-orang sudah merokok, sebagai pelepas ketegangan menunggu kedatangan bus.

Kemudian terlihat petugas bus me absen dan penumpang yang ditunggu malau terlihat berlari datang seorang anak muda dengan bawaan yang banyak juga di punggungnya.

Kemudian jam 17.30 tepat bus berangkat, berjalan perlahan-lahan memecah kemacaten sepanjang jalan Cileungsi hingga Bekasi.

Maghrib pun datang padahal bus belum lepas dari kemacetan di Batar Gebang Bekasi, saya membaca doa banyak-banyak terutama untuk kesejahteraan anak-anak dan kesehatannya, kemudian saya meraih minuman yang dibuat istri dan masih hangat yaitu minuman sereal rasa vanila.

Sedap dan enak, memang betul janji Allah siapa yang ingin enak ya berpuasalah.

Bus masih melaju menuju Bekasi dan sesampainya di jalan raya Bekasi terlihat lenggang dan langsung memasuki jalan Tol di Bekasi Barat, setelah didalam deretan kendaraan yang dijalan tol bus terlihat mulai menunjukan jati dirinya sebagai bus antar kota antar propinsi.

Minuman hangat belum habis, tetapi bus sudah melaju diatas jalan tol, Bekasi Timur telah dilewati dan Tambun dan kendaraan melaju terus, saya belum mengerjakan shalat Manghrib sebab setahu saya bus ini akan berhenti didaerah Jatibarang, untuk memberi kesempatan penumpang untuk makan minum berturasan bershalat dan istirahat lainnya.

Setelah sampai di Jatibarang saat bus akan memasuki restoran langganan Bus Sumber Alam, hujan turun menderas dan saya terobos saja hujan itu untuk berlari menuju emperan restoran dan masuk untuk mencari tempat shalat, hujan ini membuat banyak bagian di restoran ini bocor, terutama dibagian berwudhunya.

Tempat shalat cukup kecil dan banyaknya orang yang shalat, sehingga padat juga, tetapi tidak dipisahkan mana laki dan perempuan.

Setelah selesai shalat saya cuci tangan dan menjaga terus kebersiahan dengan tidak menyenggol apa-apa sebab akan makan, dan meloncat keatas bus dan ke tempat duduk dan makan.

Makan an yang dibawa dari rumah ternyata enak juga nasi dengan tahu goreng dua buah kecil-kecil dan ikan tonggkol di iris tipis melintang dan sayurnya sayur nangka yang dibeli saat akan berangkat ada penjual sayuran yang lewat.

Istirahat sebentar dan bus berangkat lagi membela kegelapan malam menuju Jogjakarta.

Memasuki Brebes sudah mulai ngantuk dan akhirnya tertidur

Tiada ulasan: