selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Selasa, Mac 27, 2007

Hari terakhir di Hotel Salak Bogor

Jumat, 09 Februari 2007

Setelah sarapan pagi ini, yang berlangsung meriah, saya dengan anak-anak dimana orang-orang DKP sudah banyak yang bubar, dan tidak sarapan kerena ketiduran, istri berkemas, ditetapkan Fif i dengan Mamanya, dengan Tyas dan Astari untuk pulang pagi ini setelah sarapan, kemudian Yasin boleh ikut saya pulang setelah makan siang seusainya shalat Jumat siang nanti.
Saat berpisah Yasinnya terlihat agak sedih.
Untuk menghibur ia dari sedih saya ajak ia ikut masuk keruang makan pagi sebab disana masih ada tiga orang DKP yang masih sarapan.
Tahu jikalau sebentar siang motor akan dipakai jalan pulang, saat ini motor saya buka kuncinya dan saya panaskan.

Shalat Jumat di Masjid Kejaksaan di depan hotel Salak.
Habis shalat Jumat acara di tutup, dan makan siang di restaurant Fatmawati.

Sempat minta dibungkuskan dua dos nasi ikan ayam gurame untuk ibunya dirumah.

Sewaktu akan pulang, motor berubah posisinya, agak mundur 20 cm, terhalang mundurnya sebab di depannya ada dikunci, apakan ini berarti motor disenangi maling ?.

Minta bantuan satpam untukmendorong motor, tetapi ternyata ringan saja masalahnya.

Sekeluarnya dari hotel masuk jalan Juanda di depan hotel, tetap di jalur kiri, kerena ada helm, Yasin duduk dibelakang, tas menggelantung di kiri kanan pundak.
Di jalan Juanda ini menjumpai pertigaan ada lampu merah dan dijaga polisi, sejurus lampu merah, masuk jalan Jalak harupat, disini mulai macet saya mengambil jalanan turun ke jalan Sempur, dan naik ke jalan Salak. Mengikuti jalan ini ketemu jalan Pejajaran langsung keluar kearah Cibinong.

Masuk rumah jam 15.00

Beberapa pemikiran berkaitan dengan evaluasi kemampuan pemborong klas formula 1 ini,

- rata – rata pemborong tidak memperhatikan faktor kritikal lokasi pembangunan dimana di laksi menyilang kabel tegangan tinggi yang tertanam di dalam tanah dan mensupply Istana Negara, tempat kerja Presiden, Departemen Dalam Negeri, Mahkamah Agung dan Monas dan wilayah sekitarnya seperti Istiqal Masjid, Pertaminan.

Hal ini tidak dijadikan pertimbangan pokok dalam methodepelaksanaan pembangunan mengingat ke kritisannya.

Tiada ulasan: