selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Selasa, Mac 27, 2007

Pembukaan SPH

Senin, 05 Februari 2007


Undangan pembukaan SPH proyek 71 Milyard, Pembangunan Gedung Departemen Kelautan dan Perikanan.

Berangkat dari rumah jam 06.00, mengingat banyak daerah genangan, dan mau lewat dimana sehingga harus banyak waktu yang disediakan untuk mencari jalan.
Astari ikut ke sekolah pagi itu walau hujan merintik sehingga ia datang paling pagi, Yasin jangan sekolah dulu lah sebab masih hujan.

Sesampainya di masjid Kuning di dekat Cibubur, langsung shalat Dlhuha, jam menunjukan pukul 06.35. dan langsung menuju ke Jalan Bogor lama, kemacetan dan hujan belum mulai, pikiran cemas jikalau pasar di Cibubur terendam air ternyata pagi ini tidak terbukti, saya sempat melihat air sungainya memang besar dan menghanyutkan banyak alat-alat rumah tangga yang dengan garangnya semuanya di jadikan sampah sungai.

Menyusuri jalan Bogor Jakarta sampai di Celilitan, sewaktu menunggu lampu merah sempat merogoh biskuit yang dibawaain dengan istri untuk dimakan ditengah jalan, sebab udara dingin sehingga perlu ada asupan makanan supaya perut ngak kembung.

masuk lagi menyusuri kepadatan lalu lintas di depan PGC sampai di Uki, disini terlihat air genangan menutup rata terowongan under pass Uki, lobang terowongan tak terlihat lagi.

Saat banyak motor didepan saya yang berhenti kerena terjebak banjir di depan kearah Kebon Nenas, saya berusaha untuk melihat permasalahan, apakah memang saya sudah tamat tidak bisa mencapai kantor Departemen Kelautan dan Perikanan untuk mengikuti pembukaan SPH hari ini, sempat berhenti sejenak dan mulai mengirim SMS ke pak Purwadi dan pak Marsudi DKP, kemudian setelah itu saya sempat berbicara dengan sesama pengendara, dan menguraikan tujuan, bahwa saya akan ke daerah Monas, langsung dia memberi saran sebaiknya lewat Rasuna Sahid sebab disana agak kering dan kalau ada genangan tidak terlalu dalam.

Akhirnya saya balik arah menuju perempatan UKI dan belok Kanan memasuki jalan MT Haryono, walau tidak bisa cepat tetapi termasuk lancar, sewaktu melewati gedung BRKP lama sempat memperhatikan bahwa gedung itu terhindar dari banjir, kemudian lampu merah di Otista dan lanjut lagi , sempat memperhatikan gedung BULOG yang ditangani PP dan dimanagerein dengan pak Agus, oang yang sama mengelolah BRKP Ancol. sampai diperempatan belok kalau kanan menuju Rasuna Sahid, udara masih dingin dan hujan merintik terus, motor berjalan sedang- sedang aja sebab banyak mobil sedan yang kelimpungan mencari arah sehingga jalanya tidak pas, terkadang belokmkiri dan belok kanan.

Sesampai di daerah Setia budi, arah dari saya diputar balik ke jalur kanan dan semua kendaraan dibelokan kesana sebab hanya jalur itu yang tidak tergenang air, sehingga macetnya jangan ditanya.

Setelah melewati sungai besar di bawah yang sejajar dengan jalan Sultan Agung ( Jalan Sultan Agung sendiri tergenang air sedalam 4 meter ) kendaraan lancar dan memasuki DKP tepat jam 08.50.


Sempat ngopi dan ganti baju diruangan pak Marsudi sebelum masuk keruang rapat.


Yang memasukan SPH 9 perusahaan, Pt Waskita Karya, PT Triparkasa, PT Jaya Kontruksi, PT Wijaya Karya, PT Istaka Karya, PT Hutama Karya, PT PP dan terakhir PT Nindya Karya.

Acara pembukaan lancar saja dan tidak ada yang digugurkan dan semuanya memenuhi syarat untuk mengikuti tahapan evaluasi.

Pak Purwadi datang agak terlambat, ia datang sekitar acara sudah membuka SPH sebnayak 5 peserta.

Saya tahu dari ucapan pak Marsudi sendiri bahwa acara hari ini belum sempat disiapkan snaknya sebab ngak sempat ngurusin.

Padahal saya dari sejak berangkat keluar rumah sudah dibekali dengan biskuit roma anti lapar, sehingga ditempat rapat yang dingin udara AC nya saya dengan tenang membuka tas untuk merogoh kepingan biskuit untuk saya kunyah-kunyah sendiri.

Sampai acara pembukaan SPH ditutup, snak yang dipesan belum juga datang, tetapi sejurus kemudian datang bergegas-gegas orang kantor DKP mengantar bungkusan dengan isinya snak.

Saya langsung memakannya, isinya enak-enak.

Kemudian panitia mempersilahkan pindah kekantor depan untuk mengikuti acar selanjutnya, ewaktu naik kelantai 2 sempat berbicara dengan bapak ang punya restoran bahwa anak saya berniat untuk magang direstoran bapak. Dan ia menyanggupi, Cuma kurang serius begitu nampaknya.

Saat itu saya duduk menunggu acara berikutnya sementara yang lain menghilang, sewaktu saya tanya kemana yang lain dijawab oleh salah seorang yang tinggal bersama saya mungkin shalat dlhuhur, baru saya sadar bahwa saya kurang memperhatikan bahwa saya belum mengerjakan shalat dlhuhur,

Meninggalkan ruangan dan mengambil sandal diruang pak Marsudi dan mengambil wudhu dan selanjutnya mengerjakan shalat Dlhuhur.

Setelah shalat dipersilahkan untuk makan siang dengan hidangan Hoka – hoka bento, makanannya terlalu standard dan rasanya sudah bisa dbaca sebelum dimakan sehingga tidak lagi terlalu istimewah.

Kemudian semua panitia yang ada diminta untuk memasuki ruangan menuju ruangan Kepala Biro Umum Departemen Kelautan dan Perikanan, sebelum masuk saya berusaha untuk menolak sebab ini adalah taraf penilaian pemborong yang harga proyeknyanya tahap pertama ini senilai 71 milyard, bagi saya harus hati- hati.

Saya sudah mengatakan didepan pak Pur bahwa saya adalah team lintas departemen bukan bawahannya Kepala Biro Umum DKP.

Sehingga sewaktu memasuki ruang rapat, saya masuk tanpa ada rasa sedikitpun, diterima dengan ramah oleh pak Aji Kepala Biro Umum, dan yang masuk diruang adalah, saya, pak Purwadi, pak Mariono, pak Marsudi dan pak Waluyo.

Karo minta agar rapat evaluasi harus rahasia, ngak boleh mengirim Hp sewaktu rapat, ada Satpam yang dikirm dari Kelautan, di hotel yang terpencil.

Akhirnya saya beri alternatip. Sekarang mencari hotel di Jakarta sanat susah sebab banyak dipakai pengungsian korban banjir, yang mampu membayar hotel. Memang ada rencana ke hotel Allson hotel Appateremn, ternyata disana penuh.

Kemudian saya memberikan pandangan lagi bahwa, jangan samapi sedang asyiknya rapat evalusai kemudian listrik hotel mati sebab hari ini banyak kawasan trafo listrik PLN yang mati, sehingga amannya ya diluar Jakarta.

Pandangan saya berikutnya adalah Hotel Salak Bogor, sebab ada ruangan rapatnya, ada ruang tinggalnya berupa kamar-kamar hotel, fasilitasnya lengkap sebab ada kolam renangnya walau kecil, ada fitnes centrenya, ada playgroupnya, ada restorannya.

Akhirnya pak Aji menyetujui untuk mengambil opsi dari saya yaitu hotel Salak.

Rapat ditutup, dan saya berlari dengan kencangnya kendaraan motor menuju kantor sebab belum mengambil gajih bulan ini.
Hari Jumat kemaren bendahara gajih masuk tetapi pemegang kunci ngak masuk.

Insiden hampir terjadi sewaktu saya akan berbelok kekanan di ujung jalan Menteng Raya setelah selepas tugu tani, depan Kedawung group, akan memasuki ujung jalanCut Mutia, didepan sudah ada perempatan lagi yang meluncur taksi dengan kencang, saya sempat ngerem, tetapi bajay di belakang saya juga lagi kencang tapi bisa berhenti, kalau tidak dimakan dengan taksi.

Kemudian memasuki jalan Sam Ratulangi dan ketemu ujung jalan Rasuna Sahid untuk menuju kekantor.

Perjalan kekantor sepanjang itu lancar saja dan sesampainya di kantor sudah banyak orang sudah pulang, saya was – was takutnya bendahara gajih juga sudah pulang.

Sewaktu tiba di kantor langsung melemparkan pakain pelapis hujan dan tas segala di depan satpam untuk kemudian naik kelantai 2 menuju ruang bendahara gajih.

Bendahara gajih belum pulang, hanya saja uangnya sudah dimasuk brandkas tetapi belum di kunci.

Setelah menerimah gajih langsung naik kelantai ke atas untuk ketemu pak Abdullah untuk mengerjakan shalat Ashar berjamaah, sat itu baru tahu sajadah ditempat shalat tingal satu, kemana yang lain.

Pulang kerumah, tanpa mau berlama-lama sebab mendung sudah menggantung, tetapi belum hujan juga.

Diperjalanan masih mikirin beras dirumah yang habis, tinggal bertahan dua kali masak saja, sesampai nya di Pasar Cibubur berhenti untuk menawar beras, motor dibiarkan disisi kiri dan setelah setuju harga Rp 240 000 saya balik lagi kemotor dan pemilik toko beras terlihat mengangkat beras menuju motor sambil menyebrang jalan.

Perjalanan pulang sangat miris juga takut diguyus hujan sedang membawa beras ini digoncengan sepeda motor belakang.

Sampai dirumah hujan belum turun juga dan beras langsung di bagi dua agar bisa di angkat dan sisa beras diberikan sebagian kepada keluarga yang sangat kekurangan dengan jumlah anak banyak.

Tiada ulasan: