selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Isnin, Mac 26, 2007

Menolong anak kejang-kejang

Jumat, 15 Desember 2006

Ke RSCM, Mengantar Tyas, sebab akan mengontrol Feritin darah di lab RSCM.
Berangkat lancar saja, hanya saja kemacetan baru dujumpai di Celilitan di depan PGCelilitan, sebab ada penyempitan akibat pembangunan stasiun busway, setelah itu lancar sampai RSCM, melewati jalan DI Panjaitan samapi persimpangan jalan Pramuka belok kiri ketemu jalan kereta api di jalan Pramuka, berhenti sebentar sebab ada Lokomotif langsir, lanjut lagi keSalemba dan masuk RSCM, halaman parkir Thalasemia.

Setelah mengantri di depan Askes sempat berbicara dengan ibu-ibu yang menderita tumor payudara yang menyanyakan sakit apa dan siapa yang sakit, saya menjelaskan jikalau saya mengantar anak saya yang sakit, tetapi ibu itu membantah sebab menurut pandangannya Tyas nggak sakit,

Tyas dapat nomer urut 257, sekarang pemanggilan baru nomer 180, saya sarankan menunggu saja, selama menunggu itu banyak berbicara dengan ibu-ibu pegawai negeri itu yang sakit tumor payudara dan sudah diangkat dan dia perkirakan bahwa anggaran yang telah dikeluarkan untuk sakitnya sudah menghabiskan limabelas juta rupiah.
Berjalan ke Laboratorium RSCM setelah menerima SPJ, melewati laboratorium rotngen, tetapi sesampai disana ada pernyataan suster yang melayani laboratorium bahwa komputer laboratorium mati sehingga disarankan pasien memasukan permohonan pemeriksaan laboratorium di laboratorium 24 jam yang swadana dan membayar 15 % lebih mahal, setelah ada pengumuman ini berbondong-bondong orang minta pelayanan cepat walau harga dinaikan, tetapi saya mengikuti arus saja, sempat berfikir mengapa kok segampang itu rumah sakit menyatakan bahwa pelayanan tidak bisa dilaksanakan sebab komputer hang, komputer kan alat kerja.

Tiba-tiba tirai kounter laboratorium dibuka dan pelayanan dibuka kembali sebab komputer sudah baik, waktu yang dipakai untuk administrasi ini saja sudah 2 jam lebih.

Akhirnya namanya Tyas dipanggil, dan mengambil formulir dan diserahkan ke bagian pembayaran : membayar Rp 137 000,-

Periksa SGOT ( AST ) Rp 12 000,-
Periksa SGPT ( ALT ) Rp 12 000 ,-
Periksa Bilirubin Total Rp 11 000 ,-
Periksa Bilirubin Direct Rp 7 500,-
Periksa Anti HBs Rp 44 000,-
Periksa Ferritin Rp 47 000,-
Jarum Rp 1 000,-
2 Plain Vacutainer Rp 2 400,-

Setelah itu memasuki bilik pengambilan darah, dan setelah itu berjalan pulang meninggalkan laboratorium, sewaktu melewati pedagang minuman hangat sereal energen coklat, saya pesan satu untuk Tyas, sementara Tyas meminum saya naik kelantai dua sekretariat Popti untuk menanyakan perihal persiapan pertemuan anggota besok.

Pulang meninggalkan RSCM mengejar Jumatan, sebab sekarang sudah hampir jam sebelas siang, motor agak cepat dikemudikan dan sampai juga target untuk shalat jumat di masjid Jin di desa Kelapa Dua Wetan.

Shalat Jumat telah dilakukan, selama itu Tyas duduk diluar masjid, kemudian motor dikemudikan lagi dan baru sampai didepan SD sebelum masuk pintu masuk IPRIJA, ada anak yang sedang kejang-kejang digendong bapaknya sementara ibunya mangis histeris, saya turun dari motor, pikiran saya saat itu apakah anak habis ditabrak sepeda motor, atau terjatuh dari sepeda motor, ternyata ya kejang, ayahnya sedang memberi nafas buatan dari mulut sianak sambil jemarinya dimasuk ke lidah sianak, melihat situasi ini saya ingat nasihat orang cina yang, dahulu jikalau anak-anak lagi di transfusi para orang tua ada yang mengobrol dan saat itu saya mendengar kata orang cina perempuan itu pada orang cina yang sedang saya pinjami HP, saat itu saya sedang mneghubungi di rumah akanmenceritrakan keadaan Tyas, saat itu kira-kira tahun 1996. ia mengatakan jikalau ada situasi gawat dimana anak mengalami kejang-kejang tekan saja punuk, pangkal leher belakang si anak diatas pertemuan tengkorak kepala dan batang leher.

Hal ini yang saya lakukan dengan menghunuskan jari telunjuk tangan kanan saya keatas saya ucapkan Lailahailallah dan saya tarik dan tusukan kepangkal leher atas kepala sianak, setalah saya lakukan sejurus kemudian saya kecapeaan, saya menyetop mobil kijang hijau yang mengemudikan pak haji untuk minta tolang mengantar sianak ke Rumah Sakit terdekat didepan, jangan berbalik arah.

Kemudian saya dihadang oleh seorang tentara pada saat saya sudah diatas motor sementara menunggu Tyas naik keboncengan, ia menanyakan apakah si anak masih ada, saya jawab ya masih ada, mumpung bapak bertanya dan tolong si ibu yang tidak terbawa mobil itu tolong di bonceng ke rumah sakit terdekat, rumah sakit mana katanya, didepan ada rumah sakit, saya juga mikir depan mana ada rumah sakit.

Motor berjalan ternyata rumah sakit itu ada tetangga jauh tempat kursusnya Tyas di komplek Cibubur 2 dijalan Lapangan Tembak, sesamapi disitu saya melihat dari luar mobil hijau itu parkir, saya mengucapkan terima kasih pada bapak itu mau mengantar dan saat itu saya melihat si ibu telah menggendong anaknya yang telah mulai menangis, saat saya mendengar tangisannya saya gembira, berarti masa kritis telah dilampui.

Tiada ulasan: