selamat berjumpa semoga tidak marah-marah

Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu diri sendiri sedang mereka tidak sadar. (QS. 2:9)

In trying to deceive GOD and those who believe, they only deceive themselves without perceiving


Khamis, Januari 17, 2008

Kirim uang buat Pak De Totok Situbondo

Selasa, 13 November 2007

Istri ikut sampai perempatan Cileungsi sebab, ia akan kontrol gigi, Fifi dibawa juga.

Dikantor, diatas meja ada undangan pembahasan kegiatan tahun 2008 yang mana pembahasannya akan dilaksanakan hari Rabu dan Kamis besok.


Kajian Banjir

Jakarta beberapa hari ini akan menghadapi banjir lagi
Dan pemerintah juga tidak berbuat banyak untuk keluar dari kepungan banjir
Pada prinsipnya banjir tidak bisa di hentikan
Hanya bisa di elakan alirannya
Aliran air nya di belokan
Melintas pada wilayah yang tidak menimbulkan korban manusia
Ada baiknya jikalau langsung dari hulu hingga ke laut
Ada saluran air yang menampung kelebihan air itu menuju ke laut
Jikalau di Amerika dengan kekuatan anggarannya
Ia bisa menangkap air di suatu tempat yang dijadiakan daerah tangkapan air
Kemudian menyalurkannya lewat pipa plastik tebal dan elastis
Menuju laut
Berapa jarak antara penampung air dan out letnya
Semakin jauh semakin mahal
Tapi ini sudah merupakan ide baik untuk mencari jalan keluar
Bagaimana Jakarta bisa terbebas banjir.
Kasus banjir kanal yang selama ini
Selalu menyisahkan masalah
Yaitu penggantian lahan yang terkena pembangunan saluran kanal




Siang hari sekitar jam 13.00 keluar dari kantor sebentar untuk kirim uang ke Pak De Toto Situbondo, yang sekarang terkena sakit, dugaan sakit adalah radang paru akibat seringnya merokok.

Sedang berjalan melintas pinggiran jalan Sapta Taruna, berjumpa dengan teman lama, Made Laba dan Ketut Latria, ketut Latria ini adik nya pak Diartika, dosen Unud, sedangkan Made Laba adalah teman lama, se angkatan masuk kuliah dahulu.



Kirim uang ke Pak De Totok di Situbondo, melalui Bank Mandiri cabang Giant Supermarket.

Buka puasa di kantor

Hujan menderas menjelang maghrib

Sudah habis makan buka puasa juga masih hujan.

Saat mencapai jalan raya, ternyata macetnya luar biasa, hari masih hujan, gelapnya malam dan rintikan hujan yang turun tidak mengurangi semangat suporter sepakbola Jakmania menari-menari dijalan raya, menimbulkan kemacetan yang luar biasa, sangat payah untuk bisa melintas.

Untung saja tidak ada yang berlaku kriminal, hanya saja wajah kesal kerena kemacetan yang melingkar disekitar Pasar Jumat.

Setelah melewati persimpangan Fatmawati, jalanan kembali lancar hingga di rumah. Masuk rumah jam 21.00.

Kerena dingin sehabis menempuh perjalanan malam, saya membuat teh panas dengan dicampur jahe dengan gula, apa yang terjadi, mata ini sukar untuk diajak tidur, cafeine di dalam teh cukup membuat mata terjaga- jaga.

Tiada ulasan: